Mountaineering Ala Backpacker Jakarta

Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras, berbahaya, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan ini.

Pada dasarnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang keras, keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya sendiri.

Mungkin dari teman-teman sendiri pasti memiliki arti tersendiri dalam mengartikan mendaki gunung. Nah dalam mendaki gunung ada istilah mountaineering.

Foto by maxresdefault

Aktivitas mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu kegiatan yang langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang menamakan diri sebagai kelompok Pencinta Alam, Penikmat Alam dan semacamnya). Melainkan sudah dilakukan oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun bukan berarti kita bisa menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung, menjadi bidang ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis.

Didalam pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui, yang berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang Mountaineering.

Kali ini gw akan coba sharing tentang mountaineering ala Backpacker Jakarta.  Biar ga panjang lebar, cusss kita bahas step by step:

Mountaineering berasal dari kata Mountain yang berarti Gunung, sedangkan Mountaineer adalah orang yang berkegiatan di gunung.  Jadi, Mountaineering adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit

Mountaineering menurut istilah umum adalah segala kegiatan yang bermedan gunung. Sedangkan menurut istilah Pencinta Alam adalah cara mengatasi lintasan di daerah pegunungan baik menggunakan alat ataupun tidak.

Ok, sampai disitu mungkin teman-teman sudah bisa memahami. Tapi, pasti ada sebuah tanda tanya donk? Kegiatan apa saja sih yang masuk dalam mountaineering? Yuk simak lagi kebawah:

Kegiatan yang termasuk mountaineering adalah:
1. Survival = Segala kegiatan untuk bertahan hidup di alam.
Pengertian Survival menurut versi Backpacker Jakarta:
S = Sadarilah Sungguh-Sungguh Situasimu
U = Usahakan untuk tenang
R = Rasa Takut dan Putus Asa Harus dihilangkan
V = Vacuum (jangan bergerak jauh, dan tingkatkan daya tahan tubuh)
I = Ingatlah Dimana Berada
V = Viva (hargai hidup, jangan putus asa)
A = Adat Istiadat Setempat harus dihargai
L = Latih diri, dan belajar terampil

Pengertian Survival menurut versi militer:
S = Sadarilah betul-betul situasimu
U = Untung malang tergantung pada ketenanganmu
R = Rasa takut dapat dikuasai
V = Vakum isilah segera
I = Ingatlah dimana kau berada
V = Viva (hidup) hargailah dia
A = Adat istiadat setempat perlu ditiru
L = Latihlah dirimu dan belajarlah selalu

Andai tersesat mengalami musibah, ingatlah arti survival, agar dapat membantu kita keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Beberapa bagian dari Survival yaitu:
a. Survival Food= Cara bertahan hidup dengan makanan
b. Survival Fire= Cara bertahan hidup dengan menggunakan api
c. Survival Water= Cara bertahan hidup dengan menggunakan air
d. Shelter= Tempat perlindungan
e. PPPK= Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

2. Climbing= Kegiatan pemanjatan atau menaiki tebing
3. Rappeling= Kegiatan penurunan tebing
4. Navigasi= Kegiatan yang mempelajari Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK)
5. Penyebrangan= Cara melintasi daerah yang medannya secara garis besar basah dan kering
6. Hiking= Kegiatan pendakian gunung
7. Shelter= Tempat untuk bertahan hidup di alam

Foto by studybreaks

Pembagian Mountaineering:
Mountaineering berdasarkan medan yang dihadapi:
1. Hill Walking = Perjalanan mendaki bukit-bukit atau pegunungan yang belum membutuhkan peralatan khusus dan tekhnik khusus.
2. Climbing = Pendakian yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus.

Climbing dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Rock Climbing = Pendakian pada batu yang membutuhkan alat dan teknik khusus.
b. Snow and Ice Climbing = Pendakian pada gunung es atau daerah besalju yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus.

3. Scrambling = Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak terlalu terjal yang terkadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

Foto by Visit Carlingford

Beberapa kegiatan yang perlu dikuasai dalam kegiatan mountaineering:
1. Navigasi
2. Survival
3. Ilmu pendaki medan gunung
4. Pengetahuan tanda-tanda alam
5. Pengetahuan dan tekhnik SAR
6. Biologi dan Zoologi
7. Pengetahuan tanda dan jejak
8. Tekhnik phionering atau tali-menali
9. Teknik isyarat
10. Keadaan medan

Foto by Rejeki Nomplok

Klasifikasi pendakian berdasarkan kemiringan:
1. Grade one= Sudut kemiringannya ± 300
2. Grade two= Sudut kemiringannya ± 450
3. Grade three= Sudut kemiringannya ± 750
4. Grade four= Sudut kemiringannya ± 900
5. Grade five= Sudut kemiringannya > 900

Pengelompokan bahaya di gunung:
1. Subjektif= Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang berasal dari diri sendiri.
2. Objektif= Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang berasal dari alam atau lingkungan sekitar.

Perencanaan dan perbekalan pendakian yang harus dipersiapkan:
1. Kenali jenis medan yang akan dihadapi
2. Tentukan tujuan perjalanan
3. Ketahui lamanya perjalanan
4. Ketahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban (berat beban yang dibawa tidak melebihi 1/3 berat baadan)
5. Perhatikan hal-hal khusus

Perjalanan sesuai dengan medannya dibagi atas beberapa bagian yaitu:
1. Perjalanan pendakian gunung
2. Perjalanan menempuh rimba
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa
4. Perjalanan penelusuran goa
5. Perjalanan pelayaran
6. Perjalanan pada es dan salju

Persiapan Pendakian
Langkah-langkah persiapan pendakian:
1. Pengetahuan terhadap diri sendiri
2. Perlengkapan dan perencanaan
3. Pengetahuan dan tekhnik pendakian gunung
4. Menguasai pengetahuan medan
5. Memperhitungkan bahaya
6. Memperkirakan waktu pendakian

Rumus pendakian gunung 5W 1H:
1. Why= Kenapa (Alasan kita melakukan pendakian)
2. Where= Kemana (Menentukan tempat pendakian)
3. When= Kapan (Waktu melakukan pendakian)
4. What= Apa (Yang kita dapatkan dari pendakian tersebut)
5. Who= Siapa (Orang yang melaksanakan kegiatan)
6. How= Bagaimana (Proses pendakian tersebut)

Klasifikasi Pendakian:
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.

Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1: Berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2: Medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3: Medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4: Kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5: Rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6: Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing)

Syarat-syarat untuk menjadi seorang pendaki gunung:
1. Sifat mental
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.

Beberapa latihan penyesuaian diri :
1. Melatih ketahanan tubuh
2. Latihan bebas
3. Variasi latihan

Cara menentukan lama pendakian :
1. Waktu istirahat
2. Waktu perjalanan
3. Waktu hambatan

Sistem pendakian:
1. Himalayan System= Sistem yang digunakan untuk perjalanan pendakian gunung yang memakan waktu lama (berminggu-minggu). Pendakian sistem ini dikatakan berhasil jika salah satu anggota team berhasil mencapai puncak meski anggota lainnya hanya sampai tengah (gugur).
2. Alpine System= Sistem yang tujuannya agar semua pendaki sampai puncak bersama. Sistem ini lebih cepat, perjalanan pendakian dilakukan bersama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai puncak.

Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah penyesuaian diri terhadap udara, menurut teori Apoelar ”semakin tinggi suatu tempat, maka semakin sulit kemampuan paru-paru untuk menghirup oksigen”. Aklimatisasi pendakian untuk orang yang biasa hidup di ketinggian ± 500 mdpl memerlukan waktu:
2-3 hari untuk ketinggian 2000 – 2500 mdpl.
3-4 hari untuk ketinggian 2500 – 3000 mdpl.
Melakukan penyesuaian di ketinggian 2000 mdpl selama 7 hari untuk ketinggian ≥ 4000 mdpl.

Nah begitulah sedikit sharing tentang mountaineering ala Backpacker Jakarta. Next akan kita bahas tentang Basic Survival.

Author: @arifkutiah
Editor : @febe_shinta

Views: 908

admin

Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas Travelling yang didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta dan sekitaranya (Bogor, Tanggerang, Bekasi dan Depok.

Instagram : @backpackerjakarta
Tiktok : @backpackerjakarta
Twitter : @official_bpj
Facebook : backpackerjakarta
Group Wa : 081237395539

Baca Artikel Lainnya