Beberapa waktu yang lalu BPJ berkesempatan mendatangi salah satu Gunung Api Terbesar yang pernah ada. Meski saat ini hanya menyisakan sebagian kecil dari letusan yang konon saat itu menjadi salah satu Bencana terbesar dalam sejarah namun masih bisa melihat keindahan yang ada disana.
Sekitar 40 Orang kami menyewa satu buah kapal besar untuk mengeskplore keindahan Pulau Krakatau dan pulau sekitanya seperti pulau Umang2, Pulau sebesi, Pulau sebuku dan bahkan kami bis amenyaksikan keindahan pulau panjang dan gunung rakata dalam jarak yang sangat dekat.
Saat ini anak Gunung Krakatau masih terus aktif dan terus membesar. Meski beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir gunung ini sudah meletus namun alhamdulilah saat ini masih bisa disaksikan kemgeahnya dalam jarak dekat yang tentunya melalui pengawasan juga. Berikut ini Sejarah Mengenai Letusan Gunung Krakatau yang mungkin bis amenjadi refresi buat temen2 semuanya. Tepat 132 tahun lalu, letusan Gunung Krakatau mengeluarkan letusan dahsyat. Secara bersamaan ketiga gunung tersebut meletus dan meluluhlantakkan satu pulau hingga tak berbekas. Peristiwa ini menyebabkan 36.417 nyawa tewas mengenaskan.
Sebelum meletus dahsyat, lokasi yang kini ditempati Gunung Anak Krakatau ini merupakan sebuah pulau bernama Pulau Krakatau, berada di tengah-tengah Selat Sunda yang membelah Pulau Jawa dan Sumatera. Terdapat tiga gunung di atasnya, yakni Gunung Perboewatan, Gunung Danan dan Gunung Rakata.
Peningkatan aktivitas seismik sudah terdeteksi beberapa tahun sebelum letusan berlangsung, ditambah rangkaian gempa yang mengguncang wilayah Australia. Tidak ada yang menyangka, 20 Mei 1883 menjadi tanggal yang akan dikenang sepanjang sejarah. Dimulai dari munculnya asap Gunung Perboewatan yang berada di sisi utara, lava kembali terlihat di dua gunung di sebelahnya.
Jelang siang hari, erupsi dari ketiga gunung berapi ini mencapai puncaknya. Abu vulkanik yang terlempar dari letusan ini mencapai ketinggian 6 km. Bahkan gemuruh dan ledakan yang ditimbulkannya terdengar sampai Jakarta yang berjarak 160 km.
Banyak pengamat kegunungapian menilai ledakan yang timbul dari Krakatau ini setara dengan 200 megaton TNT. Itu berarti kedahsyatannya 13 ribu kali dari ledakan nuklir yang menghancurkan kota Hiroshima selama berlangsungnya perang dunia kedua, atau empat kali dari ledakan bom hidrogen Tsar Bomba buatan Rusia. Tak lama setelah meletus, aktivitas Krakatau sempat berhenti selama beberapa minggu berikutnya.
Erupsi kembali terjadi pada 16 Juni, dimulai dengan ledakan keras dan menutupi seluruh pulau dengan kepulan awan hitam selama lima hari. Letusan Krakatau mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 1883, atau tepatnya 25 Agustus. Gunung ini telah mencapai fase paroksismal yang menghancurkan.
Letusan mencapai puncaknya sehari setelahnya, tepat sekitar pukul 14.00 WIB, para pengamat melihat awan hitam yang berisi abu vulkanik menutupi seluruh pulau hingga ketinggian 27 km. Pada fase ini, suara ledakan dan erupsi terus terlihat setiap 10 menit.
Setiap kapal yang berada dalam jarak 20 km melaporkan hujan abu yang sangat tebal, bahkan batu panas berdiameter 10 cm mendarat di dek mereka. Selepas Magrib, terjadi beberapa tsunami kecil yang menghantam pantai-pantai di Sumatera dan Jawa hingga sejauh 40 km.
Views: 499