Memahami kebhinekaan Indonesia akan menjadi lebih sulit bila kita mengabaikan kebudayaan-kebudayaan asli yang masih hidup meskipun sudah terkepung oleh peradaban modern. Pulau Sumba adalah salah satu pulau di mana adat kepercayaan lama masih dijalankan dengan taat. Salah satu kampung yang masih melaksanakan kepercayaan lama itu adalah Kampung Tarung di Sumba Barat, di mana warganya menjalankan kepercayaan “Merapu”.
Kampung Adat Tarung, yang berlokasi gak jauh dari Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), memang punya daya tarik tersendiri. Selain karena merupakan salah satu kampung tertua di Sumba Barat, masyarakat yang tinggal di lahan sepanjang satu kilometer ini juga memiliki rumah adat khas Sumba Barat yang memiliki filosofi dan fungsi nya masing-masing yaitu:
1. Uma Rato, fungsinya sebagai Ina Ama, dan sebagai penunggu kedatangan Uma Tuba
2. Uma Mawinne, fungsinya sebagai penentu tibanya bulan suci
3. Uma Wara, fungsinya sebagai tempanya tombak adat/ Nobu Wara
4. Uma Dara, fungsinya sebagai tempatnya kuda adat
5. Roba Delo, fungisnya sebagai tempanya parang adat
6. Uma Marapu Manu, fungsinya yaitu pada saat pelaksanaan upacara Podu yang melakukan persembahan ayam.
7. Uma Madiata, fungsinya sebagai pembawa lagu adat (Dodo, Walo)
8. Wee Kadaa/ Ledo Naba, fungsinya sebagai tempatnya kuda adat, penarikan batu kubur dan sebagai pembawa air sucu yang terkena kilat.
9. Jaga Wogu/ Pollu Batana, fungsinya sebagai rumah induk tempat pelaksanaan dan Toko Uma Duada- Kadu Yipa Pera, Dede Lira- Adde Bedo pada Rato Rumata Wara.
10. Ana Wara Ana Uma, fungsinya yaitu sebagai tempat perang adat.
11. Ana Uma Madiata, fungsinya sebagai tempat parang adat
12. Uma Ana Wara Ana Uma, fungsinya yaitu sebagai Kaito Utta-Poppu Winno dan sebagai penerima tamu pertama pembawa babi hutan (Wulli Pare)
Di Kampung Tarung sendiri sedikitnya terdapat 100 rumah menara yang dihuni oleh 400 warga. Setiap rumah, diisi oleh tiga generasi. Menariknya, warga kampung tarung gak bisa dibilang sedikit memiliki beras karena memiliki lumbung padi, tapi warga Kampung Tarung, masih membeli beras untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan beras di lumbung padi itu biasanya digunakan untuk acara-acara besar, seperti pernikahan atau juga pekuburan, yang juga kerap digelar di tempat itu.
Dan untuk struktur rumah adat kampung tarung tersebut terbuat dari kayu dengan atap dari jerami. Kayu yang dipilih pun kayu kualitas terbaik, yang dipercaya anti rayap.
Selain rumah adat, di Kampung Tarung juga terdapat pekuburan yang terbuat dari tumpukan bebatuan. Namun, apabila berkunjung ke sana, sebaiknya perlu berhati-hati dalam melangkah atau mengabadikan foto. Sebaiknya terlebih dahulu meminta izin setiap ke tempat yang ingin dilewati.
Hal ini karena di Kampung Tarung ada tempat terlarang yang tidak boleh dilewati atau sekadar duduk untuk mengabadikan momen. Jika melanggar, pengunjung akan dikenai sanksi berdasarkan adat masyarakat setempat.
Walaupun memiliki ritual yang unik, para pemeluk Merapu ini enggan menyebut kepercayaan tersebut sebagai agama. Pemimpin adat kampung ini disebut Rato. Setiap pengunjung yang ingin menyaksikan kehidupan di kampung ini diwajibkan mengisi buku tamu dengan memberikan sejumlah uang yang gak dipatok.
Referensi: http://travel.kompas.com; http://kampungadatsumbabarat.weebly.com; http://www.viva.co.id; https://indonesiatimur.co/
Views: 897