Sebelum membaca liputan Trip ke pulau Bangka bagian ke-2, coba temen-temen BPJ baca bagian pertamanya disini Eksplore keindahan Wisata di Pulau Bangka Bersama Backpacker Jakarta (Bagian 1)
Pulau Ketawai menjadi tempat peristirahat BPJ dihari pertama diadakanya eksplore Bangka. Selama camping di Pulau ketawai kita menggelar berbagai acara seperti makan malam dan sarapan bersama juga ajang silaturahmi satu sama lainya. Silaturahmi tak hanya sesama warga BPJ yang ikut trip saja namun juga teman-teman dari komunitas Matras & Pelawan Babel.
Pagi hari semua peserta berkesempatan untuk eksplore pulau ketawai. Sebagian peserta ada yang berfoto ria dengan ribuan pohon kelapa atau pasir pantai yang putih, ada yang berkeliling pulau dan berenang dipantai yang ombaknya cukup tenang. Tak lupa saat ada kapal nelayan yang mendarat kita membeli ikan untuk persiapan malam tahun baruan.
Setelah semuanya puas menikmati keindahan pulau, kita memutuskan untuk pulang dan membongkar tenda dan segera packing kembali barang-barang yang akan dibawa pulang. Tak lupa sebelum meninggalkan pulau kita berfoto bersama dan membuat video ucapan selamat ulang tahun BPJ yang ke 5 tahun. Foto kebersamaan ini harapanya akan selalu dikenang oleh BPJ maupun temen-temen dari komunitas Matras maupun Pelawan Babel.
HUTAN MANGROVE MUNJANG KURAU BARAT
Sekitar pukul 10.00 pagi kapal yang akan membawa kita pulang akhirnya tiba. Perjalanan hari itu cukup cerah mengingat hari itu tidak turun hujan. Pukul 12.30 siang kami tiba dipelabuhan Kurau Barat dan bergegas menuju mobil untuk menuju destinasi selanjutnya yakni Hutan Mangrove Munjang yang ada di desa Kurau Barat. Hutan Mangrove ini masih tergolong wisata baru karena baru saja dikembangkan oleh pemeintah dan warga setempat.
Untuk menuju hutan mangrove kita harus menaiki perahu yang bisa diisi 10 hingga 14 penumpang. Tiket masuk ke hutan mangrove munjang ini dikenakan biaya Rp 10.000/ pengunjung. Dengan harga tiket tersebut sudah termasuk biaya antar jemput menggunakan perahu dan kita akan dibawa menyusuri sungai hingga tiba di Hutan Mangrove. Lebih jelasnya mengenai hutan Manggrove kalian bisa baca infonya disini : Menyusuri Mangrove Munjang Kurau Barat, Hutan Amazonya Bangka
Kawasan wisata hutan Mangrove kurau Barat ini sangat indah. Berbagai bentuk spot foto maupun pemandangan keren akan kita jumpai selama berkeliling hutan. Jembatan kayu akan kita lewati sekitar 30 menit saat kita berkeliling menyusuri hutan mangrove. Kursi dan jembatan gantung maupun gazebo untuk beristirahat juga sudah ada disini.
Mengingat sudah jam makan siang dah waktu sholat Zuhur tiba, kami memutuskan untuk makan siang di gazebo yang ada di hutan mangrove. Saya ditemani oleh Bang Sobar dan bang Mandor membeli nasi padang untuk makan siang bersama.
Sebenarnya Fasilitas di kawasan mangrove kurau barat ini terbilang lengkap jadi kalian tak perlu khawatir lagi, ada area sholat, gazebo dan toilet hanya saja belum tersedia warung. Menikmati makan siang bersama ditengah2 hutan rasanya sangat nikmat terlebih dipinggir sungai dan ditemani suara burung berkicau.
Sekitar 2 jam lebih kami menikmati keindahan hutan mangrove Munjang dan akhirnya kita memutuskan untuk menyudahi eksplore mangrove. Sebagian peserta ada yang memilih berjalan kaki menuju parkiran dibanding menaiki perahu yang tadi saat pertama mengantarkan penumpang. Hal ini dikarenakan antrian yang cukup panjang dan sedikit berebut dengan pengunjung lainya terlebih saat itu hujan sudah mulai turun. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke destinasi terakhir dihari kedua yakni Pagoda Tirta Agung.
PANTAI PAGODA TIRTA AGUNG
Hari sudah semakin sore dan langit terlihat mulai gelap kembali. Beruntung destinasi terakhir dihari ini lokasinya searah dengan perjelanan pulang menuju basecamp Matras. Perjalanan dari Mangrove kurau barat menuju Pantai Pangoda membutuhkan waktu sekitar 1.5 – 2 jam perjalanan dengan Bus.
Meski hari sudah semakin sore dan peserta sudah terlihat lelah namun antusias teman-teman untuk melihat keindahan pangoda masih tinggi. Sekitar pukul 17.30 akhirnya kami tiba di Pangoda Tirta Agung. Saat itu masih terlihat ramai dan dipenuhi para wisatawan yang datang berkunjung ke pagoda. Pangoda Tirta Agung sendiri memang cukup luas dan berada diatas bukit dengan pemandangan hamparan lautan lepas yang bewarna biru.
Untuk mengenal lebih lanjut Pangoda Tirta Agung bisa dibaca disini infonya : Indahnya Pagoda Vihara Puri Tri Agung di Bangka
Puas melihat keindahan Pagoda tak lupa kita menyempatkan untuk menikmati pantai yang ada didepan pagoda. Memang pantainya jarang dikunjungi para wisatawan mengingat jalurnya masih terbilang cukup sulit dan berbatu. Namun pemandangan pantainya sangat indah sekali.
Pemandangan hamparan pasir yang sangat luas dan bebatuan besar ditengah pantai menjadi ciri khas pantai Pagoda tirta agung ini. Mengingat pagoda tirta agung adalah destinasi terakhir dihari ke-2 maka kita menghabiskan waktu hingga malam hari dipantai ini.
WISATA MALAM DE LOCOMOTIF
Pukul 19.00 kami meninggalkan Pagoda dan menuju basecamp tempat kita beristirahat. Sebelum tiba di basecamp kami memutuskan untuk berhenti sebentar dikawasan wisata malam kota Sungai Liat yakni De Locomotif. De locomotif ini semacam area wisata khusus dimalam hari terdiri dari cafe, spot foto unik, berbagai hiburan menarik, musik dan lain-lain ada disini.
Untuk tiket masuk de locomotif sendiri dikenakan biaya Rp 5000/ pengunjung. Menurut saya itu sudah sebanding dengan hiburan yang kita nikmati plus jangan lupa kita bisa melihat penangkaran penyu disekitar kawasan ini. Penangkaran penyu tak hanya sebatas mengembangbiakan saja namun menjadi pusat penelitian oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Sekitar 1 jam lamanya kami menikmati wisata malam de locomotif akhirnya kami kami memutuskan pulang ke basecamp. Perut yang sudah berbunyi sejak tadi bisa dipuaskan begitu tiba di basecamp Matras karena sudah disediakan makan malam bersama oleh bang Tri dan teman-teman dari komunitas Matras. Rasa lelah seharian menikmati keindahan wisata di Bangka akhirnya ditutup dengan hidangan kuliner khas Bangka seperti Lempah Kuning dan sambel Rusip yang dimasak langsung oleh Istri Bang Pit.
Untuk pembagian kamar sendiri kita bagi 2 yakni khusu Pria dan khsus Wanita. Kamar Para pria sendiri berada dilantai 2 basecamp sedangkan kamar wanita ada dibawah. Ruanganya cukup luas mampu menampung lebih dari 35 orang. Kamar mandi dan ruangan yang nyaman membuat semua peserta betah bermalam di basecamp matras. Oh ya lupa satu lagi, beberapa peserta memilih menghabiskan malam dengan menikmati wisata kuliner lainya di Bangka seperti Martabak khas Bangka dan Durian khas bangka.
Buat kalian yang ingin mengenal Basecamp Matras bisa dilihat disini : Mengenal Komunitas Pesisir Matras, Menyediakan Rumah Singgah gratis di Bangka
Liputan Perjalanan Eksplore Bangka Bagian ke-3 atau yang terakhir bisa dibaca Minggu depan ya guys, so simak terus liputanya.
Views: 415