Liputan Trip Explore Flores #7 Backpacker Jakarta (Chapter 2)

Hai gengs. Udah baca Liputan Liputan Trip Explore Flores #7 Backpacker Jakarta (Chapter 1) kah ? Kali ini aku mau lanjutin Chapter 2 nya nih. Yaitu tentang Waerebo dan Kelimutu yang syahdu. Dududu. Penasaran gimana kelanjutan dan keseruannya? Yuk cussss.

Petualangan Dimulai !

Perjalanan kami kali ini dimulai dari meeting point di depan pelabuhan pada pukul 5 subuh waktu setempat. Di sana sudah ada 2 Elf yang akan membawa kami berpetualang menjelajahi Tanah Flores lainnya. Dan sekitar pukul 05.30 WITA, kami berangkat dengan memecah peserta menjadi 2 rombongan dalam 2 Elf. Tapi di perjalanan, salah satu Elf kami memisahkan diri karena ingin singgah ke Sawah Spider. Sedangkan Elf satunya langsung mengambil jalan cepat menuju Waerebo. Anyway walaupun sempat terpisah, kami akhirnya kembali menyatu lagi pada saat makan siang.

Haaa akhirnya, setelah melewati jalanan yang meliuk-liuk nan ekstrem, pukul 14.00 WITA kamipun sampai di Desa Denge, pintu masuk ke Waerebo. Setelah itu, kami segera bersiap-siap untuk melakukan trekking ke kampung adat tersebut. Sebagian dari kami memilih naik ojek ke Pos 1 seharga Rp50.000 sekali jalan. Selebihnya memilih berjalan kaki. Kemudian, setelah trekking sekitar 4 jam-an, akhirnya kami tiba di Waerebo pada pukul 19.00 WITA.

Senja di Waerebo, Foto by Tante Yoke

Desa Cantik Itu Bernama Waerebo

Ngomong-ngomong soal Waerebo, keistimewaan dari desa ini yaitu karena disini kamu bisa mengexplore langsung kehidupan masyarakat Waerebo. Termasuk rumah adatnya yang unik dan dinamakan Mbaru Niang berbentuk kerucut dan memiliki ketinggian 8-10 meter dengan diameter 12-15 meter. Bahan bangunannya adalah rumput khusus dengan atap yang sengaja dijuntaikan kebawah agar bisa menutupi seluruh bangunan yang dilapisi ijuk. Hal ini dimaksudkan agar kuat saat diterpa hujan dan angin. Waah, keren yah!

I think, that’s why UNESCO menobatkan Waerebo ini sebagai bangunan konservasi warisan budaya. Dan dari situlah nama Desa Adat Waerebo kini semakin mendunia. Hem, siapa coba yang tak bangga menjadi anak Indonesia yang punya banyak warisan dunia.

Aktivitas Di Waerebo

Sesampainya kami di Waerebo, kami disambut oleh Ketua Adat. Disini kami mengikuti ritual do’a terlebih dahulu yang dipimpin oleh Ketua Adat. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di salah satu Mbaru Niang atau rumah adat Waerebo. Tapi gengs, namanya juga pelosok, di Waerebo listrik hanya menyala sampai dengan pukul 22.00 WITA. Lewat dari itu semuanya padam. Kamipun beristirahat dengan nyenyak di Mbaru Niang.

Desa yang indah di dinginnya lembah

Selamat pagiiiiiiii. Inilah yang kami tunggu-tunggu ! Bangun-bangun kami sudah dimanjakan pada pemandangan indah yang ada di depan mata. Sebuah desa yang unik nan cantik berdiri ditengah lembah yang dingin dan syahdu sekali.

Suasana didalam Mbaru Niang

Dihijaunya rumput-rumput terdapat 7 buah Mbaru Niang yang menjadi icon dan ciri khas dari Desa Waerebo itu sendiri. MasyaAllah.. Lagi-lagi kami dibuat jatuh cinta pada ciptaan-Nya yang begitu mengagumkan.

Mbaru Niang yang kokoh

Mahakarya Tuhan Yang Mengagumkan

Tanpa berfikir lama, kamipun segera mengabadikan momen indah tersebut. Momen yang tak akan bisa kami temukan di tempat lain selain di Waerebo. Sebagian dari kami ada yang memilih nanjak keatas untuk melihat pemandangan. Sebagian lagi berbincang-bincang dengan para penduduk setempat. Sebagian lagi asyik memilih-milih kopi dan kain. Sedangkan sisanya memilih untuk bermain bola dengan anak-anak kecil Waerebo.

Ohya dari semua aktivitas seru di Waerebo, lucunya di buku panduan ada peraturan tidak boleh memberikan permen, tetapi anak-anak Waerebo itu justru meminta permen melulu hingga tolak angin. Bahkan untuk bermain dan berfoto pun ujung-ujungnya mereka menginginkan permen terus. Hihihi lucu yah. Nah, usai puas menikmati Waerebo, kamipun sarapan kemudian segera berberes-beres.

Bermain bola dengan anak-anak Waerebo

Sayang seribu sayang, berhubung waktu kami terbatas karena harus melanjutkan perjalanan ke Kelimutu, kami pun dengan berat hati meninggalkan desa Waerebo untuk berlanjut ke daerah Bajawa. Tapi sebelum ke Bajawa kami sempat mampir dulu ke salah satu cafe untuk melepas dahaga dan nongkrong-nongkrong cantik. Dan sesampainya di Bajawa kami bermalam di penginapan untuk esok paginya melanjutkan perjalanan ke Kelimutu.

Kampung Adat Bena Yang Menakjubkan

Kampung Adat Bena

Waktu menunjukkan pukul 07.00 WITA, kami langsung berangkat lagi menuju Kampung Bena yang dapat ditempuh selama sekitar 1 jam. Disini kami melihat keunikan dan mengabadikan rumah adat Kampung Bena. By the way, Kampung Bena sendiri merupakan salah satu perkampungan adat yang tak kalah menarik dari Waerebo.

Keunikannya bisa terlihat dari masyarakatnya yang masih memegang kuat tradisi budaya warisan nenek moyang mereka. Selain itu, letaknya yang berada di kaki Gunung Inerie, Kabupaten Ngada, menjadikan kampung yang terkenal dengan Rumah Adat Bena ini tidak hanya menawarkan keunikan rumah dan tradisinya saja. Tetapi juga pemandangan Gunung Inerie yang mempesona.

Fyi gengs, kampung ini memiliki lebih dari 40 buah rumah yang saling berhadapan. Bentuk kampung ini memanjang dari utara ke selatan. Namun pintu masuknya hanya dari utara. Sementara ujung bagian selatan merupakan puncak sekaligus tebing terjal. Dan istimewanya lagi, turis yang datang tidak hanya dari lokal saja, tetapi juga mancanegara seperti Belanda, Jepang, Belgia, dan negara Eropa lainnya.

Kelimutu Yang Mempesona

Tak lama kemudian, kami lanjut lagi menuju Danau Kelimutu dengan waktu tempuh sekitar 6 jam perjalanan. Dan Alhamdulillah, kami pun bisa sampai ke Kelimutu tanpa hambatan apapun. Bahkan kami mendapat view yang cukup bagus dengan cuaca yang tidak berkabut.

Kelimutu National Park

Anyway, Kelimutu sendiri merupakan gunung berapi yang memiliki 3 danau kawah. Dan danau kawah tersebut dikenal dengan sebutan Danau 3 Warna karena memiliki 3 warna yang berbeda. Trip Explore Flores Part 7 pun berakhir di Kelimutu ini gengs.

Dan kami merasa senaaaang sekali sepanjang perjalanan trip kami di Flores. Tapi sayangnya kami belum puas dengan keindahan Flores. Tetapi, walaupun Trip Explore Flores dari BPJ telah berakhir, kami memilih untuk extend ke beberapa tempat lainnya di Tanah Flores :)

Thanks To Peserta Trip Explore Flores Part 7

Opi Oktaviani
Bunda Pur
Budi Tri Santoso
Miftihani Rahmaningrum
ABD RAHMAN
Jimmy saputra
Fachri Muhammad
Martina. S
Arin Ruswanti
Yoke Margaretha
Mardiana
Belia Gusti Militany
Siti maryam
Muhammad Rum
Sulaiman
Septiandu indransyah
Ayya
Eci Zuki
Dedek Dwi
Nevi
Deti
Fiantri
Fadel
Nur Afiati
Siti Muliawati
Ariefin Nur Ismawan
Irdez Azhar
Mariston Frans P

Testimoni Peserta Trip

” Awalnya sempet mau menyerah mengingat perjalanan yg cukup jauh ke waerebo, tapi stlh dijalani tracking yg perkiraan 3 jam malah cmn 2,5 jam saking exitednya aku perempuan pertama yg nyampe dr 30 peserta, terbayar lelahku, desa sederhana yg bersahaja dan unik. ” – NEVI
Waerebo desa adat termahal 325.000/malam, sudah gitu menjangkaunyapun tidak mudah, harus mendaki bukit selama +/- 3 jam, Karena letaknya di Balik Bukit, itu sih rejekinya mereka selama mereka bisa menjaga kelestarian budaya dan lingkungan dan tetap menjadi unik bagi wisatawan. Dibalik tampilan lingkungan yang primitif, ternyata disana sudah maju dengan adanya listrik dan toilet dari keramik, mungkin memenuhi tuntutan wisatawan yang datang. Padahal ada maksud lain datang ke waerebo yaitu mau hunting milkyway tapi dapatnya terang bulan, tapi Bagus juga, karena bisa lihat lingkungan waerebo diwaktu malam dibantu sinar bulan. Secara keseluruhan waerebo keren – YOKE
seruuu bangettt, gokil, temen2nya asik. semua destinasi dapet semua. gili lawa indah bgt dan banyak spot potonya jd ga perlu ngantri🙊. waerebo dingin nyaman bgt jd ga mau pulang, 😆, sambel waerebo terbaik pedesnya😍 waopun trackingnya butuh waktu 3jam, disupport sm tim sweeper yg solid☺ pokoknya trip flores part 7 istimewa dan berkesan bgt❤👏 – VIA
Author : Rizky Amalia - @kikyamaleader

Hits: 1547

fairytalekiky

Menulis adalah caraku melukiskan pikiran, perasaan, serta gairah jiwa.
Dan tulisan-tulisan inilah yang akan menandakan bahwa aku pernah ada dan melintas di bumi ini.

Baca Artikel Lainnya