Liputan Trip Explore Flores #7 Backpacker Jakarta (Chapter 1)

Akhirnya gengs, selesai juga Trip Explore Flores Part 7 yang diadakan oleh Backpacker Jakarta. Ngomong-ngomong, yang membuat Trip Explore Flores ini berbeda dari 2 part sebelumnya adalah karena waktu dan destinasinya lebih panjang gengs. Yang mana kami gak cuma Sailing Komodo aja, tetapi juga extend ke Waerebo & Kelimutu.

Baiklah, jadi liputan kali ini diawali dari perkenalan dulu sama Kakak CP yang udah nggak asing lagi mukanya. Yaitu Omed, atau si Emye. Tapi, kali ini dia tidak sendirian lagi seperti part 5 dan 6. Because kali ini Omed dibantu (dikit) oleh @kikyamaleader, salah satu Journalistnya Backpacker Jakarta yang kebetulan baru aja selesai sailing dari part sebelumnya.

Emye & Kikyamaleader (CP Trip Explore Flores Part 7)

Dengan sharecost sebesar Rp2.180.294 untuk member, dan Rp2.200.294,- untuk non member, trip kali ini dimulai dari Sailing Komodo terlebih dahulu yang mana meeting point diadakan pada tanggal 31 Maret 2018 di Pelabuhan Tilong, Labuan Bajo pada pukul 08.00 waktu setempat. Berjumlah 30 peserta yang didominasi oleh member kece Backpacker Jakarta, kami pun dipecah menjadi 2 rombongan dalam 2 kapal ala-ala phinisi gitu.

Day 1 (Kelor – Manjarite – Padar)

Pulau Kelor Bukan Pulau Biasa

Destinasi pertama yaitu tentu Pulau Kelor. Yaps, sebab Pulau Kelor adalah pulau terdekat yang mudah dijangkau dari pelabuhan. Jarak tempuhnya hanya 30 menit, dan sesampainya di Pulau Kelor, kami langsung dimanjakan pada air laut bening berwarna hijau kebiru-biruan serta perbukitan cantik yang sangat memanjakan mata. Langsung saja kami menanjaki bukit terjalnya untuk mendapatkan foto syantik nan eksotis. Dan.. Inilah kami di puncaknya Pulau Kelor. Yuhuuuuu.

Foto bersama di Pulau Kelor

Anyway, Pulau Kelor Labuan Bajo ini berbeda loh ya dengan Pulau Kelor di Kep Seribu. Yang mana Pulau Kelor di Kep Seribu menyimpan banyak nilai sejarah, sedangkan Pulau Kelor di sini menyimpan sejuta keindahan. Usai mendaki cantik Pulau Kelor yang cukup melelahkan. Kami kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke Manjarite. Yang mana perjalanannya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Dan selama itu pula kami mengisi waktu sambil makan siang ala-ala di atas kapal.

Manja-manjaan di Manjarite
Arin lagi loncat manja di Manjarite

Yeah. Inilah Manjarite. Laut cantik spot untuk snorkeling yang memiliki air berwarna hijau bening kebiru-biruan. Di bawah lautnya juga terdapat ikan-ikan lucu dan beberapa bintang laut yang menghiasinya. Selain itu juga dilengkapi dengan dermaga kayu membentang hingga ke sebuah pulau tak berpenghuni. Sayangnya, pulau di ujung dermaga Manjarite tersebut statusnya sudah dijual ke tangan orang asing.

Model-model syantik

Usai menikmati snorkeling di Manjarite dan berfoto-foto ria di dermaganya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pulau cantik yang menjadi icon dari Labuan Bajo itu sendiri, yakni Pulau Padar. Btw untuk menuju ke Pulau Padar dibutuhkan waktu selama sekitar 3 jam. Dan selama itu kami menghabiskan waktu dengan foto ala-ala diatas kapal. Atau sekedar ngobrol cantik sambil menikmati perbukitan lanskap dikanan kiri kami, ditemani dengan pisang goreng dan jus yang menyegarkan. Hingga akhirnya lembayung merona, kamipun sampai di Pulau Padar yang mempesona dan menutup hari pertama dengan makan malam dan beristirahat.

Senja diatas kapal

Day 2 (Padar – Pink Beach – Komodo – Taka Makassar – Gili Lawa)

Padar Selalu Mengesankan

Selamat pagi. Waktu menunjukkan pukul 04.30 WITA. Dan kami sudah bangun untuk bersiap-siap tracking ke Pulau Padar. Anyway, Pulau Padar sendiri memiliki jalur berupa tangga kayu yang tersusun rapi. Semakin keatas tangga tersebut digantikan oleh bebatuan yang sudah terbentuk seperti tangga. Lengkap dengan hamparan ilalang dan bunga-bunga bermekaran di kanan-kirinya. Sekitar 40 menit, kami pun sampai di atas Pulau Padar. Ada rasa takjub dalam diri kami melihat sebuah Mahakarya Tuhan yang indahnya tak bisa didustakan.

Trek ke Pulau Padar

Bagaimana tidak? Sebuah pemandangan laut flores membentang cantik dibelakang kami. Ditambah lagi cekungan-cekungan garis pantai yang membelah Pulau Padar menambah kesan eksotis pulau yang satu ini. Savana-savana terhampar luas bagaikan gundukan permadani surga yang begitu indahnya. Yap, inilah Pulau Padar. Pulau yang menjadi incaran hampir semua travellers yang datang ke Labuan Bajo. Indahnya MasyaAllah.

Foto bersama di Pulau Padar

Tanpa membuang-buang waktu. Kamipun menapaki jalur menuju puncak Padar dengan penuh semangat. Dan sesampainya di atas, kami langsung mengambil pose terbaik untuk berfoto ala-ala. Waah, keren banget deh pokoknya! Hingga tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WITA. Langit semakin cerah dan Padar semakin terlihat mempesona. Tapi sayangnya, kami sudah harus kembali ke kapal untuk melanjutkan sailing ke pulau lainnya.

Kakak Opi yang ngehits abis

Waktu menunjukkan pukul 08.30 WITA, dan sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju Pink Beach sambil sarapan pagi di atas kapal. Sekitar 30 menit kapal kami melaut, kamipun sampai di Pink Beach. Suasana siang itu sangat terik sekali. Membuat beberapa dari kami malas untuk turun ke pantai berpasir pink tersebut. Akhirnya, sebagian dari kami memilih untuk main di pantai, sebagian lagi memilih untuk snorkeling, dan beberapa tinggal di atas kapal menikmati udara siang itu yang panas namun dipenuhi semilir angin.

Melepas Rindu Pada Komodo Yang Ganteng & Syantik

Welcome to Komodo National Park ! Yap, usai menikmati Pink Beach, kami langsung menuju habitatnya hewan tertua dari Australia ini. Dan tentu saja untuk berburu Komodo hihihi. Disini kami membagi rombongan menjadi 6 kelompok yang masing-masing didampingi oleh 1 ranger. Kemudian kami langsung menjelajahi habitatnya si Komodo dengan mengambil Short Track sejauh 1 km dalam waktu 1 jam.

Komodo National Park

Komodo sendiri merupakan binatang yang termasuk kedalam kategori predator. Sifatnya membahayakan, karena di air liurnya terdapat ribuan racun yang sangat mematikan. Dan ia pandai sekali berkamuflase seperti batang pohon yang tidak bergerak padahal sedang memperhatikan gerak-gerik mangsanya. Selain itu di sini juga terdapat beberapa binatang seperti rusa, babi hutan, yang tentunya sebagai makanannya si Komodo. Wah, mengerikan juga ya hihihi.

Komodo Ganteng Melet-melet
Taka Makassar Kesukaannya Bang Ithon

Usai melepas rindu dengan para Komodo-komodo unyu, kami pun melanjutkan perjalanan lagi menuju Manta Point dan Taka Makassar. Perjalanannya sekitar 2 jam. Namun sayangnya kami tak berhasil menemukan manta karena sudah terlalu sore. Hem, mungkin si manta(n) sedang asyik bersama pacarnya. Akhirnya, kamipun langsung menuju Taka Makassar yang tak jauh dari Manta Point.

Bunda Pur dan anak-anaknya

Taka Makassar sendiri merupakan sebuah gundukan pasir yang ada di tengah laut. Bentuknya seperti bulan sabit. Dan memiliki pasir berwarna putih bersih berpadu air laut bening yang mengelilinginya. Duh syahdu banget. Sayangnya, banyak sekali pecahan coral sehingga membuat kaki kami sedikit sakit. But, no problem. Taka Makassar tetap menawan dan mengesankan, apalagi bagi salah satu peserta trip kami yaitu Bang Ithon yang suka sekali menyebut-nyebut Taka Makassar.

Baiklah, waktu sudah sore sekali. Setelah menikmati Taka Makassar kami langsung menuju ke Gili Lawa. Salah satu surganya Labuan Bajo yang punya keindahan luar biasa. Perjalanan pun ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam. Dan tepat pukul 18.00 WITA, kapal kami sudah bersandar di Gili Lawa. Malam itupun kami isi dengan makan malam yang cukup nikmat. Karena menunya seafood semua. Usai makan malam, kami berquality time diatas kapal untuk ice breaking dan pembagian doorprize. Setelah semua terselesaikan, kami kembali ke pulau kapuk untuk beristirahat karena besoknya kami akan tracking ke puncak Gili Lawa.

Day 3 (Gili Lawa – Pulau Siaba – Pulau Kanawa)

Gili Lawa Bukan Gili Laba

Selamat pagi! Waktu menunjukkan pukul 04.30 WITA dan kami sudah siap untuk menanjak bukit Gili Lawa. Sekitar 45 menit kami menanjak dengan trek yang cukup terjal, akhirnya kami pun menemukan keindahan yang sempurna di atas Bukit Gili Lawa.

Gili Lawa

Yaps, Gili Lawa sendiri merupakan perbukitan lanskap yang indah tiada tara. Topografinya berupa padang savana yang berundak-undak. Dan memiliki warna hijau dengan view cekungan garis pantai berbentuk angka 8. Hem, menawan sekali.

Sunrise di Gili Lawa

Selain itu di atasnya juga terdapat banyak balancing rock yang tersusun rapi. Apalagi saat sinar matahari membalut, rasanya pagi itu benar-benar pagi yang menghangatkan. Kami pun tak melewatkan momen tersebut. Dan dengan senang hati kami mengambil berbagai angle foto sambil menikmati keindahannya.

Santai di Gili Lawa

Matahari semakin menampakkan cahayanya. Dan hari semakin cerah. Kami masih bersemangat untuk berfoto ria di atas bukit Gili Lawa yang keindahannya sudah seperti permadani taman surga. Kami pun terus berjalan menapaki garis setapak sambil menikmati hamparan ilalang di kanan kirinya. Kebetulan kalau di Gili Lawa ini memiliki jalur naik dan turun yang berbeda. Jadi, sepanjang perjalanan turun kami isi dengan berfoto di setiap sisinya yang mirip sekali dengan savana di Baluran. Hingga tak terasa, kami pun sudah sampai di tempat kapal kami bersandar.

Penghujung Sailing, Pulau Siaba – Pulau Kanawa

Awkay! Kini tibalah kita di penghujung destinasi Sailing Komodo. Usai menikmati keindahan Gili Lawa yang menakjubkan, kami pun melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir yaitu Pulau Kanawa. Hanya saja tiba-tiba nahkoda mengajak kami singgah untuk bersnorkeling di Pulau Siaba. Pulau Siaba sendiri memiliki kedalaman yang cukup dangkal. Sehingga tidak terlalu asyik untuk snorkeling. Akhirnya sekitar 1 jam di Pulau Siaba, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Pulau Kanawa sambil diselingi dengan makan siang, sekaligus sajian terakhir dari koki di atas kapal.

Pulau Kanawa sendiri merupakan resort yang tidak terlalu ramai, dan terdapat dermaga kayu membentang diatas lautnya. Cuacanya sendiri sangat terik, namun memiliki pasir pantai yang sangat putih bersih nan halus, serta air laut yang berwarna bening dipenuhi ikan-ikan lucu yang sesekali muncul dipermukaan. Beberapa dari kami memilih untuk snorkeling di Pulau Kanawa. Dan selebihnya memilih untuk bersandar diatas kapal. Hingga tak terasa waktu sudah semakin siang. Kami harus mengakhiri trip Sailing Komodo kali ini. Dengan berat hati, kami kembali ke kapal dan kapal pun melaut lagi membawa kami ke pelabuhan untuk esoknya melanjutkan trip ke Waerebo dan Kelimutu.

Testimoni Para Peserta

” Tidak ada kata2 yg lain selain “Istimewa” untuk trip Flores 7 semuanya Indah…. Lautnya, bukitnya, pulau2nya, Pemandangannya, masyarakatnya, Cp dan teman2 ngetripnya sangat luar biasa….. Yg belum ke Flores, segrralah kesana Pengalaman yg menakjubkan menikmati Surga Kecil dari Allah SWT…. ” – Bunda Pur
” Ini first trip bareng bpj, unexpected bgt service nya . Bener bener berasa bukan share cost loh . Terimakasih banget sama cp nya ka Kiki sama omet atas pelayanannya . Terus temen temen nya juga asik asik 😁 , happy birthday juga yaa untuk bpj sukses terus semoga Makin banyak tripnya biar bisa jalan bareng bpj terus hehehe ” – Opi
” 1) ya arin berterimakasih pd tuhan, karnanya arin dapet kesempatan bisa sampe ketempat impian( waerebo) kita (arin&opi). 2) thanks to bpj arin bisa ketemu keluarga baru di trip flores ini. 3) semua tempat yg kita kunjungin selama trip  bersama bpj, semua tempatnya indah2 dan arin bisa menikmati  keindahan alamnya.  tapi alangkah indahnya lg , kalau bukan arin aja yg bisa nikmati keindah itu semua. arin pengen kasih saran, d mana kita ada moment nikmati alam tanpa kesibukan masing(untuk 30 menit aja) dan berbaur dgn lingkungan sekitar. 4)dan dari semua tempat ada surga tersembunyi yg mau arin bagi. mungkin untuk trip berikutnya  bisa kalian nikmati jg keindahanya. karna mungkin menurut banyakan org desa bena biasa aja. tp untuk arin itu surga tersembunyi, karna bisa menikmatin indahnya alam dgn permainan seluling yg indah penuh dgn ketulusan dan cinta. #mksh fadel untuk berbagi surga yg  tersebunyi nya:) ” – Arin
” Kesan-kesan selama trip ini: 1. Kekeluargaan dalam trip ini berasa bgt. dapat banyak teman dan sodara. 2. Makanan pas sailing mewah bgt, bahkan indomie yang buat perbekalan karena takut kelaparan pas mlm sampe gk kemakan. krn makanan selama sailing terjamin. kapal sailing jg OK punya. 3. Destinasi yang dituju jg OK punya. terlabih Wae Rebo. krn Wae Rebo ini adalah make a wish birthday gw. 4. BPJ Istimewa deh ” – Ithon

Artikel bersambung ke Liputan Trip Flores Backpacker Jakarta Part 7, Chapter 2 (Waerebo & Kelimutu Yang Mengagumkan) . Tunggu ya! :)

Author : @kikyamaleader

 

 

Hits: 1840

fairytalekiky

Menulis adalah caraku melukiskan pikiran, perasaan, serta gairah jiwa.
Dan tulisan-tulisan inilah yang akan menandakan bahwa aku pernah ada dan melintas di bumi ini.

Baca Artikel Lainnya