Chapter 1 : Liputan Trip Pendakian Perdana Gunung Kerinci, Gunung Hulu Sangir dan Danau Gunung Tujuh, Jambi

Gunung Kerinci (dieja “Kerintji”) dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera. Gunung berapi ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia selain Papua. Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat, pegunungan Bukit Barisan, dan terletak sekitar 130km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi oleh hujan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau dan badak sumatera.

Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3805 mdpl, dan dari puncak kalian dapat melihat pemandangan indah Kota Jambi, Padang, dan Bengkulu bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Dan di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah dan hampir tak tersentuh.

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.

Gunung yang memiliki view menakjubkan ini ternyata menyimpan banyak misteri. Fenomena yang sering dikaitkan dengan Gunung ini yaitu keberadaan manusia pendek. Manusia pendek ini memiliki karakteristik tubuh berbulu, wajah tua, tinggi sekitar 140cm, berjalan tegak, dan selalu membawa tombak. Misteri tersebut sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Para peneliti pun di datangkan untuk melakukan studi tentang manusia pendek tersebut. Namun, hingga kini tidak ada hasil yang ditemukan. Entah keberadaan manusia pendek tersebut memang tidak ada atau belum terdeteksi jejak nya.

Transportasi

Pendakian menuju Gunung Kerinci dapat ditempuh dari dua jalur dengan jasa biro wisata. Pertama, rute Padang  (Padang – Sungai Penuh) kemudian turun di Desa Kersik Tuo. Kedua, Rute Jambi (Kota Muara Bungo dilanjutkan dengan mini bus sampai ke Sungai Penuh).

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga, hari di mana Tim Backpacker Jakarta akan melakukan pendakian perdana nya ke Gunung Kerinci dengan biaya sharecost sebesar Rp490.167,-/orang pada tanggal 16 – 18 September 2017 dan di koordinasi oleh Amiral Arif dan Shinta Natalia.

Cepe Amiral Arif dan Shinta Natalia

16 September 2017

Tepat pukul 01.00 WIB semua peserta sudah tiba di Bandara Internasional Minangkabau. Dinginnya malam menyambut, ditambah indahnya sinar rembulan menyambut kedatangan kami di tanah minang.

Bandara International Minangkabau

Tanpa menunggu lebih lama, kami melanjutkan perjalanan menuju desa Kersik Tuo dengan menggunakan elf. Perjalanan dari Bandara Minangkabau ke Desa Kersik Tuo memakan waktu kurang lebih 6 jam. Sampai pada akhirnya kami pun tiba di Desa jam 07.00 WIB. Udara pagi itu sangat dingin seperti dingin didaerah pegunungan pada umumnya dan cuaca Alhamdulillah cerah.

Basecamp
View Depan Basecamp

Sesampai di Basecamp Mak Jus semua peserta mulai re-packing semua kelengkapan logistic, equipment, P3K dan lain sebagainya. Setelah selesai , sebuah mobil toyota hilux sudah menanti kami di depan basecamp, transportasi tersebut akan mengantar kami menuju ke pintu rimba. Pintu Rimba ini berupa sebuah Gapura yang cukup besar dan akan mengawali atau memulai perjalanan pendakian gunung kerinci menuju ke pos 1.

Toyota Hilux
Menuju Pintu Rimba
Pintu Rimba

Sekitar 30 menit perjalanan menuju Pos 1, tracknya masih datar dengan gradasi hutan hujan tropis, dan ada sebagian jalan yang berlumpur karena sehari sebelum pendakian, hutan kerinci diguyur hujan, bisa dikatakan perjalanan di menit ini masih dengan kondisi normal.

Pos 1 (Bangku Panjang) berada di ketinggian sekitar 1890 mdpl. Tanah nya padat dan lokasinya cukup luas sehingga banyak tempat untuk beristirahat. Dari pos 1 menuju ke pos 2 (batu lumut), medan jalur nya masih tetap landai tapi lama-kelamaan akan terasa nanjak. Jika terjadi hujan maka pada saat itu medan jalur akan berubah semakin sulit dilalui sehingga kehati-hatian rawan kepleset ataupun jatuh karena licin serta ditambah dengan banyak pepohonan kecil yang tumbang wajib diperhatikan oleh semua peserta.

Pos 1 (Bangku Panjang)

Berjalan sambil ngobrol, gak terasa sudah 60 menit berjalan dan tibalah kami di Pos 2 (Batu Lumut) yang berada di ketinggian sekitar 2010 mdpl. Tempat ini memiliki tekstur berupa tanah yang cukup luas, dan para kami bisa beristirahat sejenak di sini namun tidak ada tempat pos atau rumah seperti warung yang berjualan. Lanjut lagi, medan dari pos 2 menuju ke pos 3 sudah mulai menanjak dan masih banyak pepohanan yang tumbang di area sepanjang jalur.

Pos 2 (Batu Lumut)

Langkah demi langkah kami ayunkan kaki ini menuju ke pos 3 dengan track yang terus menanjak ditemani oleh hutan khas Sumatera dan cuaca dingin serta akar-akar pohon sepanjang track terus mendominasi perjalanan ini. Sesekali kami harus berpegangan pada salah satu akar pohon untuk melewati akar satu ke akar yang lainnya, sekitar  1 jam 40 menit  kami berjalan, akhirnya kami tiba di Pos 3 (Pondok Panorama). Di Pos 3 kami istirahan cukup lama karena sekalian membongkar logistik untuk makan siang.

Pos 3 (Pondok Panorama)
Sumber Air di Pos 3 (Pondok Panorama)

Setelah beristirahat cukup lama, perjalananpun kami lanjutkan menuju ke shelter 1 yang jalur nya cukup berbeda dengan perjalanan dari Pos 1 sampai 3. Perjalanan menuju Shelter 1 cukup menguras tenaga karena kemiringan yang ditawarkan mencapai 45 – 50 derajat.

Menuju Shelter 1

Trek yang sangat curam dan menanjak, serta akar pepohonan disepanjang jalan lagi-lagi mendominasi perjalanan kami, sesekali kami harus melewati jalan air yang sudah sangat dalam dan sempit, sensasinya memang sangat luar biasa dan tak terlupakan. Untuk sampai ke Shelter 1, kami membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dan disini kami saling tunggu menunggu satu sama lain.

Shelter 1
Menuju Shelter 2
Menuju Shelter 2

Setelah semua sampai di shelter 1, kami pun istirahat kembali sambil menunggu teman-teman yang melakukan ibadah. Ketika tenaga sudah kembali terkumpul, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju ke shelter 2.

Menuju Shelter 2

Untuk sampai ke Shelter 2, kami menghabiskan waktu 3 jam perjalanan yang layaknya seperti naik kereta jurusan Jakarta – Purwakarta. Bedanya ini berjalan kaki, mendaki dan bawa keril. Emosi selama pendakian dijalur ini pun akhirnya tertumpah. Kaki mulai terasa payah menapak basahnya tanah rimba tropis Kerinci. Satu persatu mulai goyah, dan berhenti berkali-kali, tapi semangat masih tetap ada dan pantang menyerah. Hawa dingin gunung mulai terasa disini, kabut dan embun mulai turun. Seorang sweeper selalu berteriak, “Ayo semangat”, jangan lama-lama berhenti nanti keburu gelap. Tapi tetap saja jawaban yang terdengar yaitu, “bentar ya bang”; “masih jauh gak Bang”; dan si sweeper jawabannya hanya simple, “sedikit lagi, itu suara teman-temen yang didepan udah kedengeran di area camp”. “Ayo jalan lagi, karena semakin lama duduk yang ada semakin cape”; lagi-lagi sweeper mengingatkan.

Menuju Shelter 2

Sekitar pukul 19:00 kami semua sampai di shelter 2 bayangan. Karena kondisi semakin gelap, kami memutuskan untuk camp di sini mengingat kondisi fisik teman-teman yang sudah mulai kelelahan.

Waktu yang dinantikan pun tiba, yaitu pasang tenda, masak-masak dan makan malam. Setelah perut kembali terisi, kami semua masuk tenda untuk istirahat sekaligus mempersiapkan peratalan untuk summit besok pagi jam 03.00.

Nah gaes, penasaran gimana kelanjutan ceritanya disaat summit? Tunggu di chapter 2! see youu…

Hits: 3962

admin

Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas Travelling yang didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta dan sekitaranya (Bogor, Tanggerang, Bekasi dan Depok.

Instagram : @backpackerjakarta
Tiktok : @backpackerjakarta
Twitter : @official_bpj
Facebook : backpackerjakarta
Group Wa : 081237395539

Baca Artikel Lainnya