Untuk Pertama kalinya Backpacker Jakarta mengadakan Trip Eksplore Kepulauan Riau dan tempat yang akan dieksplore adalah Pulau Batam dan Pulau bintan yang merupakan salah satu pulau terluas di provinsi Kepulauan Riau. Ada banyak destinasi yang akan kita eksplore selama 3 hari kedepan. Destinasi terbanyak yang kita kunjungi ada dipulau Bintan yang merupakan Pulau tempat Ibukota kepulauan Riau Tanjung Pinang berada.
Trip yang diikuti 30 peserta ini diadakan tanggal 13-15 Oktober 2017 dengan meeting point berada diBandara Hang Nadim Batam pukul 09.00 pagi. Untuk CP atau Tl atau koordinator trip Perdana eksplore Batam & Bintan ini adalah Indah dan Emye.
Dengan Sharecost sebesar RP 657.000 sudah termasuk semua transportasi antar jemput dan penginapan mewah di batam maupun bintan juga penyebrangan kapal Batam-Bintan atau sebaliknya dan htm semua masuk kawasan wisata yang dituju.
JUMAT 13 OKTOBER 2017 (DAY 1)
Sesuai lokasi mepo yang diadakan dibandara Hang Nadim Batam, semua peserta berkumpul dan kemudian berangkat dengan menggunakan bus menuju destinasi pertama. “Welcome Batam” adalah salah satu destinasi yang kita tuju mengingat kita sedang ada diBatam jadi kita singgah ditempat dengan latar belakang tulisan besar diatas bukit. Puas berfoto kami melanjutkan makan siang mengingat jam makan siang telah tiba dan juga bagi peserta Pria karna hari itu hari jumat maka sebagain melakukan ibadah sholat jumat.
Destinasi berikutnya yang kita tuju adalah Pantai yang cukup terkenal yang ada di Batam yakni Pantai Melayu. Pantai melayu sendiri merupakan pantai rakyat yang berada cukup jauh dari pusat kota Batam. Butuh sekitar 1 jam perjalanan untuk tiba dipantai ini dan kita juga akan melewati beberapa jembatan Balerang.
Pantai yang berada dibawah jalanan ini sudah terlihat ketika kita akan memasukin gerbang pantai yang dijaga oleh petugasnya. Karna jalanan utama berada diatas maka kita harus turun kebawah menuju pantai. Oh ya htm atau tiket masuk pantai ini sendiri Rp 10.000 per wisatawan.
Tiba dipantai Melayu semua peserta segera bergegas menuju pantai. Namun kita semua sedikit terkejut mengingat pantai ini tidak sesuai yang kita harapkan. Pantai ini memiliki warna air pantai yang coklat mungkin karna memang musim hujan apalagi pantai ini berada dibawah bukit sehingga warna air dipantai ini berubah menjadi coklat.
Sebagian besar pantai melayu sudah dipagari dengan pembatas pemecah ombak hanya sebagain yang masih dibiarkan memilki pasir namun kondisinya juga tidak terlalu bersih banyak smapah pohon ranting dan lainya memenuhi sepanjang pingir pantai. Banyak peserta yang lebih memilih membeli escream atau sate yang datang menghampiri kita sekaligus bercengkrama dengan peserta lainya.
Oh ya sewa saung dipantai ini sangat mahal loh guys karna persaung dikenakan biaya Rp 200.000. Untuk fasilitas sendiri sudah lengkap dan sebenarnya kita bisa menyewa kapal untuk menyebrang ke salah satu pulau yang ada disebrangnya dengan biaya 20.000 per penumpang. Namun karna alasan waktu dan kondisi ombak yang kencang mengurungkan kita mneyebrang dan akhirnya lebih memilih melanjutkan perjalanan kedestinasi berikutnya.
Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Batam tak menyempatkan untuk menikmati keindahan jembatan Balerang yang merupakan icon kota Batam yang melegenda. Saat kami berhenti dikawasan jembatan balerng disna sedang ada perbaikan gerbang masuk menuju kawasan wisata balerang. Oh ya buat temen2 yang ingin berfoto dengan berlatar Jembatan balerang yang lengkap dengan 2 buah jembatan besarnya bisa berfoto dikawasan ini.
Sudah banyak fasilitas lengkap disediakan disini baik warung, toilet dan tempat menjual marchdise khas Batam. Karean sudah sore kami menikmati senja sambil meunggu sunset tiba dari atas jembatan. Setelah puas menikmati sunset dan berfoto kami beranjak pergi melanjutkan perjalanan mengingat hari sudah semakin sore dan kita harus bergegas menuju penginapan atau homestay yang sudah kita sewa.
Saat menuju homestay salah satu peserta bernama ado sakit karna asam lambung dan merasa sesak nafas sehingga emye ditemani peserta lainya Bunda wari membawa ado kerumah sakit untuk diobati dan peserta lainya menunggu sekalian makan malam mengingat waktu itu jam makan malam tiba. Beruntung ado bisa cepat disembuhkan oleh dokter sehingga kita bisa berkumpul kembali di bus dan setelah semua peserta makan malam kita beranjak pergi menuju penginapan.
SABTU 14 OKTOBER 2017 (day 2)
Nyamanya Homestay yang berda disalah satu komplek pemukiman elit warga Batam membuat kita semua malas beranjak pergi. Namun waktu terus berjalan sehingga kita harus bergegas menuju pelabuhan Punggur Batam untuk menyebrang kepulau Bintan. Bintan menjadi pulau kedua yang akan kita datangi mengingat banyak destinasi selama dua hari kedepan akan kita kunjungi dipulau yang merupakan letak ibu kota Kepulauan Riau.
Jarak tempuh dari Pelabuhan Punggur Batam ke pelabuhan Sri Bintan Pura Bintan dibutuhkan sekitar 1 jam penyebrangan. Untu kapal umumnya sendiri tersedia setiap 1 -1.5 jam sekali namun untuk hari libur bisa 1 jam sekali. Untuk biaya penyebranganya sekitar 20.000 sekali menyebrang (2017).
Tiba dipelabuhan Sri Bintan Pura Bintan kita sudah disambut oleh supir Bus yang akan mengantar kita berkeliling Bintan selama 2 hari kedepan. Destinasi pertama yang kit akunjungi di Bintan adalah Gurun Pasir Busung yang sedang ngehits di Bintan. Untuk mengetahui detail mengenai Bukit Pasir Busung ini kalian bisa lihat disini Bukit Pasir Busung, Gurun Pasirnya Bintan
Sekilas memang kawasan bukit pasir Busung ini cukup unik karena memang benar seperti namanya mirip menyerupai gurun pasir. Terlihat hamparan pasir putih kekuningan hampir memenuhi sekitar kawasan ini dan tak hanya itu saja banyaknya gundukan membuat kawasan ini terlihat seperti gurun. Ditempat ini juga sudah banyak warung berjualan jadi kalian gak perlu khawatir kelaperan.
Untuk spot foto sendiri sangat unik dan beragam dimana penduduk setempat yang diamantkan untuk mengelola kawasan ini meamng benar-benar menjaganya. Kratifitas warga mendekor beberapa properti untk spot foto yang unik patut diacungkan jempol, lihat saja bagaimana unta-unta yang bisa dinaiki pengungjung akan terlihat sangat mirip dengan menaiki unta di Afrika.
Puas mengunjungi Gurun pasir Busung kita bergegas menuju Danau biru yang tak jauh letaknya dengan bukit pasir tadi. Rupanya Danau biru tersebut sama dengan bukit pasir busung sebeleumnya dimana disekitar kawasan danau biru juga ada hamparan pasir putih kekuningan yang sangat luas menyerupai gurun.
Danau biru atau telaga biru ini memang mirip dengan yang ada di Belitung yakni danau kaolin. Namun keunikan danau biru yang ada di Bintan dilengkapi dengan hamaparan pasir seperti gurun. Sebenaranya kawasan ini bukanlah kawasan wisata karena sebelumnya kawasan ini merupakan pertambangan Bauksit namun kini sudah ditutup. Sisa penambangan inilah yang kita menjadikan kawasan ini sangat menarik dan bahkan menjadi destinasi utama bagi wisatawan yang akan ke Bintan.
Fasilitas yang ada dikawasan dnau biru sangat lengkap baik warung, toilet sampai parkiran yang cukup luas ada disini. Wahana yang beragam yang bisa pengunjung pilih membuat kawasan ini lebih diminati dibanding gurun pasir sebelumnya yang kita kunjungi. Bagi kalian yang ingin berfoto menggunakan properti akan dikenakan biaya Rp 5000 saja dan kamu sudah bisa mendapatkan foto yang ciamik.
Karena hari sudah semakin siang dan waktu menujukan jam makan siang maka kita akhirnya menikmati makan siang dikawasan danau biru ini. Beruntung sdudah banyak makanan yang dijual disini jadi kita bisa memilih menu sesuai selera kita.
Pukul 13.00Setelah semua peserta makan siang, kita beranjak menuju bus dan melanjutkan perjalanan kedestinasi selanjutnya yakni Vihara Ksitigarbha Bodhisattva atau lebih dikenal wihara Patung Seribu wajah mengingat sulit sekali mengeja namanya heee.
Dibutuhkan sekitar hampir 1 jam perjalanan dari kawasan danau biru menuju Patung seribu wajah ini. Lokasinya sendiri cukup jauh dari pusat kota karena berada disekitar perkampungan dan Ksitigarbha Bodhisattva ini berada diatas perbukitan. Tiba dikawasan patung ini kita harus berjalanan kaki sebentar meningat bus yang kita naiki cukup besar jadi tidak bisa sampai parkiran yang ada dibukit tempat patung ini berada.
Tiba digerbang wihara ini kita akan dibuat takjub dengan megahnya dan besarnya kompleks wihara yang katanya dibangun oleh pengusaha asal Singapore. Saat memasuki kedalam area kita akan melihat patung yang sangat besar dan lorong untuk berjalan menuju 1000 patung lainya yang ada didalamnya.
Wisata Ksitigarbha Bodhisattva sendiri buka setiap hari kecuali hari senin mulai pukul 08.00 pagi – 16.00 sore dengan biaya masuk rp 5000-7000/ pengunjung (2017). Uniknya kawasan ini tidak dijadikan tempat ibadah atau sembahyang melainkan hanya dijadikan tempat wisata dan menyimpan patung-patung dengan beragam bentuk dan rupa.
Puas berfoto-foto dengan berlatar patung-patung disini kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju iconic ota Tanjung Pinang yang baru selesai dibangun yakni Gedung Gongong. Gonggong adalah sejenis siput yang merupakan makanan khas kota Tanjung Pinang atau Kepulauan Riau.
Bersambung Keliputan Trip berikutnya ya bagian ke- 2 : Liputan Trip Eksplore Batam & Bintan Perdana Backpacker Jakarta
LIST PESERTA BATAM-BINTAN
1. Ado #13✔👍
2. Ayudia #5✔👍
3. Maurin #rt30✔👍
4. Depi #5✔👍
5. Cici Sahara #11👍
6. Devi #25✔👍
7. Firsty #25✔👍
8. Nana #2✔👍
9. Dinni #nonRT✔👍
10. Putranto #25✔👍
11. Tasya #25✔👍
12. Puji #nonRT✔👍
13. Bundo mei #rt3✔👍
14. Susanti #18👍
15. Zahril #nonRt👍
16. Tere #nonRt👍
17. Widy #nonRt👍
18. Atin #JM✔👍
19. Nika #nonRt✔👍
20. Adi #rt25✔👍
21. Deski #nonRt✔👍
22. Ahmad #rt17✔👍
23. Febti #nonRt✔👍
24. Heri #nonRt✔👍
25. Wari #nonRt✔👍
26. Ayu #30 #BTL✔👍
27. Tom-my #rt11✔👍
28. Retno #nonRt✔👍
29. Firush #nonrt ✔👍
CP :
Emye
Nona Indah
Views: 1602