Kemegahan Arsitektur Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan Candi bercorak Hindu yang berlokasi di  desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Seperti Candi Borobudur yang telah melegenda ke seluruh pelosok negeri, Candi yang satu ini juga begitu terkenal di kalangan masyarakat luas dan mancanegara . Bahkan telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan cagar budaya dunia. Tak heran jika Prambanan menjadi magnet utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.

        Sejarah

Ditinjau dari sejarah masa lampau, Candi Prambanan berdiri sekitar abad ke-9 Masehi atau sekitar tahun 850 Masehi. Bangunan yang dibangun oleh Rakai Pikatan ini sengaja dibuat untuk memuliakan Dewa Siwa sesuai dengan isi dalam prasasti Siwagraha. Terbukti juga dengan adanya Arca Siwa Mahadewa yang berdiri setinggi 3 meter pada bangunan utama. Prasasti Siwagraha sendiri merupakan sebuah prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Sanskerta Shiva-grha (Rumah Siwa).  Prasasti tersebut juga menyebutkan bahwa ketika pembangunan candi tersebut terjadi pemindahan aliran sungai, yakni Sungai Opak untuk membuka lahan yang lebih luas serta menghindari terjadinya erosi di sekitar kompleks candi.

Candi Prambanan turut disempurnakan oleh Raja-raja berikutnya seperti Raja Lokapala, Raja Balitung Sambu dan Raja-Raja Medang Mataram. Sehingga jumlah candi semakin bertambah hingga ratusan dimana menurut sejarawan digunakan sebagai lokasi upacara kerajaan serta berkumpulnya para Brahmana untuk mempelajari kitab Weda.

Bangunan Candi ini pun pernah terlantar dan terabaikan karena berpindahnya ibukota oleh Mpu Sendok ke Jawa Timur yang diduga akibat letusan besar Gunung Merapi sekitar tahun 930. Kemudian sempat luluh runtuh dan akhirnya penemuan kembali candi berhasil dilakukan oleh CA.Lons dari Belanda sekitar tahun 1733. Seiring berjalannya waktu, Candi Prambanan terus mengalami pemugaran antara lain:

1. Tahun 1902-1903 Pemeliharaan bangunan rawan runtuh oleh  Theodoor Van Erp

2. Tahun 1918-1926 Jawatan Purbakala berkaidah arkeologi dibawah P.J. Perquin

3. Tahun 1926-1930 Pemugaran berlanjut oleh De Haan

4. Tahun 1931-1942 oleh Ir. V.R Van Romondt

5. Tahun  1953 peresmian pemugaran candi Siwa oleh Presiden Soekarno

6. Pemugaran beberapa Candi akibat gempa Yogyakarta 2006

Arsitektur

Candi Prambanan merupakan tradisi arsitektur Hindu yang berdasar pada Kitab Wastu Sastra, Berpola denah Mandala, dan mengikuti bentuk gunung Mahameru. Kompleks candi Prambanan juga mengikuti konsep Kosmologi Hindu yang terbagi menjadi beberapa lapisan ranah, alam atau lokal. Kompleks Candi  terdiri atas:

a. 3 Candi Trimurti : Candi Siwa, Wisnu dan Brahma.

b. 3 Candi Wahana : Candi Nandi, Garuda dan Wangsa

c. 2 Candi Apit : antara candi Trimurti dan Wahana

d. 4 Candi Kelir : 4 penjuru mata angindibalik pintu masuk

e. 4 Candi Patok : 4 sudut halaman dalam

f. 224 Candi perwara :4 barisan konsentris candi : 44, 52, 60 dan 68.

 

Jumlah 224 candi diatas saat ini diperkirakan hanya tersisa 18 candi yang terdiri atas 8 candi utama, 8 candi kecil dan 2 candi perwara.

Lahan denah Candi Prambanan terbagi atas 3 zona sesuai tingkatan mulai dari yang kurang suci hingga paling suci, yakni:

1. Bhurloka (Kamadhatu dalam Buddhisme) yaitu ranah terendah makhluk yang fana yang masih terikat oleh nafsu : manusia, hewan, dan makhluk halus.

2. Bwahloka (Rupadhatu dalam Buddhisme) yaitu ranah tengah dimana manusia mulai melihat cahaya kebenaran : resi, pertapa.

3. Swahloka/ Swargaloka (Arupadhatu dalam Buddhisme) yaitu tempat ranah tersuci yaitu tempat dewa bersemayam. Hal ini ditandai dengan adanya atap  kemuncak mastaka berupa “ratna” dalam bahasa sansekerta yang berarti permata.

 

Setiap ukiran relief di Candi Prambanan menyimpan kisah sejarah beraliran Hindu yaitu Ramayana yang menggambarkan kisah penculikan istri Rama yakni Dewi Shinta oleh Rahwana yang dalam upaya penyelamatannya dibantu oleh Hanoman dan Khrisnayana yang mengisahkan kehidupan Khrisna sebagai salah satu Awatara Wishnu.  Biasanya pengunjung yang hendak berziarah melakukan ritual Pradaksina yakni sebuah ritual mengelilingi bangunan suci yang dilakukan dengan berjalan dari kanan ke kiri searah jarum jam sesuai arah pembacaan kisah yang tertera pada relief candi.

Dipandang dari kacamata sejarah, berdasarkan versi legenda keberadaan Candi Prambanan memiliki kisah yang unik, yaitu Roro Jonggrang. Seperti yang telah dikisahkan dalam legenda tersebut, bahwa jaman dahulu kala terdapat seorang Raja bernama Bandung Bondowoso yang jatuh hati kepada seorang putri bernama Roro Jonggrang dan ia hendak meminangnya. Untuk menolak pinangan sang raja, akhirnya sang putri tersebut menguji Bandung Bondowoso dengan membuat permintaan yang sangat mustahil dilakukan yakni “Membangun 1000 candi dalam waktu 1 malam”. Raja pun menyanggupi dengan dibantu para iblis dan makhluk halus. Mengetahui hal tersebut sang putri hendak menggagalkannya dengan tipu daya sang fajar telah tiba, dengan cara membangunkan warga untuk menumbuk padi dan suara ayam berkokok. Raja yang sudah menyelesaikan 999 candi murka akibat tahu kecurangan Roro Jonggrang. Dan di penghujung kisah, Raja mengutuknya menjadi pelengkap candi yang ke-1000. Bahkan arca Dewi Durga yang berada di kompleks candi sering disebut dengan Roro Jonggrang karena dikaitkan dengan legenda ini.

Candi Prambanan sendiri berdiri diatas kompleks yang asri dan sejuk. Pada malam hari bangunan ini tampak gagah dan megah apalagi ketika sorotan lampu malam mulai menyala. Selain menyaksikan candi dan batu-batu purbakala, di area kompleks candi juga sering diadakan sendra tari ramayana dan pementasan legenda Roro Jonggrang yang selalu dinanti oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Bahkan. Spot menikmati sisi lain candi dari ketinggian bisa kita nikmati juga dari Spot Riyadi. Dari Spot Riyadi ini, kabut-kabut yang menyelinap di sela sela Candi serta konsep citylight  yang ditawarkan menjadi incaran asik bagi para pecinta fotografi. Pada pagi hari, sunrise yang lembut dipadu dengan hijaunya perkebunan dengan background Gunung Merapi bisa kamu saksikan langsung dari spot ini.

Transportasi

Untuk menuju Candi yang legendaris ini, bisa dijangkau dengan transportasi yang bisa dibilang sangat mudah, karena lokasi pintu masuknya yang berdekatan dengan jalan utama. Dan berikut beberapa alternatif transportasi yang bisa kamu gunakan untuk bertandang ke Prambanan:

a. Jika kamu dari Stasiun Lempuyangan/ Stasiun Tugu

kamu bisa menggunakan kereta Prameks, kemudian turun di Bandara dilanjutkan naik bus trans Jogja menuju hakte Prambanan. Dari siti kamu tinggal berjalan mengikuti alur gerbang pintu amsuk candi.

 

b.Jika kamu dari Terminal

1. Terminal Giwangan. Dari terminal Giwangan, kamu bisa naik kereta prameks tadi, atau bus kota jurusan Jogja-Prambanan atau bis arah Solo, nanti akan terlihat komplek candi yang luas di sebelah kiri, dan kamu tinggal turun saja mengikuti jalur pintu masuk ke candi.

2. Terminal Jombor. Dari sini sudah tersedia bus trans serta bus mini yang langsung mengantar kamu menuju ke halte prambanan.

 

Mengenai tiket masuk kawasan Candi berkisar Rp.30.000,- untuk wisata domestik, jika belum mengalami kenaikan. Selamat berkunjung dan menikmati megahnya warisan budaya Candi Prambanan ya Guys. Semoga sedikit ulasan diatas bisa menjadi gambaran bagi kamu yang sedang dan ingin berlibur ke Prambanan.

 

Dok. Foto Drone by Shoimasyar

Sumber referensi: wikipedia.id

 

Views: 4568

Defi Susisusanti

Gadis biasa yang tak punya kelebihan namun punya beragam kegemaran.

Baca Artikel Lainnya