Menempuh perjalanan lebih kurang 10 jam dari kota Medan dan 3 jam dari Padang Sidempuan melalui jalur darat, tidak ada yang menyangka ada sebuah candi yang di claim oleh Wikipedia adalah sisa – sisa peninggalan dari kerajaan sriwijaya dimasa lampau yakni sekitar 11 abad yang lalu.
Awalnya tidak sengaja saya bisa sampai di lokasi yang terletak di desa bahal, kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ini, semula hanya ingin mengunjungi kampong halaman di Sipirok, kemudian melewati jalan panjang dan melihat pamphlet yang bertuliskan Candi Bahal dan tangan langsung spontan searching untuk mengumpulkan informasi, lalu seketika itu merapatkan diri untuk mengabadikan momen sekaligus napak tilas ;p dikenakan biaya sebesar Rp 5000,- untuk retribusi masuk ke kompleks candi bahal, ya tidak seberapalah hitung – hitung membantu warga sekitar merawat situs peninggalan budaya, saya pun masuk dan tersenyum.
Memasuki areal kompleks candi yang luasnya ditaksir lebih kurang 2 hektar ini mata kita akan disuguhkan oleh pemandangan yang sungguh eksotis, penyusun utama dari bangunan Candi adalah bata merah yang bagi saya sungguh berbeda dari beberapa candi di jawa tengah yang biasa dikunjungi tampilan Prambanan dan Borobudur cukup kontras dari segi bangunannya, jika diperhatikan tampak relief – relief yang melambangkan kesan agama hindu dan Budha pada ukiran di beberapa dinding nya bangunan ini sungguh melambangkan kerukunan beragama yang bertoleransi tinggi, bangunan masih berdiri kokoh namun tampak tidak terlalu terawat agak cukup disayangkan padahal cukup potensial untuk dijadikan tempat wisata yang sarat akan makna kebudayaan.
Tapi secara total saya cukup kagum tidak menyangka di kampong saya ada Candi juga yang biasa paling banter hanya ada sungai hehe.
Masih tentang ke-eksotikan candi ini bukan hanya terletak dari warnanya yang tak biasa namun juga dilihat dari latar belakang panaromanya, dari kejauhan tampak jejeran kelapa sawit yang menambah kesan unik, pemandangan boleh berbeda dari candi lainnya namun untuk cuaca panasnya tentu sama, jadi disarankan untuk membawa sunblock saat pelisiran ke tempat ini agar panasnya matahari tidak langsung menusuk sampai ke sanubarim.
Created by : Syahra
Views: 744