Salam satu Aspal !!
Klub Touring Backpackerjakarta mengadakan bakti sosial kembali yang seperti biasanya bekerja sama dengan Qoloni , Minggu (19/10/2017). Kegiatan yang dilaksanakan di desa terpencil Kecamatan Sukamakmur, Desa Sukamulya, Kampung Mulyasari, Bogor – Jawa Barat. Kali ini sasaran kami langsung ke desa tertinggal dan letaknya sangat sulit dijangkau dengan kendaraan biasa atau roda dua.
Sebanyak 30 paket sembako dan peralatan tulis yang merupakan sumbangan support dari Qoloni dibagikan ke warga kampung mulyasari yang membutuhkan.
Seperti diketahui daerah kampung mulyasari, bogor merupakan salah satu daerah terpencil yang masih terisolir, kampung dengan jumlah 47 rumah dan dihuni dengan 58 Kepala Keluarga (KK) ini tepatnya berada di kaki gunung pancaniti.
Lokasinya masih belum teraliri listrik dengan baik seperti desa pada kebanyakan. Tidak ada aliran listrik sebagai penerangan ketika malam hari. Memang lokasinya memiliki ketersedian air yang melimpah sehingga ada beberapa sukarelawan dan dibantu oleh warga sekitar membuatkan sumber aliran listrik dari tenaga air atau dikenal dengan kincir air, namun listrik yang dibangun hanya kuat sampai jam 19.00 WIB (jam 7 malam). Diatas jam 7 malam akan gelap gulita.
Walaupun ketersedian air kampung mulyasari yang melimpah, namun destribusi air ini belum tersalurkan dengan baik dan pada beberapa rumah kadang masih mengalami kekeringan jika musim kemarau melanda, bahkan yang cukup membuat miris adalah pada beberapa rumah yang tersalurkan merupakan air rawa yang tidak diketahui layak konsumsi atau tidak.
Untuk menuju kampung mulyasari lokasinya terisolasi dan sama sekali tidak ada upaya yang membuat akses transportasi ke sana dari aparat pemerintah setempat. Sehingga untuk mendatangi kampung mulyasari, bukan hanya menguras energi, harus pula siap jatuh, rela kotor bahkan jatuh bagi yang nekad membawa kendaraan roda dua sampai atas. Rasanya ingin menangis, treknya sangat sulit ketika habis hujan turun. Jalannya yang begitu licin, agak menanjak dan setapak kiri kanan hutan sehingga pengendara motor harus ektra hati-hati.
Setelah berjalan kurang lebih 1 jam-an, baru ditemukan rumah warga setempat. Bentuk dan kondisi rumah memang sudah banyak permanen, hanya yang menjadi kendala terbesar di desa ini yaitu masalah pendidikan di kampung mulya sari yang cukup memprihatinkan mengingat program pemerintah yang mewajibkan setiap anak belajar sembilan tahun tapi nyatanya potret pendidikan tersebut tidak tergambar di kampung mulya sari.
Hal ini disebabkan karena akses jalan yang sulit dan terjal membuat kampung mulyasari tidak memiliki sekolah formal sehingga anak-anak mengandalkan madrasah sebagai sarana belajar dibantu oleh ustadz Sollihudin (atau lebih sering disebut Abi), Mang Udin dan Mang Aceng selaku gurunya. Pengajarannya pun sebatas baca tulis dan hitung, tetapi lama-kelamaan sudah banyak para komunitas atau relawanpun yang mengabdi disini untuk mengajarkan kepada anak-anak di kampung mulyasari.
Di lain kesempatan Pak Sollihudin selaku pemimpin desa tersebut mengaku sangat senang dengan kehadiran klub touring backpackerjakarta di kampung mulyasari, “ kami senang para anak muda mudi dari berbagai komunitas yang datang ketempat kami dan membantu kami dalam memberikan sembako untuk warga disini beserta peralatan alat tulis untuk anak-anak dalam kegiatan belajar mengajar sehingga bermanfaat bagi kami semua “, tuturnya mengakhiri sambutan.
Views: 1537