Tinutuan atau yang biasa dikenal dengan Bubur Manado merupakan makanan khas berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Asal mula kata Tinutuan tidak di ketahui dan sejak kapan menjadi makanan khasnya pun tidak diketahui dengan jelas. Ada yang mengatakan bahwa TinutuanĀ mulai ramai diperdagangkan di beberapa tempat di sudut Kota Manado sejak tahun 1970 dan ada juga yang mengatakan sejak tahun 1981.
Tinutuan atau Bubur Manado merupakan campuran dari macam-macam sayuran yaitu labu kuning yang biasa disebut sambiki, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gendi, jagung dan kemangi. Biasanya orang Manado menyajikan Tinutuan untuk sarapan pagi. Tinutuan juga dapat disajikan dengan ikan asin serta berbagai macam pelengkap hidangan.
Penyajian di Manado
Tinutuan, di Manado, disajikan dengan perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, dan perkedel jagung. Tinutuan juga bisa disajikan dicampur dengan mi atau dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.
Tinutuan yang disajikan bersama mi disebut midal, dimana akhiran dal tersebut berasal dari kata pedaal yakni nama lain untuk tinutuan khusus di wilayah Minahasa Selatan yang merupakan wilayah subetnis Tountemboan di Minahasa. Tinutuan juga dapat dicampur dengan sup kacang merah yang disebut brenebon.
Tinutuan yang dicampur dengan brenebon ini kadang juga ditambahkan tetelan sapi, yang konon dipercaya orang yang memakannya dapat menarik “roda” (gerobak).
Pada komunitas Kristen di Manado, tinutuan yang dicampur dengan brenebon ini dapat juga disajikan khusus yaitu dengan ditambahkan kaki babi, biasanya pada acara khusus seperti acara tumpah makan yaitu pada hari pengucapan syukur di Manado.
Sumber teks : https://id.wikipedia.org/wiki/Tinutuan
Views: 632