Kampung Suku Sasak di Pulau Lombok telah menjadi sebuah Desa Wisata yang masih terjaga adat dan budayanya hingga saat ini. Maka saat Lombok sudah masuk dalam list destinasimu, pastikan juga Desa Sade masuk ke dalam agenda trip.
Di sini kamu akan hanyut dalam kesederhanaan dan kedamaian akan tradisinya yang kental. Suasana pedesaan dengan gang-gang sempit yang bertingkat bisa kamu nikmati dengan berjalan kaki mengitarinya. Di desa kecil ini kamu bisa menemukan keunikan budaya serta tradisi Suku Sasak yang wajib banget kamu tahu.
Terletak di Desa Rimbitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Berjarak sekitar 10 km atau 15 menit perjalanan dari Bandara Internasional Lombok Praya. Jika dari Kota Mataram dibutuhkan waktu tempuh sekitar dua jam. Dapat menggunakan kendaraan pribadi atau pun umum jurusan Mataram-Kuta.
Di Desa ini masih lekat dengan budaya gotong royongnya. Ini merupakan cerminan dari sebuah budaya dan kearifan Suku Sasak Desa Sade yang patut dijadikan contoh dan tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
Kampung Suku Sasak atau yang lebih dikenal denfan Desa Sade ini terdiri atas 150 rumah. Di sini, masyarakatnya masih menjaga tradisi tenun yang telah turun temurun. Memintal kapas merupakan salah satu mata pencaharian selain bertani. Sebagian pun ada yang menjadi tour guide semenjak Desa Sade dikenal sebagai desa wisata.
Rumah adat (Bale Tani) desa ini dibangun dari bahan-bahan yang alami beratap rumbia khas Sasak. Salah satu bangunan yang menjadi icon merupakan bangunan lumbung padi yang sangat khas. Masyarakat Suku Sasak merupakan penganut Islam, maka di desa ini terdapat masjid yang bagunannya pun tradisional.
Rumah penduduk asli Desa Sade terdiri atas dua ruangan. Ruangan dalam diperuntukkan bagi wanita sekaligus dapur. Sedangkan ruangan luar diperuntukkan untuk anggota keluarga lainnya dan sebagai ruang tamu. Yang unik, mereka membersihkan lantai dengan kotoran kerbau agar mengilat, licin dan terlindung dari serangga.
Di rumah-rumah Desa Sade banyak dijajakan oleh-oleh khas Lombok, mulai dari tenun, kaos, patung, dan beragam pernak-pernik. Hasil tenun merupakan ciri khas dari desa ini, maka Bagi anak gadis di desa ini diwajibkan bisa menenun, sebab jika tidak bisa menenun mereka tidak diperbolehkan menikah atau akan menjadi pembicaraan warga.
Views: 479