Eksotisme Jakarta tempo doeloe

Tampak sebuah kesibukan pada siang hari yang sangat terik di tepi Pelabuhan, menyambut kapal yang silih berganti merapat ke dermaga. Dengan memicingkan mata ku coba memperhatikan para pekerja dengan kulitnya yang hitam terbakar matahari, baju yang lusuh dan kotor tercampur keringat yang tak henti mengalir dari pori-pori. Sebuah Kapal mulai merapat ke dermaga, terlihat seorang awak kapal tengah melemparkan tali besar, segera tali itu ditangkap oleh kuli lalu menariknya dan melilitkannya  ke sebuah tonggak besar di tepi dermaga. Kemudian terdengar teriakan yang memerintahkan para kuli mendekati kapal yang kini telah bersandar sempurna.

Komunitas Backpacker Jakarta menelusuri Sejarah Jakarta berdasarkan Buku sejarah Jakarta jilid II

Sesaat kemudian aku tersentak, tidak kulihat lagi kapal -kapal yang bersandar,  lengkingan peluit kapal yang nyaring berganti dengan lengkingan suara mesin commuter line, tidak ada lagi kuli -kuli yang terlihat mondar mandir, hanya orang orang yang hilir mudik mengejar kereta.  Nampak dihadapanku hanyalah bangunan tua stasiun kota yang entah sampai berapa lama lagi mampu bertahan dalam usianya yang semakin rapuh.

Jakarta ! Siapa yang tidak mengenal Ibukota Republik Indonesia, yang banyak orang bilang Jakarta lebih kejam dari ibu tiri, namun dibalik kerasnya sebagai Ibukota, Jakarta tetap menjadi tempat bersandar orang orang yang ingin menggapai mimpinya. Bukan hanya sebagai kota metropolitan kerajaan bisnis namun Jakarta juga menyimpan tempat tempat bersejarah yang penuh romantika di sudut sudut kotanya.
kubbu-bpj

Peserta dengan serius menyimak paparan sejarah

Siang itu di dalam sebuah bangunan tua yang berada di daerah kota, bangunan yang menjadi Stasiun awal perjalanan commuter line terlihat serombongan anak muda yang menamakan dirinya Backpacker Jakarta terlihat bergerombol dan serius memperhatikan pada apa yang disampaikan oleh seorang guide. Sekelompok anak muda yang menggemari dan mencintai sejarah ini berencana menelusuri sisa sisa bangunan tua yang ada  sebagai bagian dari sejarah  Jakarta dengan mendasarkan pada sebuah buku, ” Sejarah Jakarta jilid II”

Menelusuri  Jakarta tempo doeloe yang kental dengan nuansa kota tuanya sangatlah menyenangkan, membawa  imajinasi kita diajak kembali ke masa -masa dimana sebuah kota yang sangat ramai dan menjadi  pusat perdagangan yang sebelumnya bernama Sunda Kelapa. Sejarah mencatat, pada abad 16, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan internasional yang menjadi urat nadi perdagangan dunia.
rempah-rempah

Rempah rempah yang melimpah di Bumi Nusantara

Tertarik dengan kebesaran Sunda Kelapa, akhirnya portugis masuk mengadakan perjanjian dengan penguasa Pajajaran untuk  bisa mendirikan gudang dan benteng pertahanan di kawasan Sunda Kelapa. Kesepakatan ini ditulis diatas batu prasasti yang dikenal dengan nama “Padrao Sunda Kelapa”. Saat ini Padrao Sunda Kelapa menjadi salah satu koleksi sejarah “Museum Nasional”, Jakarta.  Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan dari Demak, Cirebon dan Banten, di bawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut Banten. Dan tanggal 22 juni dijadikan sebagai hari jadi kota Jakarta.

Fatahillah kemudian mengganti nama Bandar kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti kejayaan dan kesejahteraan, atau kemenangan yang sempurna. Setelah berakhirnya masa Sunda Kelapa dan mulai masa Jayakarta, hinga pada pada tahun 1619, VOC membumihanguskan Jayakarta, dan di atas puingnya didirikan kota baru yang mula-mula bernama Nieeuw Hoors, kemudian diganti menjadi Batavia.

Seiring perubahan nama dan penguasa, tentunya banyak tempat tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan dan perkembangan kota Batavia, lantas apa saja yang bisa dikenalkan pada generasi saat ini hingga nantinya mereka bukan hanya menempati kota Jakarta, namun juga tahu akan latar belakang kotanya .

1. Benteng VOC

Awalnya Batavia dirancang sesuai kebiasaan Belanda dengan jalan-jalan lurus dan parit-parit. Dibawah Gubernur Jenderal Jacques Specx perkembangan kota Batavia makin pesat, Kali Besar yang semula berkelok diluruskan menjadi parit terurus dan lurus menerobos kota.
batavia

Sebuah kota yang dikelilingi benteng dan beberapa bangunan kecil untuk menjaga kota tersebut ( Sumber Sejarah jakarta )

Seperti yang kita pahami tujuan awal VOC datang ke Indonesia adalah untuk perdagangan rempah, Namun J.P.Coen mempunyai visi menjadikan Batavia sebagai pusat perdagangan bukan hanya antar asia – eropa tapi antar Bandar/ Negara Asia. maka infrastruktur pun dibangun kanal, kastil, pelabuhan, dan tentunya Gudang Rempah dengan dikelilingi benteng yang mengikuti kanal kanal. Batas benteng sebenarnya masih bisa kita lihat sekarang di dalam museum Bank Indonesia.
benteng-voc


Sisa Benteng yang bisa kita lihat di dalam area Museum Bank Indonesia

2. Jembatan Kota Intan

Pelabuhan Sunda Kelapa kini tidaklah semegah dulu, namun menelusuri jejak sejarahnya memberikan pengalaman yang seru sekaligus juga melestarikan sejarah. Pesatnya perkembangan kota dengan hilir mudiknya kendaraan membuat jembatan Kota Intan tidak begitu menonjol. Bangunan Jembatan yang sudah menjadi cagar budaya ini kondisinya masih terlihat kokoh, detail bagian jembatan pun masih terlihat meski pada beberapa bagian terlihat berkarat akibat termakan usia.
kota-intan1

Jembatan Kota Intan saat malam hari

Jembatan Kota Intan menjadi  jembatan ikonik satu satunya  yang pernah dibangun Belanda. Pada awalnya jembatan itu dibangun sebagai penghubung Benteng Belanda dengan Benteng Inggris yang letaknya berseberangan dan dibatasi Kali Besar. Karena itu, pada masa silam jembatan itu dinamai Engelse Brug (Jembatan Inggris).

3. Galangan VOC

Belajar sejarah dengan menelusuri tempat bersejarah dan wisata kota tua membuat sejarah semakin menarik, banyak  makna  yang terkandung pada setiap bangunan yang tertinggal. Salah satunya Gedong Galangan Kapal VOC di Pasar Ikan, Jakarta Utara. Bangunan ini didirikan tahun 1628. Ketika itu, VOC menjadikan tempat ini sebagai galangan. Selain membuat kapal kecil, bangunan ini juga menjadi tempat perbaikan/dok bagi kapal-kapal besar yang mengangkut rempah-rempah
galangan-voc

Galangan VOC

4. Musium Bahari

Didalam benteng kota Batavia dibangun berbagai macam bangunan termasuk gudang rempah-rempah VOC yang secara bertahap dikonstruksi dari 1652-1759. Museum Bahari ini adalah bekas Gudang Barat atau Westzicdsche Pakhuizeb yang temboknya masih bagian dari benteng Kota Batavia yang tersisa.
musium-bahari

Musium Bahari terlihat dari luar
Musium Bahari nampak dari dalam

Di museum inilah kita bisa memperoleh informasi tentang sejarah Maritim Nusantara. Salah satunya kedigdayaan kapal Phinisi Nusantara dalam misi mengarungi Samudra Pasifik menuju Vancouver, Kanada, pada 1986. Keberhasilan misi Phinisi Nusantara itu tidak hanya sebagai pendobrak, tetapi juga penguat bukti kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia di dunia bahari.

Merekonstruksi ulang kota Jayakarta sebelum diambil alih oleh VOC, sangatlah tidak mudah, dikarenakan reruntuhan keraton dan alun-alun itulah dibangun kota Batavia. Tidak seperti Batavia yang meninggalkan banyak jejak berupa bangunan, kota yang dibangun atas kemenangan Fatahillah ini benar bear musnah tanpa dapat dilacak jejaknya. Letak bekas kota Jayakarta yang dinyatakan disekitar Pasar ikan belum bisa ditentukan kebenarannya.
keraton1

Kantor Perdagangan VOC disebut sebut berdiri diatas reruntuhan Keraton Jayakarta

Sejarah mencatat, pada tahun 1610 VOC telah diizinkan membangun sebuah gedung dan rumah-rumah dari kayu di tepi timur muara Ciliwung. Pembangunan ini dengan kompensasi membayar 1200 real kepada Pangeran Jayawikarta untuk membangun di Jayakarta. Disisi lain Pangeran Jayakarta juga memberikan izin kepada Inggris untuk membangun gudang mereka di tepi barat Ciliwung (1615), hal ini dimaksdkan untuk menyaingi keberadaan VOC, sehingga jika terjadi sesuatu kedua pihak bisa di adu.

Dari awal VOC memang sudah punya niat licik, mereka mengubah material bangunan pd tahun 1613 dengan batu dan akhirnya jadi benteng pertahanan (1618). Hal ini tersurat dalam Babad Tanah Jawi yang bercerita alasan Belanda membangun benteng adalah karena banyak pedagang yang akan datang dan mereka ingin mengamankan barang dagangannya dari pencuri.Hal lain yang dilakukan VOC adalah dengan meletakan meriam meriam didalam bentengnya dan melakukan percobaan percobaan dengan menembakan pelurunya hingga jatuh kedepan keraton Pangeran Jayakarta, dengan beralasan ingin melakukan percobaan berapa jauh meriamnya bisa menembakan peluru. Dengan kejadian ini  Pangeran Jayakarta minta ganti rugi sebesar  2000 dollar, namun hal itu kembali diulangi oleh VOC dengan kembali menembakan meriamnya di depan Keraton, oleh  Pangeran Jayakarta diminta kompensasi  denda 4000 dollar, pada saat itu VOC tetap membayarkan saja denda yang diminta. Hingga akhirnya peluru meriam meluluh lantakan Keraton Pangeran Jayakarta.

Cerita tentang kota kemenangan Jayakarta lenyap sudah, Jayakarta menjadi kota yang hilang ditimbun kebesaran Batavia.

Buku yang menjadi panduak klub Buku & Blogger Bpj menyusuri sejarah batavia

Based on Book Tempat-tempat bersejarah di Jakarta” karya A.Heuken SJ.

Buku ini merangkum segala cerita sejarah dan mitos soal keeksotisan Jakarta sebelum terbelit kemacetan dan polusi.

Foto Bersama sebelum berakhir acara

Waktu

Sabtu, 22 Januari 2017.
Peserta : 36 Orang
Based On Book :
Tempat-tempat bersejarah di Jakarta & Sumber-Sumber Asli Sejarwh Jakarta Jilid II karya Adolf Heuken SJ

Penulis : Penturing Klub Buku & Blogger

Sumber : https://petouring.net/2017/02/02/eksotisme-jakarta-tempo-doeloe/

Views: 835

admin

Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas Travelling yang didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta dan sekitaranya (Bogor, Tanggerang, Bekasi dan Depok.

Instagram : @backpackerjakarta
Tiktok : @backpackerjakarta
Twitter : @official_bpj
Facebook : backpackerjakarta
Group Wa : 081237395539

Baca Artikel Lainnya