Curug Sentral, Harmoni Kesejukan & Keasrian Alam Sukabumi

Setelah menjelajahi tempat wisata di Bandung dan Bogor, saya sempat berfikir tuk mencari tempat wisata lain namun masih dekat dengan Jakarta. Setelah searching, akhirnya saya memutuskan untuk menjelajah wilayah Sukabumi. Dan kebetulan, saat itu di sebuah media social ada ajakan untuk menjelajah salah satu objek wisata di wilayah Sukabumi yang memang cocok dengan passion saya.

Curug Sentral
Curug Sentral

Obyek wisata tersebut adalah Curug Sentral. Secara administratif, curug ini berada di desa Jayanegara Kecamatan Kabandungan atau dekat dengan Cevron Geotermal Salak Ltd. Curug Sentral adalah sebutan bagi sekumpulan air terjun dalam satu aliran sungai. Jadi, dalam satu aliran sungai terdapat tujuh air Terjun yang kemudian dinamakan sama, yaitu Curug Sentral. Yang membedakanannya adalah nomor urutan di belakang kata sentral. Pada kesempatan kali ini, saya hanya bisa menjelajah Curug Sentral 1 dan 2.

View Kebun Teh PTPN sebelum menuju Curug Sentral
View Kebun Teh PTPN sebelum menuju Curug Sentral

Perjalanan dimulai dari Masjid dekat Ciawi, meeting point kami di masjid tersebut pada hari Sabtu Pukul 22:00 WIB setelah semua berkumpul, kami langsung berangkat ke Kabandungan. Di kabandungan kami menginap di rumah kerabat dari teman kami. Setelah sampai di kabandungan, kami ngobrol-ngobrol sebentar tentang destinasi wisata di Kabandungan. Tak lama kemudian kami istirahat guna menyegarkan tenaga untuk esok paginya.

Berfoto ria di Curug Sentral
Berfoto ria di Curug Sentral

Paginya kami langsung berangkat ke Curug sentral dengan menggunakan kendaraan bermotor. Oh iya, jalur yang kami lalui untuk mencapai Curug Sentral adalah Msjid Ciawi-Parungkuda-Bojonggenteng-Kalapanunggal-Kabandungan. Pemandangan bukit-bukit tinggi yang dipenuhi pepohonan, hijaunya perkebunan teh membuat perjalanan kami terasa lebih sejuk dan meanjakan mata. Buat teman-teman yang hobi nasrsis, jangan khawatir. Dijamin perjalanan tidak akan membosankan, karena banyak spot keren yang bisa dijadikan obyek foto.

ber-selfie ria di jalan sepanjang kebun teh
ber-selfie ria di jalan sepanjang kebun teh

Kami sempat berhenti tuk sekedar mengabadikan keindahan dan kesejukan kebun teh Malani yang masih dikelola oleh PTPN. Setelah puas berfoto ria di sekitar kebun teh, kami pun langsung menuju Curug Sentral. Saya sempat bingung sesaat karena jalur yang ditempuh untuk menuju curug sentral adalah jalan setapak kebun teh. Bahkan untuk parkir saja kami harus menepikan motor di jalan setapak kebun teh, dan tidak ada papan petunjuk atau informasi apapun. Saya sempat berfikir, ini curug memang masih asri, sepi dan agak mistis.

Setelah memarkirkan kendaraan di jalan setapak kebun teh, treeking pun di mulai. Awal jalur yang kami lalui adalah menelusuri kebun teh, semak-semak selama 15 menit. Setelah itu, kami turun ke sungai dan menelusurinya sampai hulu. Trekking sungai yang kami tempuh agak sedikit menantang dengan kontur kombinasi tanah, bebatuan yang sangat licin. Sampai-sampai teman kami harus ‘mencium’ batu sungai karena kurang hati-hati dalam berpijak.

Kombinasi Jalur yang kami lalui
Kombinasi Jalur yang kami lalui

Tidak sampai satu jam, akhirnya kami sampai di curug sentral dan Hanya ada kelompok kami saja yang berada disini. Dengan suasana dingin dan curug yang memiliki ketinggaian mencapai 15 meter airnya yang sejuk dan banyaknya kubangan air membuat kami bisa puas bermain air dan asik berfoto ria. dan Setelah puas bermain air di curug sentral, perjalanan kami lanjutkan menuju Curug Sentral lainnya.

Jarak curug sentral menuju Curug Sentral lainnya kurang lebih 15 menit. Track yang kami lalui berupa kebun papaya, dan persawahan. Hanya butuh waktu 15 menit dari parkiran untuk sampai ke curug berikutnya, dan seperti biasa, kami menghabiskan waktu untuk berfoto, bermain air, ataupun menyantap makanan sambil menikmati sejuknya udara di sekitar curug.

Hari sudah mulai sore, kami pun dengan berat hati harus meninggalkan curug ini. Sebelum kami pulang ke Jakarta, terlebih dahulu kami berpamitan dengan kerabat teman kami yang sudah bersedia menjadikan rumahnya tuk tempat istirahat kami. Selepas maghrib, kami pun kembali ke menuju metting poin awal, Masjid Ciawi tuk berpisah. Sayonara….

Hits: 441

Idrisaje -

bukan siapa-siapa. hanya mencoba berdamai dengan takdir Tuhan....

Baca Artikel Lainnya