“Disulam sari sarato jubah
Jubah diguntiang dek anak rajo
Ondeh kanduang oi, ondeh sanak oi
Di dalam tari kami manyambah
Sambah tairiang nan jo carano
Ondeh kanduang oi, ondeh sanak oi”
Setiap pembukaan acara resmi maupun semi-resmi oleh orang minang biasanya diawali dengan Tari pasambahan. Sesuai namanya, fungsi tari ini adlah sebagi persembahan, untuk menyambut tamu dan orang-orang penting lainnya.
Pertama sekali biasanya dipertunjukan pencak silat oleh beberapa orang laki-laki. Atraksi ini memperlambangkan para pandeka (pendekar) sebagai parik paga dalam nagari. Kemudian barulah dilanjutkan oleh para gadis minang menarikan gerakan yang gemulai.
Sumber : lookingindonesia
Ditengah tari biasanya ada masa pause , disitulah kemudian pembawa carano membawakan sirih, lengkap dengan pinang, sadah dan kelengkapan lain, kemudian mempersilahkan tamu kehormatan untuk makan sirih. Anak daro membawa carano diiringi oleh dua orang lainnya kemudian berjalan anggun. Biasanya diiringi oleh musik bansi dan juga kato-kato pasambahan, sebagai simbol ucapan selamat datang.
Sirih merupakan simbol persaudaraan di Minang. Sehingga saat tamu mengambil dan memakan sirih, itu bermakna bahwa ia diterima baik seolah keluarga. Saat ini meskipun ada, sirih hanya sebagai pemanis isi carano. Karena tak banyak lagi orang yang makan sirih, apalagi tamu-tamu pejabat yang bukan minang, sehingga biasanya diselipkan beberapa permen.
Sumber : Tourist Attractions and Beaches in Indonesia
Setelah prosesi makan sirih, anak daro pembawa carano kemudian kembali dalam tarian dan tari dilanjutkan kembali, terus hingga selesai. Selesainya tari pasambahan berarti alek (acara) sudah resmi dibuka dan dimulai.
Salah satu filosofi tari pasambahan adalah untuk menunjukan hati yang bersih dan niat yang jernih ketika menerima tamu. Seorang tamu adalah raja yang harus diberikan servis sehingga ia senang ketika berkunjung. Selain itu orang minang menganut pai tampak muko, pulang tampak punggung.
Referensi : http://www.wonderfulminangkabau.com
Views: 4188