Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi terluas di urutan kesebelas dengan ibukota Padang yang memiliki beragam budaya yang kental dan potensi wisata yang menakjubkan. Bukan hanya itu, kota Padang juga menawarkan keindahan panorama alam hingga lokasi wisata bersejarah yang memiliki nilai tinggi.
Nah, itu adalah satu satu alasan kenapa Backpacker Jakarta kembali lagi mengexplore Sumatera Barat dan sekitarnya pada tanggal 21 – 24 September 2017 yang di gawangi oleh Febe Shinta @febe_shinta dan Amiral Arif @arifkutiah.
Dengan meeting poin di Bandar Udara International Minangkabau pukul 10.00 pagi, perjalanan ini diikuti oleh 25 peserta dan dikenakan biaya sharecost sebesar Rp527.400,-/orang.
Hmmm… Pasti kalian bertanya-tanyakan, kok murah banget ? kemana aja? tinggalnya dimana? Please jangan penasaran apalagi kepo, langsung aja simak ulasan lengkap perjalanan nya dibawah ini:
Kamis, 21 September 2017
Destinasi pertama yang kita kunjungi dihari pertama adalah Danau Kembar alias Danau Atas Bawah. Kenapa disebut dengan Danau Kembar ? Karena kedua danau ini memiliki luas hampir sama dan terhampar sangat dekat. Untuk lokasi danau nya sendiri terletak di atas ketinggian sehingga udaranya lumayan dingin. Oh iya, Danau Kembar juga menyajikan panorama alam yang superindah dengan berlatarkan gunung berbalut kabut serta aktivitas para petani sayuran yang menjadikan pemandangan indah tersendiri saat kita berkunjung kesini. Bagi kalian yang ingin melihat langsung Danau Kembar, kalian bisa mengambil arah ke Solok atau kurang lebih 65 km dari Kota Padang.
Setelah puas disini, kami langsung pindah menuju lokasi berikutnya yakni Danau Singkarak. Berbicara soal Danau Singkarak, ternyata danau ini merupakan danau terbesar kedua di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara. Pemandangan yang disajikan sangatlah memanjakan mata, apalagi kita serombongan datang saat senja mulai terlihat. Sepanjang perjalanan menuju Danau Singkarak, kami diperlihatkan pemandangan yang sangatlah indah terlebih banyak sampan yang bertebaran di danau sehingga menjadikan daya tarik pada danau yang berada di Kabupaten Solok ini.
Hari pertama kami akhiri di Danau Singkarak hingga melewati Magrib dan langsung menuju Homestay yang akan kita tumpangi selama 2 hari kedepan. Lokasi homestay nya terletak di Desa Balaigurah, Nagari Balaigurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam dan dikeliling oleh Gunung Singgalang, Bukit Barisan dan Gunung Marapi serta hamparan sawah yang hijau. Suhu udara disana lumayan dingin hingga mencapai 17 derajat.
Jumat, 22 September 2017
Tepat pukul 08.30 pagi, kami semua sudah siap menuju destinasi berikutnya yaitu Lembah Harau. Lokasi wisata ini terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota dan memiliki tebing granit dengan ketinggian 200 – 500 meter. Lembah Harau sendiri dijuluki sebagai Lembah Yosemite nya Indonesia karena memiliki keindahan seperti Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California. Kecuraman tebing di Lembah Harau mencapai 90 derajat, tak heran jika tebing ini menjadi surga bagi para pecinta panjat tebing.
Saat tiba disini, kami langsung berpencar untuk mendokumentasikan setiap sudut lokasi wisata ini dengan berbagai macam jepretan. Sambil keliling, kami menemukan bangunan pesantren dan anak anak penghafal Alquran. Bukan hanya itu, disana juga terdapat danau kecil-kecilan dan tempat menyewaan sampan (Rp15.000,-/sampan; maximal 3 orang). Selama di Lembah Harau kita gak memusingkan soal makan atau minuman, karena disana terdapat warung yang bisa di duduki untuk bersantai.
Next, setelah puas di Lembah Harau, kami langsung menuju ke salah satu destinasi yang menjadi icon Sumatera Barat yakni Kelok Sembilan. Kenapa jembatan ini disebut Kelok Sembilan ? Karena jembatan ini memiliki jalur utama antara Sumbar-Riau dan memiliki 9 tikungan atau biasa disebut kelokan. Jembatan yang berada di Kabupaten Limapuluh Kota ini sudah menjadi incaran setiap orang, sehingga saat kami datang sudah tidak heran jika lokasi spot foto sangatlah ramai.
Disana juga banyak jasa poto yang bisa kalian sewa dan dibandrol Rp20.000,-/cetak foto. Dilokasi kami juga gak khawatir mengenai makanan karena disana banyak banget warung yang bisa kalian singgahi untuk menikmati berbagai macam cemilan.
Ok disana kita gak berlama-lama mengingat spot Kelok Sembilan sangatlah ramai, dan kita langsung move untuk belanja oleh-oleh. Tempat yang kita kunjungi masih sama dengan part #1 yakni toko Oleh-oleh Ummi Aufa Hakim di Bukittinggi. Toko ini memiliki strategi yang unik karena kita dan pengunjung lainnya dipersilahkan untuk mencicipi varian yang ada sebelum menentukan pilihan, so kita sebagai pembeli gak akan kecewa dengan rasa yang dipilih kan?
Setelah puas belanja oleh-oleh, kita kembali menuju lokasi berikutnya yaitu Jam Gadang. Tidak sah rasanya jika kita menginjakkan kaki di Kota Bukittinggi tanpa melihat dan mengabadikan moment bangunan yang menjadi simbol dari kota ini.
Keunikan dari Jam Gadang ini adalah jika kita perhatiaan, seluruh angka di jam ini dibuat menggunakan sistem penomoran Romawi, akan tetapi hanya angka empat yang ditulis dengan empat huruf ‘I’ (IIII) dan bukan dengan tulisan ‘IV’.
Berhubung rombongan kita sampai dilokasi udah sore, maka kita menyempatkan diri untuk makan disekitaran Jam Gadang. Disana banyak banget yang jualan berbagai macam suvenir mulai dari baju, gantungan kunci, dan lain lainnya. Nah, jika kalian telusuri sampai kedalam, maka kalian akan menemukan 1 lokasi yang menjual makanan yaitu Nasi Kapau. Disinilah kami makan untuk mengisi perut.
Harga yang ditawarkan bervariasi sesuai lauk yang kalian pilih. Sekedar saran, jika kalian mau makan disana rombongan, lebih baik menyebar. Mengingat banyak banget yang jualan dan sebagain besar masih terlihat sepi gaes.. Oh iya, menurut informasi yang saya dapat, warung yang menjual nasi kapau disini tutup jam 18.00 mengingat sudah mulai gelap dan tidak ada lampu.
Setelah energi kembali terisi, kami bergegas menuju Great Wall Koto Padang. Tembok besar ini berada di Koto Gadang, Kabupaten Agam, yang berhubungan langsung dengan kawasan bawah Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi. Untuk menaiki anak tangga yang kabarnya berjumlah seribu jenjang ini, kita harus treking, setelah itu melewati jembatan gantung yang berkapasitas maximal 10 orang sekali jalan. Jembatan ini berguna untuk melewati sungai yang terjal dan menguji adrenalin setiap orang yang berkunjung kesini.
Tanpa menghabiskan banyak waktu, kita kembali bergegas kembali bis dan menuju homestay. Tapi sebelumnya kami mampir ke salah satu tempat ngopi yaitu Dangau Kawa. Mengingat sebagian besar peserta adalah penikmat kopi, maka rasanya kurang lengkap jika belum menikmati Kopi Kawa Daun khas Minangkabau yang terletak diantara Desa Baso menjelang pusat kota Bukittinggi.
Ada beberapa pilihan menu yang bisa kita pilih antara lain Kawa Talua (Kawa telor), Kawa Susu Jahe dan Kawa saja, tanpa campuran apa-apa. Kopi kawa yang disajikan belum dicampur dengan gula, justru kitalah yang memberi gula, sehingga bisa disesuaikan dengan selera. Kisaran harga yang ditawarkan dari Rp3.000,- hingga Rp9.500,- per kopi dan untuk gorengan dari harga Rp1.000,- hingga Rp4.000,- murah kan ?
Oh iya, cara menghidangkan kopi disini sangatlah tradisional karena masih menggunakan tempurung kelapa yang beralaskan batang bambu yang menambah kenikmatan saat menyeruput Kopi Kawa Daun sambil ditemani dengan gorengan, bika dan ketan. Sembari menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus diiringi dengan obrolan melepas lelah sehabis explore saat itu, kami mengakhiri perjalanan hari ini.
Sabtu, 23 September 2017
Gak berasa yah udah hari ketiga kita explore SumBar. Destinasi pertama yang kita kunjungi hari ini adalah Desa Paling Indah Di Dunia yakni Desa Pariangan yang berada di kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa ini berada di ketinggian 700 mdpl sehingga menjadikan udara di nagari ini lumayan sejuk. Didesa ini juga terdapat sebuah mesjid yang berusia ratusan tahun yang dikenal dengan Masjid Ishlah.
Design bangunan yang terdapat didesa ini seperti rumah gadang yang dindingnya terbuat dari anyaman rotan, ukiran kayu yang menggambarkan ciri khas bangunan di SumBar.
Selepas dari sini, kami bergegas menuju ke lokasi yang sudah kami tunggu-tunggu sebelumnya untuk menggunakan baju Adat yaitu di PDIKM ( Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ).
Terletak di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, bangunan PDIKM berbentuk Rumah Gadang bergonjong tujuh dengan empat rangkiang berleret di halaman depannya, dua dibagian kiri dan dua di bagian kanan.
Di tempat ini menyimpan berbagai macam dokumen lama tentang Minangkabau baik dalam bentuk reproduksi buku, naskah, kliping koran, foto maupun mikrofilm yang diantaranya berbahasa Belanda dan Arab Melayu. Saat kami tiba disini, kami langsung bergegas menuju tempat penyewaan baju adat yang ditarikan Rp25.000,-/baju dan juga ada jasa foto Rp15.000,-/cetak.
Setelah puas disini, kami langsung tukar pakaian dan kembali berangkat menuju Dermaga Pulau Pasumpahan. Untuk sampai kesini kita hanya bisa separuh jalan menggunakan Bis, selebihnya kita sambung menggunakan colkbak karena trek yang disuguhkan ke dermaga layaknya naik turun bukit. Sekitar pukul 21.30 kita semua sudah tiba di Dermaga, lalu mempersiapkan baju seperlunya yang akan kita bawa ke Pulau, selebihnya ditinggal di rumah warga dekat pinggir dermaga.
Untuk nyebrang ke Pulau Pasumpahan hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 menit menggunakan kapal. Kemudian kita tidur di pondok yang udah kita sewa tepat di bibir pantai sehingga saat bangun di pagi hari kami mendapatkan view yang memanjakan mata sambil menikmati sunrise yang terbit.
Minggu, 24 September 2017
Ini adalah spot terakhir kita sebelum meninggalkan SumBar yaitu di Pulau Pasumpahan. Pulau ini berada di perairan Kecamatan Bungus, Teluk Kabung, Kota Padang.
Pulau ini memiliki hamparan pasir yang putih dengan air laut yang bening. Menariknya, permukaan laut pulau ini seperti terbagi tiga. Warna bening di pinggir, hijau di depannya, dan membiru pada bagian yang lebih ke tengah.
Disini kita mulai berpencar, ada yang snorkling, ada yang keliling ke bibir pantai dan ada juga yang naik kebukit untuk melihat keindahan pulau pasumpahan dari ketinggian. Untuk sampai kebukit, hanya diperlukan waktu kurang lebih 10 – 20 menit dengan kemiringan trek mencapai 75 derajat. Setelah berpanas-panasan dan lelah, kita kembali disuguhkan pemandangan yang luar biasa yang gak akan kita lupain selama explore SumBar.
Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 14.00 siang dan kita semua mulai kembali nyebrang ke dermaga dan packing lalu dilanjutkan dengan naik colkbak menuju Bandara.
Nah, sekitar pukul 17.30 kita semua sudah tiba di Bandara dan berpisah satu persatu karena kami mengambil penerbangan yang berbeda-beda. So, makna perjalanan kali ini adalah kami menemukan arti kebersamaan bersama teman seperjalanan. Yang dimana kami mulai saling mengenal selama 4 hari dan tak ada lagi rasa canggung. Dan dalam waktu singkat kami melebur. Mulai dari tawa lepas bersama teman seperjalanan.
Dokumentasi Foto
Taken by @febe_shinta : https://drive.google.com/folderview?id=0B0g1E-3aTZc9VE80WllDNW1pZmc
Testimoni Peserta :
Dimas
- Tripnya menyenangkan ditambah dengan TL/CP yang humble.
- Pengaturan waktunya next harus dipertegas agar bisa mengejar sesuai dengan yang sudah dishare sebelumnya.
- CP/TL musti galak sama peserta yang bandel agar tidak mengorbankan waktu sehingga itin bisa berjalan sesuai dengan yang seharusnya.
- Ditunggu trip SumBar part 3 dengan CP yang sama.
- Sukses terus buat BPJ dan CP Trip Sumbar Part 2.
Endang Sulistyowati
- Amazing grupnya, Tripnya bokeh, Cepehnya pas banget orang Sumbar, Febe juga asik, seru gak jaim, Arif bikin gue gak bisa tidur nyenyak karena jail. Lokasi yang kita datengin gak mengecewakan, apalagi Pantai Pasumpahannya. Naik Colt Bak nya seru, kayak naik 🎢, pertama kali bangun tidur liat pemandangan pinggir pantai yang tenang, pasir putih, nyegerin mata ya di Pasumpahan ini. Soal ketepatan waktu memang mesti dibiasakan lebih disiplin. Dan kapan lagi bisa pakai pakaian pengantin Padang kalo gak di trip ini. Good job ya guys…Best 4 u n BPJ forever.
Novi
- Paket trip yang ditawarkan bagus sekali, tempat-tempat yang didatangi juga tidak mengecewakan indah banget parah.
- Makanan di trip hari pertama agak mengecewakan karna asin sekali (jika memungkinkan next time tim BPJ sudah survey untuk rekomendasi tempat makan yang lebih baik).
- CP dan teman-teman seru sekali jadi tripnya pun nggak membosankan dan terasa kekeluargaannya.
- Harapan aku next trip kakak CP atau pemandu bisa lebih informatif mengenai cerita sejarah atau informasi-informasi menarik dari tempat yang kita kunjungi, jadi kita nggak cuma dapat foto-foto yang kece aja tapi juga tambah pengetahuan baru.
- Sukses terus untuk tim BPJ. Thank you for the unforgettable experience & memories!
Silvia Ang
- Unforgettable moment Pertama ngetrip tanpa Kawan Sehati tapi kenangannya begitu mengena di Hati.
- Schadule harus lebih tertib agar lebih banyak waktu berguna bercengkraman dengan alam dan kawan.
- CP/TL kreatif dan edukatif dalam ciptakan keakraban.
- Makanan tak menjadi soal asal tepat waktu.
- Next trip harus ke Timur Negeri karena di sanalah tempatnya surga yang dititipkan Tuhan untuk bumi dan seisinya.
- Good works tim BPJ keep On Trip on The Right Way
See you SumBar Part 3!!
Author : @febe_shinta http://www.febeshinta.com
Views: 1911