Selamat malam, selamat datang di Bulan September. Pembahasan kali ini masih seputar laut, lebih tepatnya kebiasaan yang sering kita lihat pada saat orang melakukan Snorkeling dan Diving. Atau bahkan mungkin kita sendiri pernah melakukannya. What’s it ?
Snorkling dan Diving sambil menyentuh terumbu karang kemudian berfoto ria dan menguploadnya kedalam social media. Lho? Memangnya kenapa, nggak boleh ? Yaps, mari kita ulas dari awal.
As we know guysss, seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusia akan liburan semakin pesat. Bahkan tak jarang kita jumpai orang-orang rutin pergi melakukan liburan untuk merefresh diri seminggu sekali. Salah satu tempat yang selalu menjadi incaran untuk berlibur yaitu Laut. Sebab, banyak sekali aktifitas di laut yang dapat memberikan kepuasan sendiri serta memanjakan mata dan pikiran kita saat berada disana. Seperti berenang dilaut, bermain banana boat, bermain jetsky, snorkeling, diving, atau mungkin hanya sekedar menikmati indahnya matahari yang akan tenggelam.
Lalu? Dimana masalahnya ?
Permasalahannya adalah… mari kita ambil contoh Snorkeling, dan Diving. Yang mana Diving sendiri memiliki 2 cara yaitu Free Diving dan Scuba Diving. Snorkling adalah kegiatan berenang dipermukaan air dengan menggunakan alat bantu berupa masker selam dan snorkel yang biasanya berbentuk J. Umumnya dilakukan hanya untuk melihat keindahan biota laut dari permukaan air. Dan dapat dibantu dengan kaki katak yang biasanya disebut Fin. Dan Free Diving adalah kegiatan menyelam dengan menahan nafas selama beberapa waktu di bawah permukaan air. Sedangkan Scuba Diving adalah kegiatan menyelam dengan menggunakan alat bantu pernafasan berupa SCUBA (Self Contain Underwater Breathing Apparatus).
Pada saat kita melakukan aktifitas Snorkeling dan Diving, tentunya kita pasti akan terpesona dengan keindahan biota laut yang kita lihat, bahkan membuat kita tergoda untuk mendekati dan mengabadikannya dengan menggunakan kamera underwater. Mungkin jika hanya melihat dan berfoto didalam air sah-sah saja, sebab itulah yang kita inginkan, yaitu menikmati kekayaan biota laut Indonesia yang mempesona. Bahkan terkadang membuat siapa saja tergoda untuk menyentuh dan memegangnya.
Jangan mengelak, karna sudah banyak sekali realitas yang terlihat dimana banyak orang yang bangga saat bisa menyentuh terumbu karang bahkan menginjaknya pada saat snorkeling dan diving, kemudian dengan semangat menguploadnya kedalam social media yang dapat membuat orang lain yg melihatnya pun berlomba-lomba melakukan hal yang sama agar kelihatan hits dan keren. Tanpa memikirkan pengaruhnya.
Tapi taukah kalian? Bahwa menyentuh, memegang, apalagi sampai menginjak terumbu karang adalah hal negative yang seharusnya tidak kita lakukan. Kenapa? Karna Terumbu Karang juga makhluk hidup. Dan dengan satu sentuhan dari satu orang saja, dapat memberikan ancaman pada kehidupan karang itu sendiri. Dimana sentuhan tersebut dapat merusak fisik kepada karang dan menyebabkan “shock” terhadap proses pertumbuhan karang, hingga akhirnya karang itu mati.
Untuk itu, kita sebagai manusia yang memiliki akal sehat, apalagi kita adalah orang-orang yang menyukai alam, baik penyelam atau bukan, harus memahami bahwa terumbu karang saat ini sudah mengalami begitu banyak gangguan lingkungan. Seperti pencemaran air laut, penangkapan ikan yang tak terkendali dan berlebihan, serta peningkatan temperatur laut. Sehingga, cukup dengan satu sentuhan dari satu orang yang kita pikir tidak berbahaya, sebenarnya dapat berakibat fatal. Yaitu turunnya kualitas kehidupan pada kehidupan laut pada lingkungan tersebut, dan separah-parahnya pada akhirnya tak ada lagi yang tersisa untuk generasi anak cucu kita.
Lalu, apa hubungannya Sentuhan dengan Kualitas Karang ?
Nah inilah pentingnya pengetahuan. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali residu reaksi kimia atau kontaminasi yang secara tidak sengaja terserap atau menempel pada kulit kita, dan ketika menyentuh karang, kita akan meninggalkan zat kimia tersebut yang merupakan racun bagi kehidupan karang. Karna karang tidak memiliki system kekebalan tubuh layaknya makhluk hidup lainnya, sehingga akan mengganggu proses metabolismenya.
Fyi, kabarnya sebagian besar terumbu karang saat ini berada di bawah tekanan lingkungan yang sangat luar biasa sebagai akibat dari populasi sentuhan manusia. Pada kondisi dibawah tekanan yang besar, karang pasti akan mati jika tersentuh dengan cara yang tidak baik dan benar.
So, sekarang udah pada tau kan? Kita sebagai penikmat dan pecinta alam yuk mari kita bersama-sama melestarikan kekayaan alam, khususnya pada Terumbu Karang yang merupakan biota laut yang seharusnya kita jaga dan kita lindungi. Jangan nurutin ego pribadi untuk bisa dengan bangga menyentuh dan memamerkannya pada khalayak. Itu namanya bukan mencintai alam, tetapi merusak kehidupan makhluk hidup dan kehidupannya. Oke? Salam Lestari !
Author : Rizky Amalia @kikyamaleader
Views: 1315