Cirebon kota yang terletak di Jawa Barat ini memang menawarkan banyak wisata sejarah dan religi, bukan itu saja, kuliner dan keindahan alam Cirebon pun tak kalah dengan kota besar lainnya yang menjadikan kota ini menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan. Untuk kelima kalinya, Backpacker Jakarta mengadakan perjalanan ke Cirebon, pada hari Minggu, 17 Desember 2017. Tujuan trip kali ini tak jauh beda dengan trip ke Cirebon sebelumnya yakni Telaga Nilem, Telaga Remis, Taman Sari Goa Sunyaragi dan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Karena jarak Jakarta dan Cirebon yang tak terlalu jauh, maka perjalanan hanya dilakukan satu hari saja (One Day Trip), share cost sebesar Rp215.171,- untuk member dan Rp225.171,- untuk non member. Biaya tersebut termasuk bus PP Jakarta-Cirebon, tiket tempat wisata dan sarapan. Jumlah peserta yang ikut ODT Cirebon sebanyak 31 orang. Trip kali ini dikawal oleh CP kakak Incess dan Bang Hans Abu. Meeting point bertempat di Sekretariat Backpacker Jakarta pukul 00.00 WIB dan berangkat ke Cirebon tepat pukul 01.00 WIB.

Kami tiba di SPBU Plumbon pukul 03.45 WIB, seraya menunggu azan Shalat Shubuh pukul 04.00, kami beristirahat sejenak. Pukul 05.30 WIB kami pun melanjutkan perjalanan ke Telaga Nilem, telaga yang termasuk dalam kawasan kompleks wisata Telaga Remis Kabupaten Kuningan yang tak jauh dari Kabupaten Cirebon dan Majalengka.
Harga tiket masuknya adalah Rp15.000/orang. Telaga Nilem ini sumber mata airnya langsung dari pegunungan sehingga airnya begitu jernih dan segar, kedalaman air bervariasi dari mata kaki hingga 2,5 meter. Pepohonan yang ada pun membuat suasana semakin teduh dan asri. Sebelum berenang, kami dibagikan sarapan gratis oleh kakak-kakak CP. Kami tiba di Telaga Nilem jam 06.30 WIB dan berenang bermain air hingga pukul 10.30 WIB.
Destinasi selanjutnya adalah Telaga Remis yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Telaga Nilem. Tiket masuknya pun sama Rp15.000/orang. Di sini kita tidak menceburkan diri, melainkan hanya foto-foto. Suasana di Telaga Remis, duh, sangat memanjakan mata, air telaga berwarna hijau bening, pohon-pohon berdiri tegak di tepi telaga membuat rindang suasana.
Begitu alami dan suasananya sejuk terasa, kami betah berlama-lama bersantai di sana. Tak heran lokasi yang instagrammable dan romantis ini dijadikan oleh banyak pasangan untuk foto pre-wedding. Namun pukul 11.00 WIB kami harus melanjutkan perjalanan untuk menikmati kuliner khas Cirebon, yakni empal gentong. Kali ini kami bersantap di empal gentong Mang Roni bertempat di Jalan Evakuasi, depan KPP Cirebon, seporsi empal gentong dan nasi dibandrol dengan harga Rp20.000.
Setelah kenyang, kami pun beranjak menuju Taman Sari Goa Sunyaragi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari empal gentong Mang Roni, sekaligus untuk istirahat shalat Dhuhur. Asal-usul nama “Sunyaragi” tersebut terdiri dari 2 kata yaitu Sunya yang memiliki arti Sepi dan Ragi yang memiliki arti Raga, kedua kata tersebut adalah berasal dari bahasa Sansakerta.
Didirikannya gua tersebut bertujuan sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya selain itu Taman Sari Sunyaragi merupakan tempat bagi para pembesar keraton dan prajuritnya bertapa untuk meningkatkan ilmu Kanuragan, masuk Gua Sunyaragi kita harus membayar Rp10.000 per orang.
Di Gua Sunyaragi ini ada misterinya juga dimana ada suatu bagian di komplek Taman Sari Gua Sunyaragi yaitu tepatnya di bagian Gua Peteng, disana terdapat sebuah patung batu yang bernama Perawan Sunti. Lalu misteri apakah yang terdapat disitu? Katanya bagi siapa yang memegang patung Perawan Sunti, akan sulit jodoh. Nah loh? Percaya atau tidak percaya sih. Tapi jika tidak sengaja terpegang, disarankan untuk pergi ke Gua Kelanggengan yang berada tidak jauh dari situ. Mitosnya siapa yang masuk situ akan enteng jodohnya, dan bila sudah ada jodoh, maka cintanya akan langgeng terus.
Pukul 15.00 WIB kami pun melanjutkan ke destinasi selanjutnya yakni Keraton Kasepuhan Cirebon. Dengan membayar HTM sebesar Rp25.000/orang, kami pun diajak berkeliling keraton dan diberikan penjelasan oleh pemandu wisatanya. Keraton Kasepuhan terdiri dari beberapa bangunan, salah satunya museum yang berisi benda pusaka dan koleksi kerajaan.
Yang paling booming adalah 2 sumur di sini, yakni Sumur Kejayaan dan Sumur Agung. Sumur Kejayaan dikhususkan untuk pria, wanita dilarang masuk ke sana, karena sumur tersebut tempat itikafnya Wali Songo, sampai sekarang larangan itu masih diberlakukan. Pengunjung dipersilahkan meminum atau membasuh muka sambil berdoa mengenai kekayaan, jabatan ataupun usaha.
Sumur Agung adalah sumur yang diperuntukkan untuk pria dan wanita, konon bagi yang membasuh muka dan meminum airnya dapat membuat jomblo mendapatkan kekasih. Sumur memiliki kedalaman hingga 5 meter, air di dalam sumur tidak berlumut meski telah ratusan tahun. Pengunjung dipersilahkan membawa pulang air Sumur Agung, tapi syaratnya air sumur tidak boleh dimasak. Para peserta trip ODT Cirebon kali ini pun antri untuk membasuh muka dan minum air Sumur Agung untuk meminta jodoh.
Puas berkeliling di Keraton Kasepuhan Cirebon, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir, Batik Trusmi untuk membeli oleh-oleh khas Cirebon. Namun sebelumnya kami mampir makan sore di Nasi Jamblang Bu Nur yang kesohor. Antrinya panjang bak kereta api, tapi rasanya belum lengkap ke Cirebon bila tidak makan di sini. Setelah singgah dan berbelanja di Batik Trusmi selama 90 menit sekaligus Shalat Magrib, kami pun bertolak pulang ke Jakarta, tepat pukul 19.00 WIB.
Kami tiba di Jakarta pukul 23.00 WIB seperti yang diprediksikan kakak CP, para peserta trip ODT Cirebon ini dikepalai CP keren, Kak Incess dan Bang Hans untungnya disiplin dengan waktu, sehingga semua destinasi waktunya sesuai harapan, dan kami pun tiba di Jakarta tepat waktu, trip yang sangat berkesan walau hanya satu hari tapi pastinya memuaskan.
Pererta Trip ODT Cirebon Part #5


Author : Maria Ulfah @backpackerjakarta_32
Views: 1797