Sudah diakhir tahun saja ya! Artinya warga BPJ akan memiliki dua hari istimewa ke depan. Selain merayakan tahun baru, Perayaan Natal yang ditunggu-tunggu banyak keluarga di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, juga semakin dekat. Ini adalah momen spesial ketika semua anggota keluarga dan kerabat berkumpul bersama.
Tradisi Perayaan Natal Unik Berbeda di Banyak Daerah di Indonesia. Tradisi menjelang Natal merupakan simbol solidaritas yang diturunkan dari generasi ke generasi. Penasaran dengan tradisi pesta Natal tersebut, yuk simak informasinya bersama-sama di bawah ini!
1. Marbinda/Marhobas (Sumatera Utara)
Yang pertama adalah Malvinda dan Marhobas. Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan, dan marhobas adalah tradisi memasak daging yang disembelih oleh laki-laki. Kedua tradisi unik perayaan Natal ini dilakukan setiap hari Natal oleh suku Batak Toba Sumatera Utara.
Tujuan Marbinda dan Marhobas adalah untuk mempererat rasa kebersamaan masyarakat sekitar, membangun rasa gotong royong dan menjadi bentuk rasa syukur. Hewan yang disembelih di Marbiinda biasanya adalah hewan berkaki empat seperti sapi, kerbau, dan babi. Hewan-hewan ini diperoleh dari tabungan penduduk selama berbulan-bulan. Daging hasil penyembelihan hewan ini dimasak menurut tradisi Marhobas dan dibagikan kepada penduduk. Yang lebih unik lagi, dalam waktu dekat penyalur daging akan dipilih menjadi kepala desa.
2. Tradisi Rabo Rabo (Jakarta)
Tradisi perayaan Natal yang unik bahkan bisa Anda temukan di ibu kota Jakarta, tradisi yang satu ini bisa Anda temukan di kawasan Cilincing, khususnya Kampung Tugu. Sering dikunjungi oleh kelompok Kristen Portugis, desa ini memiliki tradisi bernama Rabo Rabo. Berarti “ekor” dalam bahasa Kreol Portugis, tradisi ini berlangsung setiap Hari Natal dengan orang-orang menyanyikan lagu Keroncong dan berjalan-jalan di desa-desa, mengunjungi rumah-rumah.
Sekelompok warga akan memulai Rabo Rabdengan terlebih dahulu menghadiri gereja untuk beribadah. Setelah itu langsung mengunjungi rumah warga setempat. Satu keluarga dari setiap rumah yang dikunjungi harus bergabung dalam rombongan seperti ekor yang dipanjangkan. Tradisi ini biasanya diakhiri dengan jamuan makan malam di rumah yang terakhir dikunjungi.
3. Tradisi Wayang Wahyu (Jawa)
Ternyata ada teater boneka yang tidak hanya menceritakan Mahabharata dan Ramayana saja, tapi juga punya cerita lain. Dikenal dengan nama Wayang Wahyu, pertunjukan ini Berbeda dengan wayang biasa, cerita yang ditampilkan dalam wayang wahyu diambil dari berbagai cerita yang terdapat dalam Injil.
Pertunjukan wayang yang kerap dipentaskan menjelang perayaan Natal di gereja-gereja tertentu di Jawa ini merupakan salah satu simbol inkulturasi budaya yang membentuk tradisi baru. Muncul pertama kali pada tahun 1960-an, pertunjukan Wayang Wahyu digunakan untuk mengingatkan umat Katolik agar menjaga kerukunan antar sesama.
4. Tradisi Ngejot Penjor (Bali)
Tenggelam dalam agama Hindu, Pulau Dewata tak luput dari tradisi uniknya dalam merayakan Natal. Sebagai tempat di mana toleransi beragama masih dipraktikkan, umat Kristiani di Bali biasanya melakukan tradisi Ngejot dan Penjor menjelang perayaan Natal, juga dilakukan oleh penganutnya.
Ngejot sendiri merupakan tradisi dimana warga saling berbagi makanan. Hidangan yang dibuat untuk tradisi Ngejot disesuaikan dengan masing-masing agama. Penjor, di sisi lain, adalah bambu besar melengkung yang biasanya diletakkan di antara galungan. Bambu ditempatkan di rumah-rumah sebagai wujud syukur atas nikmat Tuhan.
5. Tradisi Kunci Taon (Sulawesi Utara)
Tradisi unik Natal ini bisa ditemukan di kota Manado di Sulawesi Utara. Kunci Taon diadakan bersamaan untuk menandai akhir tahun dan biasanya diadakan pada minggu pertama bulan Desember dan berakhir pada awal bulan Januari.
Tradisi ini diawali dengan rangkaian kebaktian gereja. Umat Kristiani kemudian berziarah ke makam kerabatnya. Mereka biasanya memasang lampu hias di makam kerabat peziarah. Tradisi Kunci Taon kemudian diakhiri dengan pawai keliling desa dengan kostum menawan.
6. Tradisi Meriam Bambu (NTT)
Flores di Nusa Tenggara Timur memiliki tradisi merayakan Natal yang sangat seru. Seperti namanya, tradisi ini diisi dengan pesta meriam bambu yang meriah.
Meriam bambu sendiri sudah aktif dimainkan oleh penduduk setempat sejak tahun 80-an hingga sekarang. Deru yang dihasilkan game ini seringkali menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan saat Natal mendekat. Selain kegembiraan, bunyi meriam bambu juga bisa diartikan sebagai ucapan selamat datang atas kelahiran Yesus Kristus.
7. Tradisi Bakar Batu (Papua)
Tradisi unik perayaan Natal terakhir ini biasanya dilakukan oleh umat Kristiani Papua. Tradisi yang dikenal dengan Bakar Batu adalah kegiatan membakar batu untuk memasak. Batu itu diletakkan di lubang galian yang dialasi daun pisang dan ilalang.
Kemudian ditutup lagi dengan daun pisang. Setelah itu, masukkan daging babi dan lapisi daun pisang dan batu panas. Setelah itu larik diisi dengan sayuran hijau dan umbi-umbian kemudian ditutup lagi. Tradisi ini berlangsung setelah Misa Natal dan biasanya berlangsung sekitar setengah hari. Bakar Batu dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan dan menjaga persatuan.
Inilah ke tujuh tradisi unik perayaan natal di Indonesia, semoga menambah wawasan kita.
Author : @abijakarta
Editor : @kikyamaleader
Views: 114