Penangkaran buaya Asam Kumbang, photo by pariwisata Sumut
Kita pasti mengenal hewan yang bernama Buaya, dari masih kecil dengan cerita buaya dan kancil, hingga dewasa kita sering sebut lekaki yang suka menggoda perempuan dengan sebutan buaya darat walau sebenarnya buaya adalah hewan yang setia dengan pasangannya. Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya. Namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia.
Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang.
Buaya memangsa ikan, burung, mamalia dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sebagai hewan yang berdarah dingin predator ini dapat bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu mangsanya.
Walau buaya termasuk binatang buas tapi tidak menakutkan bagi Lom Tham Muk untuk mendirikan penangkaran buaya di Asam Kumbang, Medan pada tahun 1959. Mulai terkenal tahun 1998 hingga sekarang dang memiliki sekitar 2.800 ekor dari berbagai jenis berbeda membuat penangkaran asam kumbang sebagai salah satu penangkaran terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Buat pakan buaya, pengelola harus menyediakan 1 ton daging ayam setiap harinya.
Waktu makan buaya, photo by enjoy holiday
Areal penangkaran ini seluas dua hektar, oleh pemiliknya di dalam areal ini telah dibangun 78 bak penangkaran buaya dan setiap bak dihuni sekitar 10-15 buaya disesuaikan dengan umurnya masing-masing. Di penangkaran ini, ada buaya-buaya kecil yang sedikit tidak menyeramkan hingga buaya dewasa yang beumur puluhan tahun.
Salah satu kolam penangkaran, by lapak Medan
Sebagian tanah dibuat semacam danau buatan, tempat leluasa untuk buaya hidup di air dan naik ke darat. Danau telah dipagari tembok panjang dengan tinggi sekitar 3 meter sebagai pembatas dengan areal perkampungan penduduk yang berada di sekitarnya.
Danau buatan, photo by code traveler
Selain itu penangkaran Asam Kumbang menawarkan hiburan bagi para pengunjung. Atraksi buaya-buaya dengan sang pawang memang cukup menarik untuk ditonton. Kebanyakan buaya-buaya di sini sudah cukup terlatih untuk beratraksi di depan penonton. Tapi pengunjung juga harus tetap berhati-hati terhadap predator-predator ini sebab terkadang bisa juga bertindak agresif. Oleh karenanya pengunjung diperingatkan agar mematuhi himbauan para petugas dan pawang penangkaran buaya ini. Jika anda cukup berani bisa photo bareng buaya.
Penangkaran Buaya Asam Kumbang mempunyai koleksi banyak buaya dengan didominasi buaya Muara. Buaya buntung yang paling menarik perrhantian pengunjung.
Buaya buntung, photo by rahmad budi
Di penangkaran buaya Asam Kumbang pengunjung dapat melihat macam-macam aktivitas yang dilakukan sang buaya. Di pagi hari, buaya suka berjemur seperti dalam keadaan tidur, ada pula yang bergerak lamban seperti kerbau menunggu jam makan. Sang pawang biasa memandikan si buaya-buaya kecil penuh lumpur dalam suatu bak dengan air yang disalurkan ke pembuangan.
Memandikan buaya, photo by rahmad budi
Selain buaya, anda bisa melihat juga kebun binatang mini, yang dihuni beberapa hewan yang cukup menarik yaitu Monyet, Ular Phyton dan Cobra, Penyu dan kura-kura, serta tidak ketinggalan ratusan bangau putih yang terbang kesana kemari diatas Kolam besar penangkaran buaya tersebut.
Tarif
Tarif untuk masuk di area penangkaran 2016 ini yaitu sekitar Rp 3000,-(anak-anak) hingga Rp 5000,-(dewasa) bergantung dari keramaian para pengunjung, biasanya ramai pada musim liburan sekolah atau pada saat weekend, namun jika anda ingin melihat atraksi buaya, maka anda harus membayar tiket seharga Rp 50.000 untuk setiap orang dan juga anda bisa memberi mereka makan dengan membeli ayam dan itik yang sudah di sediakan oleh pengelola disana dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 30.000 per ekor nya.
Jam buka
Jam Buka taman buaya Asam Kumbang : setiap hari, pukul 9.00 – 18.00. Saat makan buaya sekitar jam 17.00, Anda akan melihat aktivitas seru dan menegangkan dari buaya-buaya tersebut. Sebabnya, saat itulah waktunya Anda melihat buaya sedang menyantap makanan. Dengan tubuhnya yang besar, mereka berenang dan berlarian di daratan untuk memakan mangsanya. Buaya-buaya tersebut akan saling rebutan dan mengadu kekuatan untuk makan.
Lokasi
Lokasi Penangkaran Buaya Asam Kumbang bisa dijangkau oleh semua transportasi di Medan baik angkot, bejak , motor dan mobil. Berada di Jl. Bunga Raya 2 no. 59, kecamatan Sunggal. Jika anda menggunakan kendaraan umum, maka anda bisa naik angkot dengan nomor 64 kemudian turun di kampung lalang dan naik angkot lagi untuk ke dua kalinya menuju taman buaya. Sedangkan untuk yang menggunakan kendaraan pribadi, tinggal meluncur saja ke arah kampung lalang dan kemudian ikuti petunjuk jalan ke arah taman buaya.