Mengenal Desa Alam Waerebo

waerebo – Sangat nyaman sejuk dan damai

Mengunjungi Flores, rasanya kurang lengkap jika tidak singgah ke Waerebo. Kampung Waerebo merupakan kampung tradisional adat terpencil yang terletak di kecamatan Satarmase Kabupaten Manggarai Barat –  Flores NTT.

Untuk menuju ke kampung tersebut, kami harus melakukan perjalanan panjang dari Laboan Bajo ke kampung terakhir yaitu kampung Denge. Tidak ada transportasi umum untuk menuju Denge, akhirnya kami sepakat untuk menyewa mobil dari pelabuhan Bajo.

Desa waerebo

Tepat pukul 16.00 WITA kami mulai meninggalkan Laboan Bajo. Kondisi jalan saat itu gelap dan tertutup kabut. Sepanjang perjalanan broki akan dibuat berdebar-debar, karena selain jalan yang berkelak kelok, jalan hanya muat untuk satu mobil dimana kanan jalan hutan dan kiri jalan jurang. Kecemasan kami semakin bertambah ketika mobil kami berpapasan dengan mobil lain, karena salah satu mobil harus berjalan mundur mencari space untuk melipir.

Setelah 9 jam perjalanan akhirnya, sekitar Pukul 23.30 WITA kami sampai dikampung Denge, sebuah kampung tenang dan nyaman untuk beristirahat. Kami menginap di homestay Blasius Monta ( 0811-3393-5077-5).

Keesokan paginya, kami melakukan tracking. Sebelum berangkat tracking, terlebih dahulu kami diberikan wejangan tentang hal-hal yang tidak bolh dilakukan selama perjalanan menuju kampung Waerebo. Pukul 08.00 WITA, tracking pun dimulai. Kami harus menyusuri jalan berkelok, melewati jalan bebatuan , sungai dan hutan.

Rute treking waerebo yaitu :

  1. Pos wae rumba

Untuk sampe ke pos tersebut broki harus melewati jalur bebatuan, waktu tempuh kurang lebih 1.5 jam dari kampung Denge

  1. Pos Poco roko

Untuk menuju ke pos ini, broki harus melewati sungai dan melewati hutan yang lebat, waktu tempuh sekitar 1 jam.

  1. Waerebo

Sebelum sampai ke kampung ini, broki masih harus melewati jalan perkebunan warga kampung waerebo kurang lebih 1 jam. Jarak tempuh dari kampung Denge ke W aerebo kurang lebih 9.5 km dan dapat di tempuh dengan 3 sd 5 jam tergantung kecepatan kaki broki.

Sekitar pukul 11.00 WITA kami tiba di kampung waerebo, sebelum masuk ke kampung tersebut kami harus mengikuti Upacara adat Waelu, yaitu upacara penyambutan tamu. Di kampung ini hanya memiliki 7 rumah adat, yang disebut dengan mbaru niang. Lelah kami terbayar melihat keindahan kampung yang tak pernah kami lihat sebelumnya, sungguh kami merasa seperti berada di negeri dongeng.

Saat itu kami memutuskan untuk bermalam di Waerebo karena keesokan harinya tepat 17 agustus, jadi kami tidak ingin menyiakan moment merayakan hari kemerdekaan RI bersama warga Waerebo. Tepat pukul 09.00 WITA perayaan kemerdekaan pun dimulai. Upacara di laksanaakan dengan sangat khidmad dan di akahiri dengan pengibaran bendera oleh sesepuh adat yang dikibarkan di atap salah satu rumah adat.

Perjaalanan yang panjang dan  penuh makna, melihat sisi lain negeri ini lbih dekat. Tepat pukul 11.00 WITA kami pamit dan meninggalkan kampung ini.

Tips dan rincian biaya:

  1. Siapkan stamina dan fisik yang prima
  2. Memakai jaket hangat dan memakai sepatu / sandal gunung.
  3. Membawa bekal makanan / snack untuk yang muslim dikhawatirkan kurang cocok dengan menu yang suguhkan.

Biaya :

  1. Sewa rental mobil perhari 700 ribu
  2. Sewa kamar untuk menginap di kampung denge 325 ribu perhari include makan 3 kali sehari
  3. Biaya untuk Guide 300 ribu per rombongan
  4. Biaya upacara waelu 50 ribu per ormbongan
  5. Biaya menginap 350 per orang

 

Hits: 1233

admin

Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas Travelling yang didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta dan sekitaranya (Bogor, Tanggerang, Bekasi dan Depok.

Instagram : @backpackerjakarta
Tiktok : @backpackerjakarta
Twitter : @official_bpj
Facebook : backpackerjakarta
Group Wa : 081237395539

Baca Artikel Lainnya