Nampaknya tidak sedikit orang yang punya keinginan travelling keliling Indonesia atau bahkan dunia.
Potongan kalimat di atas mungkin bisa secara keseluruhan mewakili sebagaimana besar peran travelling dalam mempengaruhi cara pandang kita terhadap hidup. Menjelajah alam Indonesia dan tempat-tempat baru pastinya akan memberikan penyegaran otak. Karena sejatinya tidak ada yang bisa mengalahkan sensasi bangun pagi di tempat yang berbeda. Terutama di Taman Nasional Tanjung Puting, saat kamu bisa mencoba mengenal orangutan di habitat aslinya. You surely won’t trade the experience with anything in this world!
Orangutan bisa Anda temui di kebun binatang kapan saja. Tapi kalau Anda ingin melihat bagaimana kehidupan orangutan secara langsung di kawasan aslinya di Kalimantan, tak ada salahnya untuk datang ke Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Taman Nasional Tanjung Puting terletak di Semenanjung Kalimantan Tengah. Di sini terdapat konservasi orangutan terbesar di dunia dengan populasi diperkirakan 30.000 hingga 40.000 orangutan yang tersebar di Taman Nasional Tanjung Puting dan juga di luar Taman Nasional Tanjung Puting ini.
Selain itu Taman Nasional Tanjung Puting juga merupakan Cagar Biosfer yang ditunjuk pada tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.
Dengan status Taman Nasional dan cagar biosfer, Taman Nasional Tanjung Puting dapat terjaga kelestariannya dan merupakan salah satu daya tarik pariwisata di Indonesia. Ini berbeda dengan konservasi orangutan yang terdapat di bagian Kalimantan lainnya, di mana kita melihat orangutan berada di habitat buatan manusia.
Foto : tribun news
Di Taman Nasional Tanjung Puting ini wisatawan dapat melihat langsung habitat alami orangutan secara langsung dan melihat langsung hidup mereka di alam liar. Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha. Terdapat tiga lokasi untuk rehabilitasi orangutan yaitu di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey. Orangutan Kalimantan mempunyai bulu kemerah-merahan gelap dan tidak memiliki ekor. Sejalan dengan pertumbuhan usianya, jantan dewasa mengembangkan pipinya hingga membentuk bantalan. Semakin tua, bantalan pipinya semakin besar sehingga wajahnya terkesan seram.
TIPS BERWISATA KE TANJUNG PUTTING
Dari kota tujuan terbanglah menuju Bandara Iskandar di Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, dengan lama penerbangan sekitar satu jam atau bagi kamu yang berdomisili di Kalimantan bisa naik bus jurusan Palangkaraya terlebih dahulu atau yang langsung menuju Pangkalan Bun, bus dari Banjarmasin berangkat pagi menuju Palangkaraya kemudian dilanjutkan sore harinya pukul 4 atau pagi hari pukul 7 dari Palangkaraya menuju Pangkalan Bun.
Perjalanan menyusuri Taman Nasional Tanjung Puting harus menggunakan Kapal (biasa disebut kelotok oleh masyarakat di Kalimantan) selama beberapa hari di sana kita terus hidup di atas kapal dari mandi, makan dan tidur semuanya dilakukan diatas kapal. Untuk itulah setiap kelotok dilengkapi oleh fasilitas yang lengkap dari kasur, kelambu, meja makan sampai dengan toilet yang dilengkapi dengan shower.
Maksimal penumpang sekitar 6 orang. Kalau menggunakan perahu kelotok waktu yang dihabiskan 3-4 jam dengan jumlah penumpang maksimal 12 orang. Sewa perahu kelotok bervariasi sesuai dengan ukuran dan mesin kapal. Untuk tour 1 hari, sewa klotok mulai Rp 1,3 juta – Rp 2 juta. Tour 2 hari, sewa klotok mulai Rp 750.000 – Rp 1,2 juta. Tour lebih dari 3 hari, sewa klotok mulai Rp 600.000 – Rp 1 juta.
Mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting wajib menggunakan pemandu. Pemandu wisata di Pangkalan Bun terhimpun dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Untuk fee pemandu wisata Rp 300.000 per hari (1-4 orang).
Created by : Berlian Selig
Views: 1218