Pendakian Perdana Gunung Lawu Via Cemoro Sewu – Jawa Timur

Gunung Lawu merupakan salah satu gunung favorite para pendaki yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut info nya, Gunung yang memiliki ketinggian 3265 mdpl ini merupakan gunung tertua di Pulau Jawa.

negeriangin

Sumber : negeriangin

Untuk sampai ke Puncak Gunung Lawu kalian dapat melewati tiga jalur yakni

  1. Jalur Cemoro Kandang, jalur ini berada di Tawangmangu, Jawa Tengah. Dan jalur yang disajikan lumayan panjang namun lebih landai.
  2. Jalur Cemoro Sewu, jalur ini berada di Sarangan, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 200 meter dari Cemoro Kandang. Jalur Cemoro Sewu memiliki trek yang agak menanjak tapi dengan waktu tempuh yang cukup singkat dan 98% medan yang disajikan sudah berbentuk tangga dari bebatuan.
  3. Jalur Candi Cetho, jalur ini merupakan jalur pendakian terbaru dan banyak beberapa pendaki yang tidak memilih jalur ini meskipun memiliki pemandangan yang lebih indah dibanding kedua jalur di atas, tapi dengan jarak tempuh yang paling panjang.

Jalur Pendakian Gunung Lawu bisa dikatakan jalur pendakian paling safety untuk didaki karena mempunyai jalur yang jelas, lebar dan dengan jalur batu yang tertata rapi dari basecamp sampai puncak. Terutama jalur pendakian via Cemoro Sewu.

Pada kesempatan kali ini, komunitas Backpacker Jakarta mengadakan pendakian perdana nya ke Gunung Lawu via Cemoro Sewu pada tanggal 18 sampai 21 Agustus 2016 dengan biaya sharecost sebesar Rp 340.000,- / orang dan meeting point di Sekretariat Backpacker Jakarta yang alamat di Jalan Mayjen Sutoyo Kav 48 No 48,Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, jam 20.00 P.M.

Pendakian perdana kali ini di gawangi oleh Cahyadi Arif dan Wina Tobing sebagai CP dengan membawa 28 peserta lainnya. Oh iya, agar pendakian semakin aman karena gunung ini terbilang tinggi, maka ada dua orang peserta yang membantu sebagai tim backup yaitu Rangga dan Arif. Yeahhh!

CP Cahya @cahyadiarf

CP Wina

Nah, pasti kalian penasaran dong, bagaimana sih kisah perjalanan pendakian perdana ke Gunung Lawu ini yang kata nya menurut CP, ini merupakan perjalanan yang seru, kompak, kocak serta mengharukan. Yuk kita ulas secara singkat, padat dan jelas tentu nya.

Basecamp – Pos 1 ( 1.5 Jam )

Dari gerbang masuk basecamp cemoro sewu perjalanan dimulai dengan melewati jalur yang cukup luas dan batu yang sudah tertata dengan melewati pohon cemara yang rimbun dengan medan yang masih landai. Tetapi sepanjang perjalanan menuju pos 1, peserta sudah terbagi 4 kelompok karena setiap peserta memiliki kekuatan yang berbeda beda.

Pos 1 – Pos 2 ( 2 Jam )

Medan yang disajikan adalah tangga berbatu dan melewati lembahan. Dari sini medan sudah mulai menanjak dan cukup terjal serta menguras tenaga. Disini juga ada tempat datar yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda kecil dekat bebatuan besar. Oh iya, karena ada dua orang peserta yang kelelahan, maka dengan didampingi 1 orang tim backup, perjalanan kedua peserta tersebut harus distop dan akhirnya membangun tenda di pos 2.

Pos 2 – Pos 3 ( 2 Jam )

Dari pos 2, medan yang ditempuh semakin menanjak terjal didominasi dengan bebatuan dan hampir tidak ada bonus. Karena waktu sudah mulai malam, maka semua peserta yang melanjutkan perjalanan mulai memasang headlamp. Perjalanan menuju pos 3 cukup menguras banyak tenaga setiap peserta, tetapi semangat mereka masih terus menyala untuk menggapai puncak. Setelah sampai di pos 3, karena sudah mulai gelap, ditambah angin kencang serta kondisi fisik peserta sudah mulai kelelahan, maka logistikpun di buka dan mulai memasak air untuk menghangatkan tubuh serta mengembalikan stamina yang sudah terkuras cukup banyak.

Pos 3 – Pos 4 ( 2 Jam )

Setelah stamina mulai kembali, perjalanan pun dilanjutkan. Jalur yang disajikan menuju pos 4 adalah tanjakan yang curam dan sama sekali tidak ada jalur landai. Disini ketinggian sudah mencapai sekitar 2800 mdpl. Jalur yang hampir dekat dengan Pos 4 akan ditandai dengan adanya pegangan besi yang berada di samping kanan kiri jalur pendakian walaupun tidak semua nya kokoh. Sepanjang perjalanan menuju pos 4, anginpun semakin kencang, oksigen semakin menipis dan temperatur suhu semakin dingin, bahkan ada beberapa peserta yang mulai kehilangan harapan untuk sampai ke pos 5. Karena ada beberapa peserta dengan kondisi yang tidak memungkinkan, maka dibangun tenda lagi dan perjalananpun di stop untuk peserta tersebut.

Pos 4 – Pos 5 ( 30 Menit )

Hanya perlu berjalan menanjak sedikit saja dari pos 4 kalian akan bertemu dengan jalan yang lumayan datar. Rencana nya semua peserta ingin membangun tenda di Warung Mbok Yem, tetapi mengingat kondisi peserta yang sudah sangat kelelahan dan malam semakin dingin, maka semua sepakat untuk bermalam di pos 5 ( Warung Pak Diki ) tanpa membangun tenda. Di warung ini ada banyak makanan seperti nasi pecel, gorengan, teh, indomie dll. Oh iya, sepanjang perjalanan menuju pos 5 terdapat sumur jolotundo lhoh.

Pos 5 – Sendang Drajat ( 20 Menit )

Setelah beristirahat yang lumayan cukup, sebagian peserta sudah prepare untuk summit ke puncak disusul denga peserta lainnya yang sempat membangun tenda di pos 4, disayangkan peserta yang di pos 2 tidak ikut menyusul. Hmmm….bukan hanya itu, tidak semua peserta yang ikut summit ke puncak ya gaes mengingat masih ada yang kelelahan dan istirahat di pos 5. Sebelum menuju puncak tertinggi, kalian akan melewati Pos Sendang Drajat. dimana pos ini sendiri juga terdapat sumber mata air bersih yang bisa digunakan untuk memasak dan mengisi air minum. Di Sendang Drajat juga terdapat sebuah warung yang sangat terkenal dikalangan pendaki yakni Warung Mbok Yem yang juga menjual makanan dan minuman, so tidak perlu membawa terlalu banyak logistik untuk menuju puncak.

Sendang Drajat – Puncak Tertinggi Hargo Dumilah ( 30 Menit )

Untuk menuju puncak, medan yang di berikan berupa bebatuan yang cukup menanjak dan sampai pada akhir nya beberapa peserta yang summit pun tiba di puncak tertinggi dari Gunung Lawu. Nah gaes, di Puncak Lawu sendiri terdapat sebuah tugu batu sebagai tanda Puncak tertinggi Gunung Lawu 3265 mdpl. Di puncak kalian bisa melihat pemandangan gunung lain nya seperti Merbabu, Merapi, serta Gunung Arjuno.

Begitulah sekelebat kisah pendakian perdana ke gunung lawu kali ini. So, mendaki gunung itu harus menyiapkan fisik dan mental yang kuat serta butuh kerjasama untuk menyukseskannya. Dan secara tidak langsung, mendaki dapat menaklukkan ego yang tinggi, belajar memahami makna kebersamaan dalam proses perjalanan menuju puncak dan mengerti bagaimana mencintai alam, serta yang terpenting belajar untuk mengerti arti kata “pulang dengan sehat dan selamat”.

Hits: 2083

Baca Artikel Lainnya