KKN

KKN di Desa Kembang

Dalam rangka semarak Hari Kemanusiaan Sedunia, Rumah Zakat Action gelar kegiatan KKN (Kemah Kemanusiaan Nusantara) yang berlangsung pada 16-18 September 2022 dan bertempat di Watu Mejo Mangrove Park, Desa Kembang, Pacitan, Jawa Timur.

KKN

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari 2 malam ini melibatkan lebih kurang 50 peserta. Mereka terdiri dari: Tim Respon Cepat, Koordinator Relawan, dan Relawan Perwakilan Cabang. Hadir juga oleh manajemen Rumah Zakat Action Pusat, serta relawan lokal.

Kegiatan KKN Mulai

Hari pertama yaitu hari kedatangan. Setibanya di lokasi, para peserta melakukan registrasi dan pembagian kelompok tenda masing-masing. Kemudian berkumpul untuk sesi perkenalan keseluruhan, baik peserta maupun panitia yang hadir dalam kemah kali ini.

Kegiatan hari kedua berawal dengan senam pagi, kewer-kewer jadi idolanya. Gerakan dari instruktur juga jadi hiburan tersendiri.

Setelahnya lanjut dengan apel kegiatan. Faisal selaku ketua pelaksana KKN, melaporkan bahwa peserta kegiatan berasal dari 16 cabang Relawan Nusantara.

Baca juga: Trip Kebaikan: Garabak Data

Masuk ke acara inti yaitu dengan materi assesment dan koordinasi oleh Al Razi Izzatul Yazid.

KKN di Desa Kembang

Materinya terkemas dengan cukup menarik dan terbagi dalam tiga sesi, yaitu pemaparan, simulasi, dan diskusi hasil oleh setiap kelompok. Para peserta tampak sangat aktif dalam mengikuti setiap prosesnya.

Sebelum pemaparan akan mulai, peserta kembali terbagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari ikhwan dan akhwat. Setiap kelompok berbekal sticky note dan dua buah spidol berwarna. Gunanya adalah menjawab pertanyaan dan kemudian menempelkannya di tempat yang telah tersedia saat pemateri memberikan pertanyaan setelah pemaparan dari beliau.

Sesi Simulasi

Pada sesi simulasi, peserta bisa berkoordinasi di Posko Utama dengan Pusdalops. Selanjutnya berpencar mencari berbagai informan; mulai dari ibu hamil, lansia, ibu menyusui, tim medis, dll. Proses ini memakan waktu yang cukup lama.

Nah, hasil dari assesment di lapangan ini lah yang dipaparkan oleh tiap kelompok. Tiap kelompok punya fokus masing-masing dan punya program unggulan sesuai kesepakatan tim dan apa yang mereka lihat dan nilai di lapangan. Terjadi diskusi dan tanya jawab cukup apik dalam sesi ini.

Setelah melihat antusias para peserta pada kegiatan yang baru pertama kali digelar ini, maka kemungkinan selanjutnya akan ada kegiatan serupa yang setingkat lebih tinggi levelnya. Hal tersebut terucap dalam amanat Pembina pada Apel yaitu oleh General Manager Rumah Zakat, Al Razi Izzatul Yazid.

Beliau berpesan bahwasanya “Gelaran ini adalah awal dari perjalanan peningkatan kapasitas Tim Respon Cepat. Akan ada kegiatan dengan level setingkat lebih tinggi dari kegiatan ini. Teruslah belajar untuk meningkatkan kapasitas diri seorang pegiat kemanusiaan.”

KKN di Desa Kembang

Magrib usai, saatnya menikmati hidangan bersama-sama. Ikan bakar jadi santapan utama. Tak lupa oleh-oleh dari masing-masing daerah jadi kudapan setelahnya. Cemilan saat berdiskusi dan bersantai. Membahas yang perlu, hingga larut malam dan tubuh meminta untuk beristirahat.

Hari terakhir

Hari terakhir lenuh dengan aktifitas lapangan seperti capacity building yang terkemas seru berupa beberapa game keakraban berkelompok. Saat itu juga lah pengumuman pemenang untuk materi assesment kemarin dan jreng… jreng… jreng… kelompok dua atau RSJ (Rumah Sadaqoh Jariyah) dengan taglinenya “RSJ, gila banget”, keluar jadi pemenang. Yeayyyy… menang.

Lanjut dengan penanaman mangrove oleh masing – masing peserta. Penanaman ini adalah sumbangsih relawan dalam isu climate change.

Saatnya prepare kepulangan. Semua barang pribadi kembali tersusun rapi di dalam carrier.

Eits… jika pada keberangkatan peserta dengan Hilux, saat kepulangan ini harus mencoba naik kapal. Menyusuri sungai yang cukup luas dan panjang, tentu berbekal pelampung untuk penumpangnya.

 

Kegiatan KKN kali ini tentu punya kesan tersendiri bagi semua yang terlibat. Begitupun bagi yang sebelumnya belum pernah menginjakkan kaki ke daerah Pacitan. Sampai bertemu lagi di kegiatan selanjutnya.

 

Hits: 203

Wina Zulfani

Masalah terbesar kita cuma satu: meninggal tapi tidak masuk Surga.

Baca Artikel Lainnya