Pariangan: Desa Terindah di Dunia

Pariangan
Foto oleh: m.bisnis.com

Pariangan terletak di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Memiliki luas 17.92 km2 dan dihuni sekitar 6.479 jiwa. Desa ini berada di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut, yang menjadikan udaranya cukup sejuk.

Desa Pariangan dapat ditempuh sekitar 3 jam dari Padang, Ibu Kota Propinsi Sumatera Barat dan sekitar 14 km dari Kota Batusangkar, Ibu Kota Kabupaten Tanah Datar.

Pada 23 Februari 2012, Nagari (desa) Pariangan terpilih sebagai salah satu dari lima desa terindah di dunia dengan kategori World’s 16 Most Picturesque Villages versi Budget Travel (sebuah majalah pariwisata internasional terbitan New York).

Saat berkunjung ke desa ini, panorama alam berupa sawah hijau akan membuat siapapun yang melihatnya terpesona. Jalannya yang berkelok-kelok, akan membuat perjalanan semakin seru.

Foto oleh: www.raunsumatra.com

Menurut Tambo Minangkabau, Pariangan merupakan nagari tertua di Sumatera Barat. Kebudayaan Minangkabau mulai lahir dari sini, dibuktikan dengan ditemukannya menhir, batu tigo luak, prasasti dan lainnya.

Adat istiadat, kebudayaan, dan arsitektur bangunannya memiliki ciri khas yang unik dan tidak dimiliki oleh daerah. Hingga sekarang masih tetap ada dan dipertahankan. Keramahan warga juga membuat wisatawan yang datang merasa nyaman.

Rumah gadang yang memiliki atap bergonjong dengan dinding terbuat dari anyaman rotan, berhiaskan ukiran kayu dengan berbagai motif khas minang menjadi ciri khas desa ini.

Foto oleh: dennypedia.com
Mesjid Ishlah

Terdapat juga sebuah masjid tradisional berukuran cukup besar yang berumur ratusan tahun, dikenal dengan Masjid Ishlah. Dibangun pada abad ke-19 oleh seorang ulama besar dari tanah Minangkabau yang bernama Syekh Burhanuddin.

Masjid ini berukuran 16 x 24 meter dan sudah di renovasi oleh masyarakat sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1920 dan 1994. 

Foto oleh: pinterest.com

Masjid ini memiliki atap limas segi empat bertingkat. Diyakini, arsitektur ini mengadopsi gaya arsitektur Dongson ala dataran tinggi Tibet. Dengan keunikan bentuk atapnya, Masjid Ishlah tampak menonjol dan menjadi perhatian utama dari bangunan-bangunan yang ada di desa Pariangan.

Pemandian Air Panas

Warga di desa Pariangan memiliki kebiasaan mandi di tempat pemandian umum atau yang biasa disebut “tapian mandi”. Pemandian ini berada di depan Masjid Ishlah. Sumber air panasnya berasal dari Gunung Marapi, yang memiliki khasiat untuk menjaga kesehatan kulit.

Terdapat satu tapian mandi untuk perempuan yang diberi nama Rangek Subarang, serta dua tapian mandi untuk laki-laki bernama Rangek Gaduang dan Rangek Tujuah. Selain untuk mandi, tempat ini juga dimanfaatkan sebagai tempat mencuci.

Cagar Budaya

Terdapat cagar budaya berupa sebuah sawah yang dibuat oleh Dt. Tantajo Garhano. Sawah ini merupakan sawah yang pertama kali dibuat di Nagari Pariangan.

Foto oleh: travelnatic.com

Sawah tersebut dijadikan sebagai Cagar Budaya oleh masyarakat Pariangan sebagai bentuk terima kasih dari warisan leluhur yang ditinggalkannya.

Lokasi sawah tersebut berada di ujung jalan utama desa. Siapapun boleh datang ke sana untuk melihatnya. Oya, di desa ini juga terdapat situs cagar budaya baru Tungku Tigo Sajarangan.

Makam Dt. Tantajo Garhano

Dt. Tantajo Garhano merupakan seorang tokoh Adat Minangkabau di Nagari Pariangan. Makam beliau juga dijadikan sebagai situs sejarah.

Makam ini memiliki panjang lebih kurang 22,5 Meter dan lebar 7 Meter. Jika ada yang mengukur lebar dan panjang makam tersebut dan mengulanginya lagi, maka hasil ukurannya tidak akan sama.

Makan beliau sudah diberi pagar. Pengunjung hanya bisa melihatnya dari luar,sebab tidak semua orang bisa masuk ke kawasan makam ini. Lokasi makam terlihat seperti taman karena sudah banyak ditumbuhi beragam pohon.

Sumber: minangtourism.com

Hits: 793

Wina Zulfani

Masalah terbesar kita cuma satu: meninggal tapi tidak masuk Surga.

Baca Artikel Lainnya