Backpacker Jakarta Eksplore Lombok – Bagian 2

Baca Liputan sebelumnya disini Backpacker Jakarta Eksplore Lombok – Bagian 1

Memasuki Hari kedua di Lombok, kita akan mengeksplore kawasan area pegunungan yang dingin. Sembalun menjadi salah satu kawasan yang akan kita datangi karena disini tepat berada Gunung Rinjani yang terkenal itu. Etss kita gak akan nanjak gunung melainkan eksplore sekitar kawasan Sembalun. Sembalun merupakan sebuah kecamatan yang ada di Lombok tepatnya berada tepat dikaki gunung Rinjani.

Berfoto bersama didepan Homestay Ketjeh
Berfoto bersama didepan Homestay Ketjeh

Dari homestay cukup menyita waktu karena hampir ditempuh dalam waktu 3 jam perjalanan berbukit-bukit dan menembus hutan. Oh ya sebelumnya kami berhenti terlebih dahulu membeli oleh-oleh khas Lombok baru kemudian menuju Sembalun.

Phusuk Sembalun

Phusuk Sembalun menjadi pemberhentian kami. Kawasan ini adalah puncak tertinggi yang bisa dilalui kendaraan yang ada dikawasan Sembalun. Dari puncak ini kita bisa menyaksikan hamparan persawahan luas dan ditemani perbukitan mengeglilingi Sembalun. Pemandangan indah ini tercipta takala kabut menghiasi sekitar perbukitan terlebih cuaca cukup dingin. Ratusan kaanan monyet ekor panjang juga banyak berada di phusuk sembalun. Lokasi yang tepat jika anda ingin beristirahat setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan.

Foto Bersama di Phusuk Sembalun

Ada 2 buah elf menggantikan Bus yang digunakan sebelumnya digunakan dihari kedua menemani eksplore pegunungan. Memang cocok dan tepat sekali menggunakan elf dibanding Bus karena jalanya yang menanjak dan berkelok-kelok sedikit memudahkan perjalanan menembus kaasan Sembalun. Sekitar 1 jam kita berada di Phusuk sembalun, sekitar pukul 12.30 siang kita melanjutkan perjalanan menuruni perbukitan mengarah ke desa sembalun. Destinasi kedua adalah Bukit Selong alias bukit Semenit. Namanya unik mengingat bukit ini tak terlalu tinggi sehingga siapa saja bisa mendaki bukit ini.

Bukit Selong Sembalun

Jangan salah guys, meski tidak terllau tinggi namun karena lokaisnya tepat berada disebelah hamparan persawahan desa sembalun membuat siapapun yang melihat pemandangan sekitarnya Takjub. Hamparan sawah bewarna warni terlihat memanjakan penikmatnya ditambah lagi pemandangan bukit-bukit yang berjejer rapi dan rumah-rumah yang menghiasi kawasan Sembalun.

Pemandangan Bukit Selong atau Bukit Semenit Lombok

Dibukit Selong sendiri tepat berada dibawahnya kita bisa menjumpai rumah adat Sembalun loh guys. Rumah adat ini tersusun rapi dan atapnya terbuat dari jerami. Puas menikmati bukit selong dan melihat keindahan arsitektur rumah Sembalun kemudian perjalanan dilanjutkan menuju kawasan Senaru tepat dimana Air Terjun Kelep atau biasa disebut Tiu Kelep berada.

Rumah adat Sembalun

Pukul 13.30 kami berangkat menuju kawasan Senaru yang juga merupakan kawasan idola pendakian Rinjani. 2 jam perjalanan kami tempuh, melewati kebun-kebun strowbery yang ada disekitar jalan sembalun. Sekitar pukul 15.00 kami tiba dipos pendakian Rinjani tepat dimana Tiu Kelep berada. Tiket masuk ke Tiup kelep adalah Rp 10.000 per orang. Oh ya, dikawasan curug Kelep juga kita bisa menjumpai Tiu lainya yakni Sandang Gile. Air terjun Sandang gile sendiri lebih dekat dibanding tiu kelep.

Sandang Gile

Hanya butuh sekitar 20 menit menuruni anak tangga berbatu kita sudah sampai di air terjun ini. Hujan menemani perjalanan kami menuju Tiu Kelep. Hanya sebagain peserta saja yang memutuskan untuk ikut ke tiu kelep selain karena faktor cuaca juga karena perjalananya memakan waktu sekitar 30 menit dari sandang Gile. Tiu kelep lebih mempesona dibanding sandang gile. Tak heran keindahnya membuat tiu kelep menjadi primadona wisata Lombok. Tracking menuju tiu ini cukup sulit karena beberapa kali kita harus melewati bebatuan besar dan aliran sungai yang cukup deras.

Tiu Kelep yang Unik

Puas menikmati keindahan Tiu kelep kita memutuskan untuk kembali ke atas sekaligus berganti pakaian karena kala itu hujan cukup besar. Makan sore menemani kita menanti redanya hujan. da yang menarik disini karena harga makanan disetiap warungnya berbeda2 sehingga membuat sedikit gejolak diantara peserta trip. Bayangkan saja ada harga mie rebus plus telor dikenakan 25.000 sementara ada yang hanya 15.000 bahkan ada yang cuma 10.000 saja. Entah mengapa harga mie instan disana berbeda2 maybe melihat kami dari Jakarta membuat si pedagang mencari keuntungan sendiri. Hati-hati guys tanya harga dulu sebelum membeli ya.

Rumah Makan Raja Taliwang

Cuaca sudah membaik dan hujan mulai mereda. Kita kembali kepenginapan alias homestay dimataram. Saat saya melihat maps wow ternyata kita mengelilingi Lombok loh sehingga waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk sampai dikota Mataram lagi. Pukul 20.30 kita memutuskan untuk makan malam bersama menikmati kuliner khas Lombok lainya yakni Ayam Bakar Taliwang yang melegenda. Ayam bakar taliwang mengakhiri eksplore Lombok dihari kedua dan hari ketiga adalah hai terakhir kita eksplore Lombok.

Bersambung ke-Eksplore Lombok Bagian ke -3

Hits: 325

Emye

Seorang Traveller yang hanya membantu untuk mempromosikan setiap wisata di Indonesia. ( Follow Instagram @kataomed - wa 081237395539 )

Baca Artikel Lainnya