Rumah Adat Bangsal Kencono, Daerah Istimewa Yogyakarta

Rumah adat Daerah Istimewa Yogyakarta bernama Rumah Bangsal kencono Kraton. Selain dikenal sebagai tempat tinggal Raja, Bangsal Kencono jika dilihat sekilas mirip desain rumah Joglo namun ukurannya lebih luas, besar dan lebar. Sedikit memiliki pengaruh arsitektur Belanda, Portugis dan Cina, secara umum desain dan arsitektur Bangsal Kencono sangat dominan dengan adat Jawa jika diperhatikan  dari segi ukiran yang ada pada atap, tiang dan dinding bangunannya.

Foto: lihat.co.id

 

Atap rumah Bangsal Kencono yang mirip adat rumah Jawa ini memiliki bubungan tinggi yang menopang pada 4 tiang di bagian tengah yang disebut Soko Guru. Materialnya terbuat dari genting tanah/sirap. Sedangkan untuk dinding dan tiangnya disusun dari kayu dengan kualitas tinggi. Warna hijau tua/hitam pada tiang menopang pada umpak batu berwarna hitam keemasan. Untuk lantainya dibuat dari murmer/granit dengan permukaan lebih tinggi daripada yang lain.

Foto: adat-tradisional.blogspot.com

Ciri khas Rumah adat Bangsal Kencono Yogyakarta:

1.Ukuran Rumah: karena desainnya seperti padepokan serta berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga Kerajaan, maka sudah jelas bangunan ini memiliki ukuran yang luas dan besar sesuai dengan kebutuhan fungsinya tersebut.

2.Desain dan Motif Ukiran: Dilihat pada halaman utama Bangsal Kencono yang ditanami aneka tanaman yang asri serta terdapatnya sangkar burung, ini menunjukkan bahwa Desain bangunan ini memiliki filosofi yang mengedepankan kecintaan terhadap alam. Sedangkan untuk motifnya sendiri dominan dengan nuansa kejawen yang berpadu dengan kebudayaan Eropa seperti arsitektur Belanda, Portugis dan Cina serta Hindu.

3.Fungsi: fungsi Bangsal Kencono sangatlah kompleks, karena selain sebagai tempat tinggal bagi keluarga kerajaan Yogyakarta, Bangsal ini merupakan tempat atau pusat diselenggarakannya berbagai upacara adat maupun ritual keagamaan bagi masyarakat.

Foto: adat-tradisional.blogspot.com

Susunan bangunan Bangsal Kencono Kraton yang kompleks terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan fungsinya, antara lain:

1.Bagian Depan

– Gladhag Pangurakan : gerbang utama sebagai pintu utama ke istana.

– Alun-alun Lor: lapangan yang terletak di utara kraton, biasa digunakan untuk upacara, grbeg, sekaten dan lain-lain.

– Masjid Gedhe: tempat ibadah punggawa kasultanan.

2.Bagian Inti

– Bangsal Pagelaran: bangunan khusus untuk penggawa kasultanan ketika menghadap Raja pada waktu upacara resmi.

– Siti Hinggil Ler: tempat upacara resmi kesultanan Yogyakarta.

– Kamandhungan Ler : Bangunan yang terletak di sebelah utara yang dahulu digunakan untuk perkara dengan ancaman hukum mati.

– Sri Manganti : dahulu digunakan untuk tempat menerima tamu kerajaan.

– Kedhaton : terdiri dari Kedhaton untuktempat tinggal Sultan, Keputren untuk istri Raja, dan Kesatrian untuk putra kerajaan.

– Kemagangan: digunakan untuk penerimaan abdi dalem, tempat berlatih dan ujian, serta apel kesetian para abdi dalem sewaktu magang.

– Siti Hinggil Kidul : dahulu digunakan Sultan untuk menyaksikan adu rampogan, tempatgladi resik upacara Grebeg, tempat berlatih Langen Kusumo/prajurit perempuan, dan tempat prosesi awal upacara pemakaman Sultan menuju Imogiri.

3.Bagian Belakang

– Alun-alun Kidul: alun-alun yang letaknya di selatan kraton, disebut juga Pengkeran.

– Plengkung Nirbaya: poros utama menuju gerbang utama untuk prosesi pemakaman menuju Imogiri.

Foto: adat-tradisional.blogspot.com

Bentuk fisik rumah adat Daerah Istimewa Yogyakarta “Bangsal kencono” yang ada di Kraton ini menjadi poros utama identitas budaya masyarakat Jogja. Selain itu rumah adat ini juga memiliki arti pentingterhadap perkembangan peradaban dan bukti eksistensi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

 

 

Sumber Referensi: adat-tradisional.blogspot.com

 

Hits: 92008

Defi Susisusanti

Gadis biasa yang tak punya kelebihan namun punya beragam kegemaran.

Baca Artikel Lainnya