Liputan Trip, Pendakian Gunung Sindoro Part 5

Jawa tengah memang layak mendapat sebutan sebagai “rumah” bagi sembilan gunung berapi. Gunung Sundoro atau lebih dikenal dengan nama Gunung Sindoro merupakan salah satu dari deretan sembilan gunung berapi tersebut.

Gunung Sindoro/Sumber : Yuli Aji.

Gunung Sindoro dengan ketinggian 3.115 meter di atas permukaan laut (mdpl) terletak di antara Kabupaten Wonosobo dan Temanggung. Gunung Sindoro merupakan gunung ketiga terbesar di Jawa Tengah, termasuk kategori gunung berapi yang masih aktif, dengan aktifitas paling besar telah mengubur Candi Liyangan yang merupakan peninggalan Mataram Kuno.

Panorama Gunung Sumbing yang cantik disertai kumpulan awan yang menawan merupakan daya tarik yang ditawarkan oleh Gunung Sindoro. Selain itu adanya Padang Edelwiess membuat Gunung Sindoro semakin menarik untuk dikunjungi.

CP (Inu dan Steven), Back Up (Amiral, Vikry, dan Deby)/Sumber : Tri, Inu, Aji

Backpacker Jakarta (BPJ) telah melaksanakan mountain hiking ke Gunung Sindoro yang ke-5. Trip ini diadakan pada tanggal 24 – 25 Maret 2018 dengan meeting point di sekretariat BPJ pukul 20.00 WIB serta share cost sebesar  Rp. 305. 750 untuk member BPJ dan Rp. 315.750 untuk Non Member BPJ. Contact Person (CP) trip kali ini adalah Inu dan  Steven, diperkuat tim back up oleh : Amiral, Vikry, dan Deby.

Kami berangkat sekitar pukul 22.00 dengan menggunakan bus pariwisata. Bus yang digunakan kali ini termasuk kategori big bus dengan konfigurasi tempat duduk 2 – 3. Jumlah peserta sebanyak 26 orang ditambah panitia pelaksana sebanyak 5 orang membuat bus tersebut terlihat lapang sehingga kami merasa lebih nyaman. Obrolan ringan disertai gurauan yang membuat kami tertawa mewarnai perjalanan kami kali ini. Iringan lagu yang turut serta menemani perjalanan kami, membuat suasana menjadi semakin berwarna.

Sindoro Via Kledung/Sumber : Sandy Alfiansyah

Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 13 jam, kami tiba di Desa Kledung. Cuaca mendung disertai rintik hujan menyambut kedatangan kami di base camp Sindoro via Kledung yang sekaligus menjadi markas tim SAR, Grasindo.

Suasana di Base Camp Sindoro/Sumber : Aji

Tidak ingin membuang waktu, kamipun segera melakukan persiapan untuk pendakian Gunung Sindoro. Istirahat, Sholat, dan makan kami lakukan sehingga kami dalam kondisi siap untuk melakukan pendakian. Hal yang tidak kalah penting kami lakukan adalah  re-packing kebutuhan yang akan diperlukan selama di Gunung SIndoro.

Pendakian dimulai sekitar pukul 14.00. Briefing dan doa bersama dilakukan agar perjalanan kali ini lancar dan sukses. Hal yang unik dalam pendakian kali ini adalah untuk menuju pos satu kami menggunakan jasa ojek dengan biaya sebesar Rp 25.000 perkepala.

Pos 1/Sumber : Inu

Perjalanan menggunakan ojek kali inipun terbilang menegangkan, karena medan yang dilalui berbatu dan cukup curam (dengan kecuraman lebih dari 45%). Tidak hanya itu, adanya jalanan berlubang disertai tikungan yang cukup tajam membuat suasana semakin menegangkan.

Perjalanan menuju pos 2

Langit yang dihiasi kabut tidak mengehentikan langkah kami untuk terus bergerak menuju pos selanjutnya. Medan yang dilalui menuju pos 2 berupa tanah dan semakin menanjak, walaupun demikian masih relatif mudah untuk kami lewati.

Perjalanan menuju pos 3

Menuju pos 3, medan yang dilalui mulai terjal dan berbatu. Selain itu adanya reruntuhan pohon membuat jalur untuk menuju pos 3 semakin beragam. Berbagai macam posisi tubuhpun berubah mengikuti medan tersebut. Adakalanya berjalan tegap, adakalanya harus melangkahkan kaki sedemikan lebar untuk bisa melewati medan tersebut, dan adakalnya harus merunduk. Rintik air yang mulai turun ikut serta menghiasi perjalanan kami.

Suasana warung di pos 3/Sumber : Inu

Sore hari kami tiba di pos 3. Adanya ruang tersendiri yang menyerupai bangunan setengah jadi menjadi pemandangan yang cukup menarik di pos 3. Tampak luar bangunan tersebut cukup luas. Setelah diteliti lebih lanjut, bangunan tersebut adalah milik seseorang yang berjualan gorengan serta beraneka ragam minuman sachet. Cukup merogoh kocek sebesar Rp 2.000, kita sudah bisa mencicipi nikmatnya gorengan yang hangat.

Tiba – tiba hujan turun dengan derasnya, membuat sebagian dari kami tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Sunrise Camp, lokasi camping kami. Hujan mulai reda sekitar pukul 18.30 dan kamipun melanjutkan perjalanan kami menuju Sunrise Camp. Jalurnya berupa tanah – bebatuan, cenderung terjal dan licin, ditambah perjalanan yang dilakukan malam hari membuat kami harus ekstra hati – hati.

Hujan belum berhenti hingga larut malam. Dalam kondisi seperti ini, hipotermi adalah hal yang paling dikhawatirkan terjadi. Mengganti pakaian dan mengkonsumi makanan serta minuman hangat merupakan hal yang kami lakukan untuk mencegah hipotermi.

Saat dini hari tiba, hujan masih terus turun hingga menghalangi kami untuk melakukan perjalanan menuju summit.

Suasana pagi hari di lokasi camping/Sumber : Adi Rachmandani

Rintik – rintik hujan masih ada hingga pagi hari disertai kabut yang cukup tebal. Tidak banyak yang dapat kami lakukan saat itu. Membuat sarapan bersama, saling berbagi cerita sampai bercanda ria membuat situasi saat itu menjadi lebih hangat. Selain itu  terlihat beberapa orang berjalan – jalan di sekitar lokasi camping.

Perjalanan turun/Sumber : Imelda.

Sekitar pukul 10.00, kami mulai berjalan meninggalkan lokasi camping. Mengingat hujan yang turun cukup deras dan lama, maka medan yang akan dilaluipun menjadi licin maka kami harus hati – hati agar tidak terjadi hal buruk pada kami.

Sesampainya di pos satu, kami kembali menggunakan jasa ojek untuk sampai di base camp. Hamparan warna – warni hijau perkebunan milik warga menjadi pemandangan yang menakjubkan kala itu. Segera setelah kami tiba di base camp, kami melakukan persiapan pulang menuju Jakarta.

Pemberian doorprize ketika perjalanan pulang/Sumber : Inu

Perjalanan pulang menuju Jakarta dimulai pukul 14.00. Pemberian doorpize dilakukan ketika perjalanan pulang dengan cara melakukan pengundian. Doorpize yang diberikan berupa satu helai jaket dari BPJ. Hhhmmm, cukup menggiurkan ya…

Setelah melewati perjalanan yang melelahkan, kami tiba di Jakarta sekitar pukul 03.00 dini hari dengan selamat. Walaupun pendakian kali ini tidak mencapai puncak Gunung Sindoro, tetap ada kecerian dan kebersamaan yang kelak akan menjadi cerita tersendiri bagi kami.

Testimony :

Aji #RT 21 : Sharecost Pendakian yg kesekian kali bersama Backpacker Jakarta, penuh kejutan dengan didampingi CP Innu, Epen, Debi, Amiral dan Vikry. Kejutan kedua dengan kendaraan yg tidak diduga bis ukuran besar biasa buat mudik ke Jawa Tengah kursi baris dua-tiga, dari 31 orang termasuk CP jadi bisa buat tidur berbaring. Ketiga cuaca yg tidak bisa diganggu gugat dari awal pendakian sudah rintik kabut, dicamp dan sampai esok

Rara Rahayu # RT 10 : Menurut aku pendakian Sindoro ini sama sih dengan pendakian gunung pada umumnya dengan anggota pendakinya yang cukup banyak. Sulit untuk bisa kenal nama & wajah baru dalam satu waktu. Tapi hebatnya  beberapa kali naik gunung dgn tipe seperti ini, ga ada “geng”/kel sendiri selama perjalanan, semuanya membaur. Kelompok dibentuk hanya untuk koordinasi perlengkapan dan logistik. Walau pendakian kali ini ga bisa summit rasanya semuanya tetep happy.

Views: 1061

Baca Artikel Lainnya