Kopdar Backpacker Jakarta #25 di Gunung Kapur

Tiga bulan berlalu telah tiba saatnya berjumpa denganmu. Eaaaaaa.. Tiap tiga bulan sekali memang sudah menjadi ketentuan yah buat grup RT yang tergabung di komunitas tercinta kita Backpacker Jakarta untuk mengadakan kopdar antar sesama warganya. Kopdar tersebut tak lain dan tak bukan merupakan salah satu cara untuk saling mengenal satu sama lain dan menambah kekompakan warga yang tak hanya rame di grup saja.

Kopdar kali ini di adakan oleh salah satu RT, yaitu Backpacker Jakarta 25 dan merupakan kopdar kedua setelah kopdar pertama kemarin diadakan pada januari lalu di Taman Honda Tebet. Berbeda dengan kopdar pertama, kopdar kedua bertema alam guys. Kali ini warga 25 mengunjungi salah satu gunung yang ada di kawasan Bogor, Jawa Barat yaitu Gunung Kapur. Di antara teman teman mungkin masih asing mendengar nama gunung ini, karena memang pendakian ke gunung ini masih tergolong baru dan di buka sekitar setahun yang lalu.

Gerbang pendakian puncak galau

Meski sebelumnya sempat ada perubahan itin dimana kopdar akan di adakan di bumper Mandawangi karena sesuatu hal akhirnya lokasi di ganti ke gunung kapur yang ada di kawasan Ciampea. Kopdar kali ini di isi dengan acara camcer, games, hiking ke gunung kapur dan juga belajar rapelling. Tanggal 29-30 april kemarin adalah pelaksanaan kopdar tersebut.

Cewek ceweknya Djiego

Mengambil lokasi mepo di stasiun bogor, sebagian peserta berangkat dari Jakarta dengan menggunakan kereta commuter line. Sebagian peserta yang masih bekerja di hari sabtu berangkat menyusul saat siang hari. Setelah berkumpul di stasiun bogor, perjalanan di lanjutkan dengan menyewa angkot dan sebagian lagi ojek online untuk menuju ke lokasi gunung kapur. Waktu tempuh dari stasiun ke lokasi sekitar kurang lebih 2 jam. Hal ini di karenakan kondisi lalu lintas yang padat saat libur panjang.

Cowok cowoknya Djiego

Lokasi pendakian ini tepatnya berada di daerah Warung Borong Ciampea. Pukul 1 siang rombongan tiba di basecamp di perum Mawar Asri Rt 1/Rw 6, disini kami singgah di rumah guide yakni pak Agus Nasution atau lebih dikenal pak komandan. Selesai beres beres perjalanan kami lanjutkan dengan naik angkutan umum menuju ke gerbang pendakian Gunung Kapur. Gunung kapur sendiri memiliki dua puncak yaitu puncak Galau dan puncak Lalana. Hari pertama kami berkunjung ke puncak galau.

Rombongan sampai di puncak Galau

Lokasi trekking ke puncak galau sebenarnya tak jauh, namun karena kondisi jalur pendakian yang lumayan terjal dan menanjak membuat kita harus ekstra hati hati, ditambah kondisi tanah yang agak licin karena sebelumnya di guyur hujan. Setelah selesai melakukan registrasi kami menempuh perjalanan sekitar 1 jam untuk sampai ke puncak. Di atas puncak galau dapat kita lihat hijau nya hamparan pepohonan dan deretan rumah penduduk. Gunung salak juga tampak terlihat berbalut awan dari atas puncak ini. Semua warga berfoto foto dan narsis menikmati indahnya panorama puncak galau.

View dari atas puncak galau
Trekking menuju puncak galau

Menjelang sore, akhirnya rombongan memutuskan untuk turun kembali ke basecamp dan persiapan untuk mencari lokasi camp. Lokasi camp kita ada di ladang pramuka yang lokasinya tak jauh dari rumah guide. Area camp ini berdekatan dengan aliran sungai dan juga perkebunan penduduk. Udara yang sejuk membuat kita lebih betah berada di sini. Karena memang saat di puncak galau udara sangat panas, ada baiknya saat ke puncak ini sebelum jam 10 pagi yah. Seusai sholat maghrib kami mendirikan tenda dan di lanjut dengan acara masak untuk makan malam. Yang menarik, saat acara kumpul bareng, kami mendapatkan banyak pelajaran dan sharing dari guide mengenai bagaimana sih menjadi seorang survival yang baik dan benar. Acara ini juga di isi dengan akustik musik dan nyanyi bareng warga 25.

Acara ngumpul bareng, masak dan makan malam

Hari berikutnya, setelah semua peserta bangun pagi dan sholat subuh, acara di lanjutkan dengan memasak. Nah, kali ini ada game memasak dari masing masing team yang di bagi menjadi 6 team yaitu team A, B, C, D, E dan F. Tiap team diwajibkan memasak apapun sesuai logistik yang sudah di bawah. Nantinya masakan paling enak dan unik akan menjadi pemenangnya. Selesai lomba, tiap team mengumpulkan kreasi masakannya untuk sarapan pagi bersama.

Lomba masak dan sarapan bersama

Perut kenyang terisi, hilang sudah rasa lapar dan rasa ini buat dia..hehhehee akhirnya kami menuju itin selanjutnya yakni trekking ke puncak Lalana. Sebelum trekking, semua warga djiego melakukan senam pemanasan buat meregangkan otot otot badan. Senam ini di pimpin warga djiego yang juga tergabung di klub tari talent BPJ yaitu Keyko.

Senam pagi sebelum trekking

Pukul 9 pagi kami melanjutkan berjalan kaki menuju basecamp lalana. Sama halnya dengan puncak galau, jalur puncak lalana juga lumayan terjal dan nanjak, bahkan ada jalur yang harus menaiki bongkahan batu karang besar. Tanjakan yang ada di puncak lalana ataupun galau di samping jalurnya sudah disediakan tali yang berfungsi sebagai pegangan saat trekking naik.

Trekking menuju puncak lalana

Menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan akhirnya sampai juga di puncak Lalana. Cuaca yang terik membuat warga djiego pada kepanasan hingga akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya kita berfoto foto ria. Ohh yah…tak jauh dari puncak lalana terdapat lokasi camp. Namun buat kalian yang tertarik untuk menginap di puncak ini baik galau maupun lalana, usahakan membawa logistik yang cukup, karena memang di bukit ini tidak ada air juga warung makanan.

Sesi foto member djiego di puncak lalana

Karena cuaca yang lumayan panas dan telah puas dengan berfoto foto, kami akhirnya turun dan kembali ke lokasi camp. Acara selanjutnya di isi dengan ishoma. Sore hari, tiba saat yang paling menantang, kami melakukan perjalanan ke sebuah jembatan untuk melakukan Rapelling. Ketinggian jembatan ini berkisar antara 6- 10 meter. Dengan di pandu oleh guide dan adek adek pramuka lainnya warga djiego mencoba olahraga yang menantang nyali ini.

Proses Rapelling warga djiego

Satu persatu warga djiego turun ke dasar sungai, keberanian mereka patut di acungi 5 jempol deh. Hampir semua Cewek ataupun cowok djiego mencoba rapelling ini. Ada yg berteriak, ada yang tertawa lepas karena berhasil sampai bawah sungai dan mengalahkan rasa takutnya. Karena terlalu bahagianya, waktu cepat berlalu dan hari juga menjelang maghrib, akhirnya kami kembali ke camp untuk mandi dan berberes. Setelah selesai sholat maghrib kami pamit ke pak agus untuk melanjutkan perjalanan pulang ke jakarta. Sesampainya di stasiun bogor, beberapa member ada yang makan malam di dekat stasiun dan ada juga yang langsung pamit pulang.

Makan malam sebelum lanjut pulang ke jakarta

Kopdar kali ini merupakan sebuah perjalanan yang sangat berharga bagi para warga djiego (sebutan untuk RT.25). Karena begitu banyak cerita dan pengalaman yang kita dapatkan disini. Kekompakan, keceriaan dan rasa kekeluargaan yang terjalin di kopdar kali ini sangat luar biasa. Semoga kedepannya buat warga Backpacker Jakarta semakin kompak selalu dan anti baper yahh..

Views: 538

Baca Artikel Lainnya