Rumah Betang!! Rumah Adat Khas Kalimantan Tengah

Rumah betang mempunyai ciri berbentuk rumah panggung dan memanjang. Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya haruslah searah dengan Matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah Matahari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari Matahari tumbuh dan pulang ke rumah di Matahari padam.

Rumah betang telah menjadi simbol yang kokoh dari kehidupan komunal masyarakat Dayak. Dengan mendiami rumah betang dan menjalani segala proses kehidupan di tempat tersebut, masyarakat Dayak menunjukkan bahwa mereka juga memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya. Mereka mencintai kedamaian dalam komunitas yang harmonis sehingga mereka berusaha keras untuk mempertahankan tradisi rumah betang ini. Rumah betang selain sebagai tempat kediaman juga merupakan pusat segala kegiatan tradisional warga masyarakat. Rumah betang menjadi tempat dan sekaligus menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat Dayak untuk membina keakraban satu sama lain.

Foto by Bonny Bulang

Menurut kepercayaan suku Dayak ada beberapa ketentuan khusus dalam peletakan bagian ruang pada Rumah Betang. Berikut beberapa ketentuannya :

  1. Pusat (poros) bangunan

Tempat orang berkumpul melakukan berbagai macam kegiatan seperti keagaman,sosial masyarakat dan lain-lain. Ruangan harus los dan berada ditengah bangunan.

  1. Ruang tidur

Disusun berjajar sepanjang bangunan Betang. Peletakan ruang tidur anak dan orang tua ada ketentuan tertentu dimana ruang tidur orang tua harus berada paling ujung dari aliran sungai dan ruang tidur anak bungsu harus berada pada paling ujung hilir aliran sungai, jadi ruang tidur orang tua dan anak bungsu tidak boleh diapit dan apabila itu dilanggar akan mendapat petaka bagi seisi rumah.

  1. Dapur

Bagian dapur harus menghadap aliran sungai karena menurut kepercayaan masyarakat setempat supaya mendapat rezeki.

  1. Tangga

Tangga dalam ruangan rumah adat Betang harus begrjumlah ganjil, tetapi umumnya berjumlah 3 yaitu berada di ujung kiri dan kanan, satu lagi di depan sebagai penanda atau ungakapan rasa solidariras menurut mitos tergantung ukuran rumah, semakin besar ukuran rumah maka semakin banyak tangga.

  1. Pante

Merupakan lantai tempat menjemur padi, pakaian, untuk mengadakan upacara adat lainya. Posisinya berada didepan bagian luar atap yeng menjorok ke luar. Lantai pante terbuat dari bahan bambu, belahan batang pinang, kayu bulatan sebesar pergelangan tangan atau dari batang papan.

  1. Serambi

Merupakan pintu masuk rumah setelah melewati pante yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kepala keluarga. Di depan serambi ini apabila ada upacara adat kampung dipasang tanda khusus seperti sebatang bambu yang kulitnya diarut halus menyerupai jumbai-jumbai ruas  demi ruas.

  1. Sami

Ruangan ini berfungsi ruang tamu sebagai tempat menyelenggarakan kegiatan warga yang memerlukan.

  1. Jungkar

Jungkar sebagai ruang tambahan dibagian belakang bilik keluarga masing-masing yang atapnya menyambung atap rumah panjang atau ada kalanya bumbung atap berdiri sendiri tapi masih merupakan bagian dari rumah panjang. Jungkar  ditempatkan di tangga masuk atau keluar bagi satu keluarga, agar tidak mengganggu tamu yang sedang bertandang. Jungkar yang atapnya menyambung pada atap rumah panjang dibuatkan tingkatan (ventilasi pada atap yang terbuka dengan ditopang/disanggah kayu) yang sewaktu hujan atau malam hari dapat ditutup kembali.

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Betang; http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1054/rumah-adat-betang

Hits: 2592

Baca Artikel Lainnya