Ereveld Menteng Pulo, Kuburan Belanda di Tengah Kota Jakarta

Gerbang depan Ereveld Menteng Pulo memberikan kesan pertama yang baik bagi para pengujung. Bersih dan indah. Selain itu, ada nuansa Eropa pada gaya bangunan gerbang tersebut. Pertama kali masuk, aku sudah terkagum-kagum pada kebersihan Ereveld Menteng Pulo yang sangat terjaga, ini menunjukkan keseriusan pengelola dalam mengelola tempat tersebut. Siapa sangka, dilahan yang terhimpit oleh bangunan-bangunan raksasa ini, terbaring lebih dari 4.000 jasad korban perang yang menjadi saksi bisu keganasan masa lalu.

Langit menghitam saat kami tiba disana, guntur berkali-kali terdengar sebagai tanda kepada bumi akan datangnya hujan. Namun suasana tersebut justru membuat Ereveld Menteng Pulo tampak semakin menarik. Pekatnya langit membuat hijau rerumputan dan warna putih pada nisan pemakaman menjadi semakin kontras. Demikian pula dengan warna-warna gedung perkantoran dan apartemen yang mengelilingi kawasan pemakaman ini. Sungguh memberikan panorama yang tidak biasa.

Aku dan teman-teman Backpacker Jakarta telah tiba di aula Gereja Simultaan sebelum hujan benar-benar turun, bangunan gereja ini adalah satu-satunya bangunan yang terdapat di Ereveld Menteng Pulo. Gereja Simultaan sudah tidak digunakan lagi untuk kegiatan keagamaan, tetapi hanya digunakan untuk acara-acara khusus dan untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Ereveld Menteng Pulo. Gereja Simultaan juga memiliki ruang khusus yang bernama Columbarium, dimana dalam ruang tersebut tersimpan tabung-tabung abu jenazah lebih dari 700 korban perang yang disusun secara rapih.

Ereveld Menteng Pulo jelas bukan objek wisata, tempat ini adalah pemakaman. Bahkan Miss Eveline, seorang sukarelawan yang menyambut dan memandu kami saat berkunjung kesana berkata bahwa tempat ini adalah taman makam kehormatan. Sebuah yayasan bernama Oorlogsgravenstichting yang berpusat di Belanda bertugas mengelola taman makam ini. Selain Ereveld Menteng Pulo, Oorlogsgravenstichting juga melakukan penataan dan perawatan enam makam perang Belanda lainnya yang ada di Indonesia, yaitu Ereveld Ancol di Jakarta, Ereveld Pandu dan Ereveld Leuwigajah di Bandung, Ereveld Kalibanteng dan Ereveld Candi di Semarang, serta Ereveld Kembang Kuning di Surabaya.

Bapak Elisa, petugas pemakaman yang juga menemani kami berkeliling Ereveld Menteng Pulo mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti untuk terus mencari jasad-jasad korban perang di seluruh Indonesia. Pencarian ini bahkan sudah dilakukan sejak tahun 1960, jasad-jasad korban perang yang  gugur antara tahun 1940-1955 bisa dipindahkan dan dimakamkan dengan layak di Ereveld Menteng Pulo. Apapun suku bangsanya. Mereka akan dimakamkan sejajar dengan siapapun dan atau apapun pangkat terakhir jasad yang dimakamkan disana, yang membedakan hanyalah tanda makam, yaitu tanda yang menandakan keyakinan yang mereka anut yang terlihat dari bentuk nisannya.

Ereveld Menteng Pulo memang bukan objek wisata, namun kita bisa dan boleh untuk berkunjung kesana. Mereka buka setiap hari pukul 08.00-16.00. Kunjungan dapat dilakukan secara perorangan maupun berkelompok. Jika berkunjung secara berkelompok, ada baiknya menghubungi mereka terlebih dahulu melalui surat elektronik. Agar pihak Ereveld Menteng Pulo dapat memandu dan memberikan beragam informasi kepada kita selama berada di Ereveld Menteng Pulo.

Sumber :

http://www.adindut.com/

 

Hits: 789

admin

Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas Travelling yang didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta dan sekitaranya (Bogor, Tanggerang, Bekasi dan Depok.

Instagram : @backpackerjakarta
Tiktok : @backpackerjakarta
Twitter : @official_bpj
Facebook : backpackerjakarta
Group Wa : 081237395539

Baca Artikel Lainnya